26. Mungkin Kita Sudah Tidak Cocok.

1.8K 74 0
                                    

"Makasih, Pak." Ucap Tika, lembut. Sang supir taxi online pun mengangguk sambil tersenyum.

"Sama-sama, Mbak. Saya permisi." Balas supir Taxi. Tika melangkah masuk kedalam halaman rumanya yang langsung disambut oleh senyum ramah Pak Agus.

"Nyonya, nyonya sudah pulang? Dari semalam Den Agil sama Non Alea nangis gak mau diam." Adu Pak Agus. Tika tersenyum kecut, anaknya lah yang kangen dengan dirinya, bukan suaminya.

"Iya, Pak. Saya kedalam dulu." Pamit Tika. Dia melangkah santai menuju pintu utama rumahnya.

Ceklek....

Pintu terbuka, tapi jangan salah, Tika merasa dia sama sekali belum mendorong pintu rumahnya. Lalu siapa?

"Sayang...." Rehan memeluk Tika dengan erat. Sedangkan yang di peluk hanya diam mematung. Tatapannya kosong.

Tes...

Air mata sialan itu menetes kembali. Hingga memperlihatkan betapa lemahnya Tika. Seakan sadar dengan apa yang terjadi, Tika mendorong pelan bahu Rehan.

Bibir Tika tersenyum kecut. Dia tidak mau memperlihatkan kemarahannya, dia bukan anak kecil lagi. Dia cukup sadar sekarang usianya tidaklah muda.

"Minggir," Ketus Tika, dia mendorong bahu Rehan untuk menjauh darinya. Tika sama sekali tidak melirik kedua anaknya.

Oek, Oek, Oek.

Dari semalam si kembar terus menangis. Bankan Tika hanya melirik kedua anaknya tanpa menyentuhnya.

Dia masuk kedalam dapurnya untuk mencuci bersih dot kedua anaknya. Lalu dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Brak!

Tika membanting pintu kamarnya. Lebih tepatnya pintu kamarnya dan Rehan. Lalu dia mengunci pintunya dari dalam.

Tika memeras susunya kedalam botol minuman anaknya. Setelah itu dia bergegas masuk kedalam kamar mandi.

Cukup dalam waktu 35 menit, Tika sudah rapi dengan celana panjang berwarna putih serta baju senada dengan celananya. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan polesan make up tipis.

Kakinya melangkah santai menuruni tangga rumahnya. Dia melihat Rehan, Dina, dan Bi' Inah yang sibuk menenangkan Agil dan Alea dengan ekspresi datar.

Tanpa bicara Tika langsung mengambil alih Alea dari pangkuan Dina. Dia memberi Alea Asi menggunakan dot.

"Kalian semua boleh pergi." Ucap Rehan, dingin. Dina dan Bi' Inah pun bergegas pergi. Mereka membiarkan kedua majikannya menyelesaikan masalah mereka sendiri.

"Harusnya kamu langsung beri mereka Asi, bukan kayak gitu." Protes Rehan, sambil menatap wajah istrinya lembut. Tika hanya diam, dia memberikan dot yang berbentuk sama kepada Rehan.

"Tadi malam kamu dimana? Udah punya anak juga kelayapan." Ketus Rehan. Seketika mata Tika melotot ketika dia mendengar perkataan Rehan. Apa lelaki itu bilang?

"Maaf Tuan Rehan Admaja, itu urusan saya. Anda tidak perlu ikut campur." Sinis Tika. Dia menatap Rehan dengan kobaran api yang membara.

Sepertinya keputusan Tika untuk kembali ke rumah ini salah. Lelaki di depannya sama sekali tidak merasa bersalah.

"Aku butuh ngomong berdua." Putus Rehan.

****

Tika dan Rehan duduk berdampingan di ruang keluarga. Suasana disana terlihat sangat canggung.

Rehan sibuk menatap wajah Tika. Sedangkan Tika sedang sibuk bermain heandpone dengan sekali-kali tersenyum.

"Pesan dari siapa? Kayaknya senang banget." Sindir Rehan. Tika hanya melirik Rehan sekilas, lalu dia kembali menatap layar heandponenya.

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang