Tika tersentak kaget saat tiba-tiba suaminya memeluk dirinya yang sedang masak dari belakang. Suaminya itu meletakkan dagunya di pundaknya.
"Masak apa, hem??" Tanya Rehan, sambil menenggelamkan wajahnya dicekukan leher jenjang Tika.
"Sup jagung dan ayam goreng kesukaan kamu." Jawab Tika, seadanya.
"Boleh minta bantu?" Tanya Tika, dia berbalik menatap wajah tampan suaminya.
"Apa?"
"Bantu bawa semua ini kemeja makan. Aku mau siapin baju kerja kamu." Tika tersenyum sambil menunjuk beberapa makanan yang sudah siap diatas meja dapur.
"Siap ratu."
"Ratu apa?"
"Ratu di hatiku. Seorang ratu dihati Rehan Admaja." Jawab Rehan, sambil tertawa keras. Tika mendengus pelan, lalu dia naik kelantai atas menuju kamarnya.
"Sayang....." Teriak Rehan, nyaring. "Mama kamu telepon." Lanjutnya. Tika yang sedang mengelap sepatu hitam Rehan berjalan terburu-buru menuruni tangga.
"Mana?" Tanya Tika, senang.
"Ini, aku mandi dulu." Rehan menyodorkan heandponenya kepada istrinya.
"Hallo, Ma?" Sapa Tika dengan suara girang. Dia sangat senang saat mamanya meneleponnya, karena seingatnya, terakhir mamanya menelepon dirinya itu bulan lalu.
"Hallo sayang, bagaimana keadanmu dan juga calon cucu mama?" Tanya Eva pada putri satu-satunya. Dia sangat terharu bisa mendengar suara putrinya.
"Baik, Ma. Mama dan Papa bagaimana keadaannya disana? Kalian sehatkan?" Terdengar nada khawatir dari bibir merah Tika.
"Iya, sayang. Mama sama Papa sehat. Terus keadaan suami kamu bagaimana?" Tika terdiam cukup lama disaat mamanya menanyakan tentang kabar suaminya.
"Dia baik-baik saja." Jawab Tika, sembari duduk di depan meja makan. Dia lebih memilih sarapan roti pagi ini.
"Oh ya, kandungan kamu sudah masuk 7 bulankan?" Tanya Eva, antuasis. Dia sangat tidak sabar melihat cucu pertamanya lahir.
"Iya, Ma. Minggu besok tepat 7 bulan." Jelas Tika, mengoreksi kesalahan mamanya.
"Oke, kalau kamu lahiran mama akan kesana." Ucap Eva yang mampu membuat Tika sangat bahagia.
"Sungguh?" Tanya Tika, memastikan. Dia tahu kesibukan kedua orang tuanya, jadi dia berusaha mengerti atas semua itu.
"Iya, sayang. Mama sangat merindukanmu. Yaudah, mama tutup dulu teleponnya ya? Mama mau ada acara sama Papa kamu pagi ini di kantor."
"Iya, Ma. Bay..." Seru Tika, senang. sambungan telepon pun terputus. Tika langsung meloncat kegirangan.
"Sayang!" Tegur Rehan, dia berjalan cepat menghampiri istrinya.
"Kamu ini bisa gak sih bersikap anggun demi anak kita?" Rehan menatap istrinya tajam.
"Tadi mama bicara apa sama kamu?" Tanya Rehan, sambil mengusap lembut rambut istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Pernikahan
RomanceBerpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki ya...