Sekarang Tika sedang sibuk melihat-lihat kamar bayinya sendiri. Karena suaminya sedang pergi ke masjid untuk sholat tarawih
Tangan Tika sibuk memasang foto USG bayi-bayi kecilnya. Disana terdapat box bayi berwarna biru untuk anak laki-lakinya dan terdapat box warna merah untuk anak perempuannya
Semuanya sudah Rehan dan Tika rencanakan dan persiapkan dari jauh-jauh hari. Disana juga terdapat sofa untuk besantai serta kasur lantai yang sangat lembut untuk anak-anaknya nanti ketika bermain. Tidak lupa Tika dan Rehan juga menyiapkan mainan untuk calon anak mereka nanti.
"Sayang...." Teriak seorang lelaki yang sangat Tika kenal suaranya. Tika menghela nafas pelan, suaminya memang sangat menyebalkan. Datang bukan mengucapkan salah eh malah memanggilnya sayang.
Ceklek....
Pintu kamar calon anak mereka terbuka. Menampilkan wajah tampan seorang lelaki yang sedang mengintip kegiatan Tika.
Derap langkah kaki Rehan terdengar jelas di telinga Tika. Tangan kekar lelaki itu melingkar indah di perut besar milik istrinya.
"Sayang...." Panggil Rehan, sambil meletakkan dagunya ke pundak Tika. Sekarang ceo muda yang terkenal dengan sikap tegas dan dinginnya berubah menjadi lembut ketika berhadapan dengan istrinya.
"Apa? Sendal kamu hilang lagi? Atau sajadah kamu diambil orang?" Sinis Tika. Dia sangat kesal kepada Rehan, bisa-bisanya sendal yang dia pilihkan hilang di masjid.
"Heee...gak kok. Masa tiap hari barang aku ilang terus." Jawab Rehan, sambil terkekeh pelan. Dia terus menciumi rambut dan leher jenjang Tika. Rambut Tika memang sangat wangi, karena dia memakai sampo rasa strawberry.
"Siapa tahu begitu." Cibir Tika, dia mengusap lembut perut buncitnya. "Lagian aku gak apa-apa kalau sendal atau yang lainnya hilang, asal bukan kamu."
Rehan tertawa keras ketika mendengar gombalan receh istrinya.
"Aduhh...., Lucu banget istri aku tuh. Emang siapa yang ngajarin kamu ngegombal?" Tanya Rehan, sambil memutar tubuh Istrinya untuk menghadapnya. Lalu dia berjongkok di depan perut istrinya dan mencium perut buncit itu penuh sayang.
"Mas tukang ojek." Ketus Tika.
"Ada-ada saja kamu ini." Rehan yang gemas dengan pipi chabby istrinya mencubitnya pelan, hingga membuat istri cantiknya mengaduh.
***
Sahur..., Sahur..., Tok..., Tok.., Dung...., Dung..., Sahur...., Sahur.
Segerombolan pemuda berkeliling komplek untuk membangunkan orang-orang yang ingin puasa.
Mata Rehan yang masih sipit dan belum terbuka sempurna mencoba untuk menyesuaikan cahaya kamar.
"Sayang, sahur yuk!!" Teriak Tika dari meja makan. Perempuan berparas cantik itu menggeram kesal ketika suaminya tidak kunjung turun dari lantai atas.
"Rey, kalau kamu gak bangun, aku...."
"Aku apa?" Potong Rehan, sambil mencium lembut kening Tika. Bibir Rehan tersenyum jahil ketika Tika yang sedang sibuk menata piring mendongakkan kepalanya.
"Aku gak mau bangunin kamu sahur lagi." Lanjut Tika, sambil berkacak pinggang. Rehan yang mendengar ancaman Istrinya hanya terkekeh pelan.
"Yaampun sayang, gitu aja ngambek. Yaudah aku sahur sekarang." Rehan menggelengkan kepalanya pelan ketika istrinya menatapnya gadang.
***
Tangan Tika dengan cekatan memilih beberapa bahan makanan untuk menu berbuka

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
RomanceBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...