Sekarang keluarga Admaja sedang mondar-mandir di depan ruang persalinan. Mereka terlihat panik saat ini.
Bian yang sedang menjemput Rehan di bandara juga tidak kunjung kembali. Entah kemana perginya lelaki itu? Hingga sampai saat ini belum kembali ke rumah sakit.
Flash back On.
Waktu selesai berbuka, Tika dan Vania bercanda di kamar sambil menonton Drama Korea. Saat Vania sedang turun mengambil minuman, tiba-tiba Tika berteriak dan mengeluh sakit. Darah segarpun mengalir hingga tanpa sengaja Vania melihat kaki Tika terdapat noda darah.
Vania yang memang Dokter kandungan tahu akan tanda dan kejadian itu.
Dengan mencoba tenang, Vania meminta orang tuanya untuk membawa Tika ke rumah sakit.
"Tahan ya kak." Ucap Vania, mencoba tidak panik di depan Tika.
Keringat dingin membasahi kening Tika. Sungguh di dalam hati Vania, dia sangat panik.
Flash back off
Rehan menerjang banyak orang. Tanpa bicara banyak hal, dia langsung masuk kedalam ruang persalinan.
Tika menggegam tangan Rehan dengan kuat.
"Sakit, Sakit Mas...." Tangis Tika pecah saat ini. Sungguh rasa sakit di perutnya tidak bisa dia jelaskan.
"Sayang, kamu pasti bisa. Demi anak kita." Rehan terus menyemangati istrinya. Jujur dia juga bingung jika di hadapkan dengan situasi seperti ini.
"Dokter, jangan pernah sentuh selengkang istri saya. Van, ambil alih." Seru Rehan berapi-api. Vania yang sudah panik sendiri ingin sekali menenggelamkan kakaknya itu ke laut antena. Dikeadaan yang sangat darurat begini, kakaknya itu masih saja memikirkan selengkang istrinya.
"Dasar over protektif." Cibir Vania, menggeram kesal. Rehan tidak masalah tangannya terluka karena terkena kuku panjang Tika, asalkan dengan cara ini istrinya bisa lebih semangat untuk melahirkan kedua anaknya.
"Oek..., Oek..." Suara tangis Bayi terdengar nyaring. Tapi tunggu.....
Baru satu, masih ada satu lagi. Sudah 2 jam Tika berada di ruang persalinan.
"Sayang, kamu pasti kuat. Demi anak-anak kita." Ucap Rehan, dia terus menyemangati istrinya.
"Tarik nafas kak, hembuskan perlahan, lalu terik lagi. Terus begitu sampai anak kakak keluar." Instruksi Vania, dia tidak kalah paniknya dengan Rehan. Sedari tadi Tika menuruti perkataan Vania dengan keringat yang bercucuran. Padahal ruangan persalinan ini ber Ac.
"Oek..., Oek..." Suara Bayi menangis kali ini membuat semua orang lega. Termasuk Tika.
Helaan nafas terdengar lega dari para dokter maupun suster yang berada di ruangan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
Storie d'amoreBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...