Sudah 1 bulan lebih Tika menyandang sebagai istri ceo muda Rehan Admaja. Kehidupannya jauh berbeda dari sebelumnya.
"Sayang....." Panggil Rehan, dia mengguncang pelan bahu istrinya yang masih tertidur pulas. Mungkin istrinya masih capek setelah kemarin menghadiri wisuda adiknya, Vania.
"Yank....." Panggil Rehan, sambil mencium seluruh wajah istrinya. Wajah itu terlihat sangat polos dan menggemaskan ketika sedang tidur.
"Sayang, bangun dong. Aku mau berangkat kerja." Suruh Rehan. Tika membuka matanya dengan perlahan. Perempuan cantik itu menatap wajah suaminya tanpa berkedip.
"Udah jam berapa? Kamu kok gak bangunin aku sih? Aku belum masak tahu." Sungut Tika, masih dengan posisi tidur. Rehan terkekeh pelan, istrinya itu sangat heboh kalau urusan memasak.
"Shuttt....., Kamu tidur lagi aja gak apa-apa. Kalau mau makan beli aja bubur di depan komplek rumah kita. Kasihan banget istriku, pasti badannya lagi capek." Ucap Rehan, sambil mencubit gemas hidung istrinya.
"Ish..., Kamu tuh nyebelin banget. Terus kamu sarapan apa? Kalau kerja itu perut harus di isi, gak boleh kosong." Omel Tika, sambil berkacak pinggang.
"Sarapan nasilah."
"Rehan....." Geram Tika.
"Haaa....., Jangan marah dong, nanti di ketawain sama mentari pagi." Kekeh Rehan. Tika menggerakkan giginya sambil memutar kedua bola matanya malas.
"Kalau gitu aku ikut kamu ke kantor. Plis....." Mohon Tika, dia bergelayut manja di lengan kekar suaminya.
"Kamu di rumah aja." Larang Rehan, sambil mencium puncak kepala istrinya.
"Ishhhh...., Yaudah sana berangkat ke kantor. Nanti aku pergi ke restoran Andre aja, lumayan cuci mata." Sungut Tika, sambil membanting pintu kamar mandi.
Tika keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk bergambar hello kitty yang hanya bisa menutup setengah dari tubuhnya. Hal itu membuat Rehan meneguk ludahnya beberapa kali.
"Gak usah lihat-lihat." Sinis Tika, dia kembali masuk kedalam kamar mandi. Lalu dia keluar lagi dengan menggunakan baju hitam dan rok merah muda. Rambutnya dia biarkan tergerai indah. Make up tipis terlihat menghiasi wajah cantiknya. Tika berjalan santai mengambil tas dan kunci mobil di depan suaminya.
"Katanya mau pergi ke kantor, cepat. Aku juga mau pergi, kalau kamu gak jadi pergi ke kantor yaudah" Ucap Tika, tangannya sibuk mengikat tali sepatu putihnya. Bibirnya tersungging sinis ketika dia melirik suaminya terus menatap kearahnya.
Baru saja Tika Ingin memegang kenop pintu kamarnya, Rehan sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya. Rehan melumat bibir Tika begitu dalam. Tubuhnya dia rapatkan ketubuh istrinya.
"Jangan pernah membuatku cemburu." Bisik Rehan serak, dia menggigit pelan leher dan daun telinga Tika.
"Apaansih, aku lapar tahu. Aku mau beli mak...."
Tanpa mendengarkan kelanjutan ucapan istrinya, Rehan langsung menggendong istrinya ke meja makan.
"Duduk, aku buatin kamu nasi goreng." Suruh Rehan, dia mencoba sabar menghadapi sikap istrinya yang dikit-dikit berubah. Kadang romantis, kadang baik, dan kadang nyebelin.
Jujur, di lubuk hati Tika dia sedang menangis dalam diam. Suaminya sangat perhatian kepadanya, tapi kenapa dia selalu membuat suaminya itu marah? Pantaskah jika dia di panggil sayang oleh suaminya?
Rehan datang ke meja makan sambil membawa sepiring nasi goreng dan segelas susu putih. Dia meletakkan masakannya di depan sang istri.
Mata Tika melirik susu putih buatan Rehan, tiba-tiba perutnya terasa mual saat mencium susu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
RomanceBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...