4. Andre.

2.5K 134 0
                                    

Sekarang Tika sedang bersantai di taman rumahnya. Dia lebih memilih membaca novel di bawah pohon rindang taman itu dari pada berjalan-jalan di luar. Kursi taman dibuat semenarik mungkin, sungguh dia nyaman berada di sini. Jika kalian tanya dimana Rehan? Lelaki itu pergi dari siang tadi untuk mengurus adiknya yang katanya sedang terkena masalah di kampusnya.

"Hidup tidak seindah cerita novel." Gumam Tika, bibirnya terus mengunyah buah anggur tanpa henti. Hingga membuat lelaki yang berdiri di ambang pintu tersenyum tipis.

"Sayang udah sore, ayo masuk." Suruh Rehan, dia menatap lembut wajah sang istri. Tika berjalan masuk kedalam rumahnya. Dia melirik lelaki di sampingnya sinis.

"Baru pulang? Kenapa gak sekalian tidur di kampus? Berhubung kamu udah pulang, aku mau pergi dulu." Ucap Tika, ketus. Dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dengan Rehan berjalan di sampingnya.

"Kemana?" Tanya Rehan, dia memeluk pinggang ramping Tika dengan posesif.

"Perlu kamu tahu?" Sinis Tika. Dia rasa itu tidak perlu, sejak dia baru tiba di jakarta, dia belum pernah tuh jalan-jalan. Musibah menimpa keluarganya, hingga dia harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dia kenal. Miris memang hidupnya.

"Kamu itu istriku, ya jelaslah aku harus tahu kemana kamu pergi." Geram Rehan, frustasi. Kenapa Mika tiba-tiba berubah seperti ini? Kemana Mika yang dulu?

"Restoran." Jawab Tika, dia mengambil tasnya lalu berjalan keluar rumah.

"Aku antar."

"Gak."

"Sayang...."

"Terserah." Putus Tika, akhirnya. Mobil sedan berwarna hitam melaju meninggalkan pekarangan rumah mewah milik Rehan.

"Mau ngapain disana?" Tanya Rehan yang jelas-jelas masih Tika dengar. Dia hanya berpura-pura tidur.

Menenangkan diri_Jawab Tika dalam hati.

"Aku harap aku cepat tahu dimana letak kesalahanku, hingga kamu tidak lagi mendiamkan aku." Gumam Rehan, sambil memukul stir mobilnya.

Mobil sedan yang di tumpangi Tika dan Rehan berhenti di parkiran Restoran Italia. Mereka masuk kedalam restoran sambil bergandengan tangan.

"Silahkan duduk nyonya Mika Admaja." Ucap Rehan kepada Tika yang hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Mau pesan apa Mbak, Mas?" Tanya pelayan perempuan itu kepada pasangan pengantin baru di depannya.

"Saya spegeti dan jus lemon, kalau kamu?" Tanya Tika, sambil melirik Rehan sekilas.

"Samain aja." Jawab Rehan, matanya fokus menatap layar heandpon miliknya.

"Baik, mohon di tunggu." Ucap pelayan itu sambil tersenyum ramah. Tika merasa jenuh dengan Rehan yang sok sibuk dengan heandpon miliknya.

"Rey, yaampun, akhirnya aku ketemu kamu disini. Soalnya ada yang mau aku omongin sama kamu. Kita kesana bentar yuk," Ajak perempuan perusak suasana. Disini ada Tika juga kalik, kenapa yang disapa hanya Rehan? Apa mata perempuan itu katarak? Sehingga dia tidak bisa melihat Tika disini.

Rehan sengaja pergi tanpa meminta izin kepada istrinya. Dia duduk dengan Agnes, temannya. Dia ingin lihat, Mika cemburu atau tidak dia duduk dengan perempuan lain tanpa seizinnya?

"Ini mbak pesanannya." Ucap pelayan itu.

"Iya, makasih."

Persetan dengan Rehan. Sekarang yang terpenting untuk Tika adalah perutnya kenyang dan nanti dia bisa tidur nyenyak.

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang