VII - pt.2

380 47 11
                                    

Changkyun dan bibi Eun masih fokus memperhatikan jendela yang masih tertutup itu. Waktu sudah menunjukan pukul 8 tapi anak itu tak kunjung menampakan dirinya. Apa ia tidak ingin berteman dengan Changkyun?

"Tuan apa-"

"Jangan panggil aku tuan, panggil aku Changkyun saja bibi, panggilan itu menggelikan di telingaku"

"Baiklah Changkyun, kau bilang jika anak itu akan muncul bukan? Kenapa aku belum melihat apapun?" ucap bibi Eun

"Sebentar lagi dia pasti muncul, aku sudah memberinya surat untuk dibalas" ucap Changkyun

Beberapa menit kemudian, benar saja anak itu muncul. Anak itu terlihat membawa sebuah kotak, pasti itu surat. Changkyun terlihat sangat senang, ia menarik bibi Eun untuk lebih dekat dengannya.

"Bibi, itu! Itu dia!" ucap Changkyun

Bibi Eun memicingkan matanya untuk melihat anak itu lebih jelas.

"Hei! Kau pasti akan membalas suratku kan?" tanya Changkyun pada anak itu

Anak itu melempar kotak kecil yang ada di tangannya. Sayangnya kotak itu jatuh ke bawah. Changkyun menghembuskan napasnya kasar, jujur ia agak kesal, setelah menunggu lama tetapi kotak itu malah jatuh.

"Apa kau tidak memiliki tenaga hanya untuk melempar kotak itu? Dasar ceroboh, aku sudah menunggu lama tau! Aish" Changkyun mengomeli anak itu, anak itu hanya menatap Changkyun

"Ada apa Changkyun?" tanya bibi Eun

"Anak itu ceroboh, ia melempar kotaknya tidak tepat sasaran, aku harus ke bawah untuk mengambil kotak itu, apa ia mengerjaiku?" omel Changkyun sembari keluar dari kamarnya, sedangkan bibi Eun hanya terkekeh melihat Changkyun yang kesal

Changkyun harus cepat cepat mengambil kotak itu atau tidak akan ada yang mengambilnya dan membacanya. Namun ia tiba tiba mendengar suara seorang anak laki laki seperti sedang berbicara lalu tertawa. Suara itu berasal dari kamar Minhyuk. Changkyun berjalan mendekati kamar Minhyuk untuk memastikan siapa yang sedang mengobrol.

Changkyun mengintip lewat pintu yang sedikit terbuka. Ia hanya melihat Minhyuk sedang tertidur sambil memeluk bonekanya. Gara gara itu ia sampai lupa jika ia harus mengambil kotak yang jatuh itu.

"Changkyun?" Changkyun menoleh ke asal suara itu

"Ibu?"

"Kenapa kau ada disini? Kau belum tidur?" ucap ibunya, Changkyun hanya menggeleng

"Soal itu, maafkan ibu ya, ibu benar benar sangat khawatir pada Minhyuk, sungguh, ibu tidak bermaksud membentakmu, maafkan ibu"

"Tak apa ibu" Changkyun lalu pergi meninggalkan ibunya, Helena tau jika Changkyun masih marah padanya

Saat Changkyun kembali ke kamarnya, bibi Eun sudah tak ada disana. Changkyun tak ingat ia harus mengambil kotak itu.

"Eh, aku kan harus mengambil kotak itu, ah tapi aku terlalu malas untuk turun ke bawah, besok saja, kotak itu jatuh ke rerumputan pasti tidak ada yang akan melihatnya" ucap Changkyun sebelum ia menutup matanya









"Ibu apa ini ibu yang memasak?" tanya Kihyun

"Iya Kihyun"

"Ini enak bu" ucap Kihyun

"Changkyun, kau masih marah pada ibu?" tanya Helena

"Tidak, aku tidak marah pada siapapun" jawab Changkyun

"Ibu memasak karena Changkyun"







Saat Changkyun akan pergi ke sekolah, Hyunwoo memanggil Changkyun.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang