Semua sanak saudara keluarga Admaja masuk kedalam rumah kediaman Agnes.
Rehan berjalan males diapit kedua temannya. Siapa lagi kalau bukan Juna dan Alex.
Maurel tidak henti-hentinya mendumel dan mengkritik penampilan Agnes. Padahal perempuan itu juga belum melihat bagaimana penampilan Agnes.
"Yaelah, Rel. Emang kamu tahu gimana penampilan Agnes nanti?" Tanya Tania sambil menggendong putra kecilnya.
"Tahu, paling kayak badut." Jawab Maurel sambil tertawa keras.
Tania hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah ajaib Maurel yang memang sulit di tebak.
****
Agnes dan Rehan duduk berdampingan, mereka berdua sedang saling tatap. Bedanya Agnes menatap Rehan penuh cinta, sedangkan Rehan menatap Agnes dengan penuh kebencian.
"Bagaimana Mas Rehan, Mbak Agnes, dan para Saksi, apa bisa kita mulai ijab kabul sekarang?" Tanya sang penghulu kepada Agnes, Rehan dan para wali mereka.
"Bisa, Pak. Bisa." Jawab Lilis, antuasis. Sedangkan yang lainnya hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Tunggu sebentar!!" Bentak Atala, dia menatap semua orang dengan sorot tajam.
"Apa maksud kamu?" Tanya Syam, marah. Semua orang berdiri dari posisi duduknya. Atala menghampiri Agnes dan Rehan.
"Apa kabar, Nes? Masih ingat dengan saya? Selama hampir dua minggu saya ngikutin kamu, akhirnya semua rahasia kamu ketahuan juga sama saya." Ucap Atala. Dia menatap Agnes yang sedang menundukkan kepalanya sambil tersenyum iblis.
"Do, tunjukkin pada semua orang tentang kebusukan perempuan di depanku ini." Suruh Atala kepada Aldo lewat heandponenya.
Sebuah layar monitor besar menampilkan sosok perempuan cantik yang sedang memakai gaun merah maron. Perempuan itu berdiri di depan dua orang berpakaian hitam.
"Lempar batu ke kamar itu dan jangan sampai meleset. Kalian harus bisa buat Mika mati." Suruh Agnes sambil tersenyum devil. Dia menunjuk sebuah kamar yang terdapat bayangan seorang perempuan yang sedang membaca buku di jendela kamarnya.
"Baik, Bos. Asal bayaran banyak semuanya terkendali." Balas salah satu lelaki itu. Dia mengambil batu besar dan melemparnya ke lantai dua kamar Mika.
Pyar....
Sungguh miris nasib Mika, batu itu mengenai tepat di bagian kepalanya. Mika terkapar dengan darah yang terus bercucuran lewat pelipisnya.
"Haaaa.....akhirnya gue bisa miliki rehan seutuhnya,kamu milikku rey,kamu milikku" seperti iblis,agnes tertawa disaat semua orang menangisi kepergian mika
"Ini bayaran kalian, sekarang kita cabut." Intruksi Agnes kepada kedua orang suruhannya.
Tika tertunduk melihat semuanya. Dia menatap Agnes nyalang. Tatapan benci, terluka, dan perih.
"Dasar perempuan biadap, perempuan gila, gak tahu diri, Iblis, kamu..." Maki Tika, tangannya di pegang oleh Atala dan juga Aldo.
Tidak ada yang tahu memang kalau keluarga Guana memiliki anak kembar.
Selepas kejadian itu Tika datang dengan senyum mengembang.
Tapi senyum itu lenyap seketika disaat Tika melihat keadaan kakaknya yang bersimpuh darah.
Hal yang paling Tika sesali adalah kakaknya meninggal disaat pernikahannya tinggal menghitung hari. Terpaksa dia harus menggantikan posisi kakaknya untuk menikah dengan lelaki yang seharusnya menjadi kakak iparnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
RomanceBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...