XXII - pt.1

396 60 0
                                    

"Ini sudah ketiga kalinya Jihoo berkelahi, aku sudah memberikan peringatan padanya namun ia sepertinya menutup telinga setiap aku bicara padanya" ucap seorang wanita yang diketahui wali kelas Jihoo

"Maafkan aku, aku akan bersikap lebih tegas padanya" ucap Changkyun

"Baiklah tuan Im"

"Terima kasih nyonya, permisi"

Changkyun keluar dari ruangan wanita itu lalu menghampiri Jihoo yang sedang duduk menunggu Changkyun keluar.

"Ayo pulang"

"Pulang? Tapi kelasku belum selesai"

"Wali kelasmu menyuruhmu pulang"

"Huft... Baiklah"

Keadaan hening saat mereka berada di dalam mobil. Sesekali Jihoo menatap Changkyun, tentu ia tau jika Changkyun sedang marah jadi ia hanya diam saja.

Sesampainya mereka di rumah. Changkyun tak membiarkan Jihoo langsung memasuki kamarnya. Tentu ia harus bicara pada anak itu.

"Dengarkan hyung!" ucap Changkyun

"Ya hyung" ucap Jihoo sambil menunduk

"Kenapa kau bisa berkelahi?"

"Maaf hyung"

"Aku tanya kenapa, Bukan menyuruhmu meminta maaf"

"I-ini... Ini bukan sepenuhnya kesalahanku hyung! Ia yang mulai, ia selalu mengejekku dan aku tidak bisa diam saja! Aku kesal padanya! Yasudah kupukul saja wajahnya"

"Bukan begitu caranya Jihoo! Kau bisa membicarakannya baik baik, tak usah main tangan, mengerti?"

"Orang seperti mereka tak bisa diajak bicara baik baik, harus dihajar"

"Jihoo, kau mau menuruti hyung atau tidak?"

"Huft.... Hyuuunggg kau tak mengerti bagaimana perasaanku saat mereka memberi perkataan rasis padaku! Aku-"

"Jihoo! Dengarkan hyung sekali ini saja"

"Aku selalu mendengarkan hyung"

"Kalau begitu turuti perkataan hyung! Jangan pernah berkelahi lagi! Jangan membuat masalah lagi, mengerti?"

"Ya hyung"




Semakin kesini Changkyun merasa Jihoo menjadi berbeda, tidak seperti Jihoo biasanya, ia menjadi lebih nakal. Sudah berapa kali Changkyun menegur Jihoo, namun Jihoo selalu melakukannya.

Seminggu yang lalu Changkyun dipanggil ke sekolah gara gara Jihoo berkelahi, dan kali ini Changkyun mendapat kabar dari wali kelas Jihoo bahwa Jihoo membuat kekacauan saat jam istirahat, itu membuat Changkyun stres.

Untuk kesekian kalinya Jihoo tidak makan malam bersama sama. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar sehingga Changkyun harus mengantar makanan ke kamarnya, terkadang Namjoo dan yang lain yang mengantarkan makanan.

"Jihoo" panggi Changkyun dari ambang pintu dengan membawa nampan berisi makanan

"Masuklah hyung" jawab Jihoo tanpa menoleh, ia masih fokus pada apa yang ia lakukan

"Kenapa kau tidak ikut makan bersama kita?" tanya Changkyun sambil menyimpan nampan itu di meja

"Aku tidak lapar hyung"

"Hampir setiap hari? Kau tak akan makan selamanya?"

"Jika aku lapar aku akan turun kebawah hyung"

"Jihoo, ada apa dengan dirimu huh?"

"Ada apa apanya? Tak ada"

"Kau menjadi lebih nakal, kau selalu membuat masalah di sekolah, kenapa kau ini?"

"Maafkan aku hyung karena sudah merepotkanmu"

"Aku sudah lelah Jihoo, kau tak pernah mendengarkanku lagi, sekali ini saja, dengarkan aku, aku tak ingin kau menjadi anak yang tidak baik, bagiku kau adalah segalanya, kau...... Hiks...... Saat aku membawamu kesini, aku harap kau bisa seperti dia hanya karena wajahmu mirip dengannya, tapi ternyata tidak, kau tidak bisa seperti dirinya, hiks....... Kau tidak bisa sebaik dirinya, k-kau-"

"Hyung!" ucap Jihoo agak membentak Changkyun

"Apa yang kau maksud dia adalah Jooheon? Dengar hyung! Jooheon adalah Jooheon dan Jihoo adalah Jihoo, walaupun wajah kami sama bukan berarti sifat kamipun sama, kau tidak bisa memaksaku untuk seperti Jooheonmu itu"

"Aku.... Aku hanya ingin ia kembali" lirih Changkyun

"hyung" Jihoo memeluk tubuh Changkyun

"Maaf" lirih Jihoo








Changkyun sedang mengemasi pakaiannya, besok ia akan pergi ke Amerika untuk suatu urusan. Lagi lagi Changkyun merasakan itu, hawa dingin yang menyentuh kulitnya.

Sebuah tangan besar dan dingin berhasil menyentuh pundak Changkyun. Ia hanya bisa memejamkan mata dengan kuat saat mengetahui tangan itu menyentuhnya. Changkyun terlalu takut untuk berbalik.

"Kukira kau sudah pergi" ucap Changkyun pelan

Changkyun bisa mendengar pemilik tangan itu berkata tidak, walaupun hanya sebuah bisikan yang amat pelan. Changkyun tersenyum sejenak lalu memberanikan diri untuk berbalik untuk melihat pemilik tangan itu, ia menatap Changkyun tajam, namun sepertinya ketakutan Changkyun hilang begitu saja. Ia menatap dengan tenang pemilik tangan itu.







Disisi lain, Jihoo bersama yang lainnya tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah. Ketenangan mereka terpecah saat Changkyun memasuki ruang bermain yang sekarang dijadikan ruang belajar untuk keempat anak tersebut.

"Aish hyung, bisakah kau mengetuk pintu?" ucap Youngjae

"Aku tidak tau jika kalian bisa serajin ini" ucap Changkyun sambil terkekeh kecil

"Kau mengejek kami hyung?" ucap Namjoo

"Sudahlah, aku ingin bicara pada kalian" ucap Changkyun

"Kau sedang berbicara pada kami hyung" ucap Jihoo

"Bicara yang penting" ucap Changkyun

"Jadi begini, besok hyung akan pergi ke Amerika untuk suatu urusan, tak apa kan jika hyung tinggalkan kalian untuk satu bulan kedepan? Hyung sudah memanggil teman hyung untuk menjaga kalian, besok ia akan datang" lanjut Changkyun

"Hyuuuunggg aku tidak mau ditinggal olehmu" rengek Hanbin

"Jangan merengek! Kau sudah besar" ucap Namjoo

"Apakah teman hyung sebaik hyung? Bagaimana jika dia jahat?" tanya Youngjae

"Ia tidak jahat, ia baik, ia juga pengurus panti sepertiku, ia pasti bisa mengurus anak anak nakal seperti kalian" ucap Changkyun

"Tapi kau akan kembali kan?" tanya Jihoo

"Tentu" jawab Changkyun

"Berjanjilah kau akan kembali"

"Ini, aku memiliki hadiah, dia akan menemanimu saat aku tidak disini" Changkyun memberikan sebuah mainan tanah liat berbentuk serigala pada Jihoo

Jihoo hanya menatap mainan itu, entah kenapa perasaannya menjadi campur aduk saat itu juga.

"Hyung akan membuatkan makanan yang enak untuk kalian, apakah kalian ingin membantu hyung?" ucap Changkyun

"Baiikk!" ucap mereka serempak






Malamnya mereka berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Mereka makan dengan lahap, mungkin makan malam kali ini adalah makan malam paling istimewa bagi mereka, terlebih lagi makanan yang banyak.

"Hyung seharusnya kita makan seperti ini setiap hari" ucap Namjoo

"Iya hyung" ucap Hanbin

"Tidak biasanya kau memasak sebanyak ini hyung, ada apa?" tanya Jihoo

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?"

"Tidak, hanya saja kau hari ini tampak aneh hyung"

"Aneh bagaimana? Apa wajahku seperti alien?"

"Aish terserah"

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang