44. Penjelasan.

1.1K 48 0
                                    

Tika menatap kedua orang di depannya dengan tatapan kesal. Rehan dan Aldo sama-sama tipekal orang yang pemarah. Mereka sama-sama sulit mengendalikan emosi.

Lihatlah mereka berdua, mereka saling tatap sinis dan mengejek layaknya anak remaja yang sedang merebutkan kekasihnya.

"Bisa gak sih kalian berdua gak berantem? Salsa dan Kevin takut ngelihat kalian berdua." Tegur Tika, dia memeluk Kevin dan Salsa dengan erat.

"Aldo, aku mau kamu jelasin semuanya." Pinta Nadia, dia berjongkok sambil memeluk Kevin. Aldo menghela nafas pelan, sedangkan Rehan, lelaki itu mengangkat satu alisnya bingung.

"Kita cari tempat. Kebetulan rumah lagi sepi." Ucap Aldo, dia mencoba mengontrol emosinya dan mengesampingkan egonya.

"Mama sama Papa?" Tanya Tika, dia meminta jawaban kepada Aldo.

"Belanja bulanan. Mereka juga mau ngejenguk Vania di rumah sakit. Adiknya tuh," Tunjuk Aldo, menggunakan dagunya. Rehan terlihat acuh.

"Yaudah ayo. Kak Nadia, tolong kakak gendong Kevin ya?" Pinta Tika. Nadia menganggukkan kepalanya tanda menyetujui permintaan Tika.

****

Sekarang mereka berempat sedang duduk di karpet ruang keluarga Guana. Sedangkan dua kucrut, Salsa dan Kevin, mereka berdua sedang asik bermain di kamar Kevin.

Suasana di ruang keluarga serasa di neraka, panas dan mencekam. Tidak ada yang berbicara, hanya tatapan sinis antara Rehan dan Aldo yang saling beradu.

Mata mereka bagaikan leser yang tembus pandang, tajam dan mematikan.

"Oke, biar aku yang jelasin." Putus Tika, akhirnya. Dia sangat tidak suka dengan suasana hening, saling diam, dan tidak ada yang bicara seperti ini.

Tika menghela nafas pelan, dia mencoba menghilangkan kegugupannya.

"Aku dan Aldo sebenarnya..." Tika menghela nafas pelan. Dia menggantungkan kalimatnya. "Dengar baik-baik, aku gak mau ngejelasin ulang."

"Aku sama Aldo itu sebenarnya adalah saudara. Aldo itu sepupu aku. Kita....."

"Lalu kenapa Kevin manggil kamu Mama dan manggil Aldo Papa?" Potong Rehan, tidak sabaran. Tapi tidak bisa dia pungkiri sekarang hatinya sedikit lega dan menghangat.

"Diam dulu, aku gak suka ada yang memotong perkataanku." Serkah Tika, sambil menatap tajam tepat di mata Rehan.

"Kurang lebihnya lima tahun lalu, saat dimana Kak Amel, istri Aldo ninggalin Aldo untuk selamanya. Dia meninggal setelah melahirkan Kevin. Dia berpesan kepadaku untuk merawat dan membesarkan Kevin. Aku membiarkan Kevin memanggilku dengan panggilan Mama. Tapi aku tidak pernah menutupi semuanya, aku memberi tahu Kevin tentang mama kandungannya ketika dia berumur 3 tahun lalu. Tepat saat hari ulang tahunnya." Tika mengusap air matanya. Dia mencoba tersenyum ketika mengingat masalalu yang sangat menyakitkan dan membuat sepupunya itu terpuruk.

"Hari demi hari aku lewati bersama Aldo dan Kevin dengan suka dan duka. Tapi sekarang lihat Kevin, dia tumbuh menjadi anak yang tampan dan cerdas. Aku sudah menganggap Kevin seperti anakku sendiri. Karena aku merasa Kevin adalah pengganti Alea dan Agil." Tambah Tika. Rehan menundukkan kepalanya, air matanya keluar tanpa bisa dia cegah. Hati Rehan begitu sakit ketika mendengar cerita pilu istrinya.

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang