Di sinilah mereka berdua berada, di taman rumah sakit yang terlihat sangat sepi. Mereka bertiga duduk di kursi taman rumah sakit.
Mereka berdua hanya diam dan tidak ada satupun yang membuka suara. Hanya angin yang berhembus serta suara germicik air yang menemani mereka.
"Berapa usia anak ini? Dia sangat lucu sekali. Aku rasa matanya mirip sepertimu, Rey." Ucap Tika, membuka suara. Rehan tersenyum tipis. Iya, tadi yang Kevin tabrak adalah Rehan, Rehan Admaja.
"Lama ya kita gak ketemu? Sepertinya usia anakmu ini di bawah anakku satu tahun." Tambah Tika. Rehan melirik Tika sekilas.
"Ini anak Vania, aku belum menikah. Dan anak kecil tadi itu benar anakmu dengan lelaki tad...."
Drettt....
Heandpon Tika berbunyi nyaring hingga menghentikan percakapan antara dirinya dan Rehan.
"Maaf, aku angkat telepon dulu." Ucap Tika, tidak enak. Tika mengangkat telepon tanpa beranjak dari kursi taman yang dia duduki bersama Rehan.
Aldo calling!
"Hem, ada apa?"
"..........."
"Sebentar, aku tadi bertemu dengan teman lamaku dan sekarang aku sedang mengobrol sebentar dengannya."
".........."
"Kamu tenangkan dia sebentar. Dasar bodoh, masa menenangkan anak doang gak bisa!"
"............"
"Kamu tuh nyebelin banget. Awas aja sepulang dari rumah sakit nanti kamu tidur luar."
"............"
"Bilang sama mama kalau anaknya yang cantik, baik, dan mempesona ini akan datang sebentar lagi."
".........."
"Dih, biarinlah, orang tuh harus percaya diri."
Pip......
Tika mengakhiri sambungan teleponnya sambil tersenyum manis.
"Maaf ya, Rey. Kevin sedang menangis dan sepertinya Aldo kesulitan untuk menenangkannya. Titip salam buat Vania dan siapa nama keponakan kamu itu?" Tanya Tika, sambil mencium lembut pipi chabby anak perempuan yang berada di dalam pelukan Rehan.
"Salsa, titip salam buat suamimu juga." Jawab Rehan, sambil tersenyum getir.
"Pasti akan aku sampaikan." Balas Tika, dia berjalan pergi meninggalkan Rehan sendiri di taman rumah sakit.
"Aku kira kita bisa bersama seperti dulu lagi setelah lama kita berpisah dan akhirnya hari ini kita bertemu. Ternyata dugaanku itu salah." Gumam Rehan, dia meringis sakit. Apa yang dia harapkan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
***
Aldo sibuk mendumel. Tika benar-benar membuat dirinya naik pintam hari ini. Dia meminta kembali ke Jakarta dengan cara mendadak. Aldo yang berprofesi sebagai Dokter menghela nafas kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
RomanceBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...