24. Ibu Rumah Tangga

903 48 0
                                    

Rehan berjalan mengendap-endap untuk masuk kedalam kamarnya. Dia melepas jasnya dan menaruhnya di dalam keranjang pakaian kotor.

Ditatapnya wajah istrinya yang sedang tertidur. Tidak lupa di samping kanannya terdapat kedua anaknya yang sedang tertidur pulas juga.

Rehan masuk kedalam kamar mandi. Suara germicik air cukup mengganggu tidur nyenyak Tika.

Tika bangun dari tidurnya. Lalu dia menyiapkan baju tidur untuk Rehan. Sudah menjadi kebiasaan Tika untuk menyiapkan apapun keperluan Rehan.

Rehan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan haduk putih yang melilit tubuh bawahnya.

Perut sixpack milik Rehan membuat Tika berkali-kali menelan slivernya sendiri.

Tika berharap semoga air liurnya tidak menetes.

"Ahem, ngapain kamu ngelihatin aku kayak gitu?" Tanya Rehan, dia berdiri tepat di depan Tika.

Dengan gugup, Tika menjawab, "An_anu, itu, emmm..."

Sambil mengerutkan keningnya, Rehan menerima baju tidur yang Tika sodorkan.

"Agil sama Alea kenapa kamu tidurin disini?" Rehan naik keatas kasur sambil mencium bergantian pipi anaknya.

"Dari tadi mereka rewel banget, Mas. Mungkin mereka kangen sama papanya." Cengir Tika, Rehan mendekat kearah Tika. Dia mengusap lembut pipi istrinya.

"Oh, jadi si kembar doang yang kangen sama papanya, mamanya gak kangen gitu?" Goda Rehan, dengan malu Tika memukul bahu Rehan, pelan.

"Apaansih kamu. Sana makan, Tadi Bi' Inah masak makanan kesukaan kamu." Suruh Tika, dia beranjak dari tempat tidurnya.

Kaki jenjang Tika melangkah ke meja riasnya.

"Aku udah kenyang. Soalnya tadi aku udah makan bareng Juna sama Alex." Jelas Rehan, Tika menganggukkan kepalanya, dia mencoba mengerti akan semuanya.

"Sayang, kemarin Bian udah ngomong sama aku dan papa kalau minggu depan dia mau melangsungkan pernikahannya dan Vania di Jogja." Ucap Rehan, tiba-tiba. Tika membuka mulutnya lebar. Apa dia tadi tidak salah dengar? Jogja?

"Jogja yang terkenal dengan nama kota pelajar itu 'kan?" Tanya Tika, antuasis. Rehan yang bingung dengan pertanyaan istrinya hanya menganggukkan kepalanya saja.

Tika langsung loncat kegirangan. Mata cantiknya memancarkan aura kebahagiaan.

"Yes, akhirnya ke Jogja juga." Seru Tika seperti anak kecil. Perempuan cantik itu sampai loncat-loncat di atas lantai kamarnya.

"Sayang, yank......" Panggil Rehan, sambil memegang kening istrinya. Siapa tahu istrinya itu kesurupan.

"Apaansih, aku tuh gak sabar banget buat pergi ke jogja. Nanti kita mampir kemario boro ya? Pliss..." Mohon Tika, sambil mengerjakan matanya berulang kali.

Rehan mendengus pelan. Dia menatap istrinya sambil mengelengkan kepalanya.

"Ujung-ujungnya kepusat pembelanjaan." Sindir Rehan kepada istrinya. Sedangkan yang disindir hanya nyengir saja.

"Heee...., tahu aja sih kamu, Mas." Tika tersenyum malu di depan suaminya.

***

Sekarang Tika sedang menemani Rehan sahur. Pasalnya dia belum boleh untuk ikut berpuasa karena masih dalam keadaan nifas. (orang yang baru saja selesai melahirkan)

"Bi', tolong buatkan saya jus alpukat ya?Gulanya ganti madu aja." Pinta Tika kepada asisten rumah tangganya.

"Iya,  Nyonya. Tunggu sebentar." Balas Bi' Inah sopan.

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang