51. Anak Papa.

1.1K 44 0
                                    

Mata Tika membengkak gara-gara semalaman menangis memikirkan lamaran Dokter Atala. Apa iya dia akan menjadi orang terjahat dimuka bumi ini jika menolak lamaran seorang lelaki seperti Atala? Lelaki itu sangat baik.

Kaki jenjang Tika melangkah keluar dari ruang rapat. Dia berjalan lemas menuju kantin.

"Bu, Bakso sama es jeruknya satu." Pesan Tika, dia meletakkan heandponenya diatas meja kantin.

"Sebentar, Neng." Balas Ibu Kantin. Tika mengangguk, dia membuka aplikasi WhatsApp miliknya.

"Hah?" Tika ternganga ketika melihat chat dari Aldo.

Aldo.

Mantan suaminu nikah seminggu lagi, kamu datang atau gak?

Tika menatap pesan singkat di dalam layar heandponenya dengan tatapan nanar. Mantan suaminya aja udah nemu yang baru, terus dia....

"Arggg...." Ingin sekali Tika melempar Heandponenya. Tapi....

Dia membeli heandpone keluaran terbaru ini dari hasil kerja kerasnya. Lebih tepatnya hasil nipu Aldo tiap hari.

"Ini Mbak makanan sama minumannya. Selamat makan." Ucap Ibu kantin. Tika memakan makanannya dengan rahut wajah kesal. Rehan saja bisa move on dari dirinya, lalu kenapa dirinya gak bisa?

Ting..

Heandponenya bergetar, tanda ada pesan masuk.

Dokter Atala

Saya sudah kembali ke Jakarta. Maaf baru memberi tahumu. Saya tunggu jawaban kamu malam ini.

Tika

Hem.

"Pusing kepalaku." Gumam Tika, sambil memegang kepalanya.

***

 
Rehan berjalan-jalan di pesisir pantai sambil memakai baju hitam tipis dan celana pendek berwarna coklat muda. Rambutnya dia biarkan berantakan. Hingga membuat penampilannya terlihat seksual.

Hampir semua mata perempuan menatap kearahnya kagum. Pujian demi pujian pun terlontar untungnya.

"Maaf Mas, boleh kenalan?" Tanya perempuan cantik yang memiliki rambut sebahu dengan kaca mata yang bertengger manis di hidung mancungnya.

Rehan menatap perempuan itu dari atas sampai bawah. Lalu dia berjalan begitu saja melewati perempuan tersebut.

"Ck, sombong sekali dia." Decak perempuan itu. Rehan tidak perduli, dia berjalan Cool menuju parkiran mobilnya.

"Dasar lelaki sombong!!" Teriak perempuan itu sambil melempar Rehan menggunakan pasir.

Pasir yang perempuan itu lempar hilang dibawa angin.

"Murahan." Sinis Rehan. Dia masuk kedalam mobil hitam miliknya. Dia tidak perduli dengan tatapan memuja seluruh perempuan. Dia hanya ingin menenangkan fikirannya sebentar.

***


Tika berdiri diatap gedung. Dia duduk di sofa usang sambil menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana.

Mata Tika menatap sendu langit yang sebentar lagi akan berubah menghitam. Sebentar lagi peran matahari akan tergantikan oleh bulan.

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang