49. Kembali Lagi Ke Kota Kembang.

927 47 0
                                    

Tika sampai di Kota Bandung pada sore tadi. Kota kembang yang terkenal dengan budayanya itu sangat memikat hatinya untuk kembali kesini.

Udara dingin seakan menusuk-nusuk kulit putihnya. Perempuan cantik itu sekarang sedang memakai baju putih dan celana pendek berwarna hitam. Rambutnya dia biarkan tergerai indah, tidak lupa sepatu putih sebagai pelengkapnya.

Tika merentangkan kedua tangannya untuk melepas beban yang ada di dalam hidupnya. Senyumannya mengembang begitu indah.

"Welcome Kota Bandung." Gumamnya lirih. Dia ingin sekali berteriak, tapi rasa malu menyelinap di dalam tubuhnya.

Tika mengelilingi alun-alun Kota Bandung menggunakan sepeda goesnya. Kerlap-kerlip lampu di pinggir jalan membuat Tika semakin bersemangat untuk menjelajahi Kota Bandung.

"Keren banget." Puji Tika pada Kota Kembang. Kota yang sangat Tika sukai.

Tika turun dari sepedanya. Dia berlari menghampiri penjual jagung bakar di pinggir jalan.

"Bu, jagung bakarnya satu." Ucap Tika, dia menatap jagung bakar di depannya penuh minat.

"Baik, Neng. Di tunggu sebentar." Balas si penjual. Tika melihat si penjual itu membakar jagung dengan bibir tersenyum.

Rasanya Tika sungguh rindu dengan Rehan, lelaki itu.....

"Mbak..." Panggil si penjual. Tika tersentak kaget. Si penjual itu memberikan satu jagung pedas kepada Tika.

"Eh, Iya Bu." Tika mengambil jagung itu dan membayarnya. Setelah membayarnya, Tika berjalan menjauh.

Mata Tika terpana oleh indahnya Alun-alun Kota Bandung. Malam ini alun-alun itu sangat ramai. Hampir semua pengunjung kebanyakan anak muda. Hal itu membuat Tika tersenyum miris.

"Dasar nasib, janda mah apa atuh." Ucap Tika, meratapi nasibnya. Dia duduk di bawah pohon rindang sendirian.

"Andai aja ada dia." Ucap Tika, dia menundukkan kepalanya.

"Andai-andai lumut kalik." Sahut Aldo. Dia duduk di samping Tika dengan rasa kesal yang begitu dalam. Tika memukul bahu Aldo keras.

"Kamu tuh bercanda mulu." Kesal Tika. Aldo tertawa keras ketika melihat wajah marah sepupunya.

"Jomblo tuh di rumah, jangan keluar. Biar gak buat jalan semakin mancet." Ucap Aldo yang berhasil membuat wajah Tika kesal.

"Aldo...." Pekik Tika, Aldo berlari mengelilingi Alun-alun Kota Bandung dengan Tika yang berlari di belakangnya.

"Kejar Tik, Ayo...." Seru Aldo. Tika melepas sepatunya, lalu dia meleparnya hingga mengenai punggung Aldo.

Pluk, Duk!

"Au...." Ringis Aldo. Tika tertawa keras, Aldo menyampirkan jaketnya ke pundak. Lalu dia menghampiri Tika dan menggelitikinya.

"Haaaa...., Aldo udah." Pinta Tika, dia tertawa terbahak-bahak. Aldo tersenyum penuh kemenangan.

"Gak akan, Haa...." Tolak Aldo, Tika duduk di tengah alun-alun. Orang-orang yang berlalu lalang menatap Tika dan Aldo iri. Mungkin mereka berfikiran bahwa Tika dan Aldo adalah sepasang kekasih.

Tika dan Aldo menghampiri sepeda yang tadi Tika bawa. Tika menatap Aldo penuh tanda tanya.

"Loh, sepeda kamu mana?" Tanya Tika kepada Aldo yang sedang memakan permen karet dengan santainya. Tangan kanannya dia masukkan kedalam saku celana bahannya. Terbayang betapa kerennya Aldo?

"Aldo..." Geram Tika, Aldo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tadi aku kesini bareng temanku dan sekarang...."

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang