Untunglah Alex tidak telambat. Alex datang tepat waktu saat salah satu lelaki itu ingin merobek gaun yang Tika kenakan. Alex sungguh tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika istri sahabatnya sampai ternodai oleh salah satu lelaki di depannya.
"Berani sekali kamu menggangguku!" Bentak lelaki itu. Mereka bertarung dengan sengitnya. Anggota lain dari berandalan itu sangat banyak rupanya.
Satu lawan sepuluh orang. Alex sungguh kehabisan tenaga, apa lagi dia seharian belum makan. Tadi dia harus mendorong mobil karena bensinnya habis. Dan sekarang....
"Kamu kuat, Al." Ucap Alex, menyemangati dirinya sendiri.
Bug! Bug!
Tubuh Alex lunglai saat ini. Tangannya di pegang oleh dua orang berotot besar dan perutnya ditonjok bertubi-tubi.
"Makanya gak usah sok jadi jagoan." Ucap salah satu penjahat itu. Alex menatap nyalang satu persatu lelaki di depannya.
Tidak lama....
Suara Deru mesin mobil yang saling bersahutan mendekat. Rehan dan rombongannya datang. Mereka langsung menyerang komplotan penjahat itu.
Rehan memilih menghampiri Tika yang sudah tidak sadarkan diri. Tubuh perempuan itu terlihat sangat memperhatinkan.
Bagaimana tidak memperhatinkan, tubuhnya lebam, sudut bibirnya robek, serta darah segar yang terus bercucuran lewat sudut bibir mungilnya.
"Bertahanlah sayang." Ucap Rehan, sambil mencium kening istrinya berkali-kali. Tika membuka sendikit matanya, mata sayu yang selama ini Rehan rindukan.
"Maaf, maafkan aku yang tidak bisa menjaga anak kita." Ucap Tika, lemas. Matanya kembali tertutup, tubuhnya terlihat sangat lemah.
Tiba-tiba.....
Rehan melihat ada dua mobil yang melaju kencang. Sepertinya Rehan tahu plat mobil hitam keduanya.
Bian menyengkram kerah baju lelaki di depannya dengan penuh amarah. Dia memukul wajah lelaki itu tanpa ampun.
"Ayo ngaku, siapa yang nyuruh kalian nyulik Kak Mika?" Tanya Bian, yang hanya mereka acuhkan. Sampai membuat Bastian geram sendiri.
Buggg!
Rehan menonjok pipi dan perut lelaki yang mungkin usianya baru menginjak 40 tahun tanpa manusiawi. Setelah lelaki itu tersungkur ketanah, Rehan langsung menginjak perut lelaki itu kuat-kuat.
"Anda tahu siapa saya? Untuk membunuh anda sekarang juga sayapun bisa. Ngaku sekarang, atau...."
Krekk....!
"Argg...." Suara kesakitan milik lelaki di depannya tidak membuat Rehan kasihan. Rehan sengaja menginjak pergelangan tangan lelaki itu sampai patah.
"Bian, bawa Mika ke rumah sakit. Biar semua orang ini aku dan papa yang nangani." Perintah Rehan, tegas. Tanpa banyak bicara, Bastian langsung mengangkat tubuh Tika dan membawanya kedalam mobil.
"Rey, kita apakan mereka?" Tanya Syam, kepada Rehan sambil tersenyum iblis. Rehan menatap mereka satu-persatu.
"Ambil pistol di dalam mobil depanku, Pa. Tembak kepala mereka satu persatu." Jawab Rehan, sambil tersenyum layaknya iblis. Mereka menatap Rehan tidak percaya.
"Dan untuk Papa Galuh, bantu seret mereka yang sudah papa Syam bunuh ke jurang bersama body guard dan lainnya." Perintah Rehan.
Dor! Dor! Dor!
"Arggg..., arggg..., arggg..." Mereka mati dengan mengenaskan. Sembilan orang nyawanya melayang malam ini. Rehan si manusia iblis sedang menatap mereka satu persatu sambil tersenyum smirk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
RomanceBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...