31. Rehan Dan Tika.

1.1K 42 2
                                    

Tika tertawa keras ketika melihat wajah mupeng suaminya. Lelaki tampan itu sedang menatap Agil dengan rahut wajah yang entahlah....

Hari sudah sangat gelap, bocah tampan itu terbangun dan menangis kecang karena pup di popok.

Rehan yang sedang menggendong Agil seketika wajah tampannya menjadi merah.

"Aduh sayang, tolongin aku. Ini anak kamu pup." Seru Rehan, dia menidurkan kembali Agil keatas kasur.

"Giliran jeleknya anak aku, kemarin aja waktu dia ketawa, kamu bilang dia anak kamu. Dasar nyebelin." Cibir Tika. Rehan tersenyum kikuk.

Tika mengganti popok Agil dengan cepat. Semua itu tidak lepas dari penglihatan mata Rehan.

Oek, Oek.

Agil menangis saat Tika meletakkan dia kembali keatas kasur. Sontak Tika langsung menggendongnya kembali.

"Aduh, nanti aku gak bisa tidur. Pasti bergadang lagi." Keluh Tika. Rehan menatap istrinya kasihan.

"Sini," Rehan mengambil alih Agil dari gendongan Tika. Dia menimang Agil dalam dekapan tangannya. Perlahan mata bocah kecil itu pun tertutup. Bibir Tika terbuka lebar. Bagaimana mungkin Agil bisa tidur di dalam pelukan Rehan dengan sangat cepat?

"Sekarang kita tidur." Ucap Rehan dengan cengiran khasnya.

***

Tika sedang kelimpungan mencari kedua anaknya. Kaki jenjangnya melangkah tidak sabar menuruni anak tangga rumahnya.

Pagi ini dia bangun kesiangan. Saat dia terbangun, si kembar sudah tidak ada di sampingnya.

"Ma, mama!" Teriak Tika, dia melangkahkan kakinya kedapur. Tapi nihil, mamanya tidak ada.

Tika sangat panik. Keringat dingin pun menetes membanjiri keningnya.

"Aduh, lucunya cucu Oma." Tiba-tiba telinga Tika mendengar suara mamanya. Tapi dimana?

"Iya, Tante. Lucu banget." Timpal seseorang. Tika seperti kenal suara itu.

Tika sedikit berlari keteras. Matanya bertemu langsung dengan mata kedua anaknya yang sedang berada di dalam pelukan Maurel dan Tania. Tunggu, siapa tadi?

TANIA??

Bukankah perempuan berhijab itu adalah sekretaris suaminya? Tapi kenapa dia tidak kerja hari ini?

"Tania," Panggil Tika, setengah berteriak. Dia melambaikan tangannya, seolah mengisyaratkan Tania mendekat kepadanya.

"Iya Mik, kenapa?" Tanya Tania, bingung.

"Kamu kok ada disini? Gak kerja?" Tika membuka suaranya. Rasa ingin tahunya sudah membuncah di atas ubun-ubun. Dia sungguh penasaran, kenapa teman barunya itu tidak berangkat kerja?

"Emmm...." Tania terlihat sedang bingung. Dia seperti sedang mencari jawaban yang pas.

Gelagat Tania semakin membuat Tika penasaran. Perempuan yang masih menggunakan baju tidur itu menyodondongkan badannya kedepan.

Tania semakin dibuat salah tingkah dengan tatapan Tika. Dengan ragu dia menjawab, "Aku keluar dari perusahaan Admaja Group."

Mulut Tika terbuka lebar, seakan mengatakan Serius?

"Kamu di pecat suamiku atau bagaimana? Aku cincang Rehan kalau berani mecat kamu." Greget Tika. Tania dan Maurel saling pandang dan tertawa renyah.

"Idih, bukan Rehan yang mecat Tania. Cuma Alex...."

"Kenapa dengan Alex? Dia berulah dan membuat Tania tertekan? Sampai-sampai Tania keluar dari kantor suamiku. Begitu?" Potong Tika. Maurel memutar kedua bola mata malas. Dengan tangan yang sibuk bermain di pipi Agil, Maurel pun menjawab,

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang