33. Balas Dendam.

1.2K 45 2
                                    

Besok adalah hari raya. Tepatnya hari ini adalah hari dimana semua umat islam terakhir melaksanakan puasa.

Bi' Inah dan juga Dina sudah pulang kampung dari jam 05.00 pagi tadi. Sudah Tika sedang kelimpungan sendiri membuat kue lebaran, mengurus rumah, dan juga kedua anaknya yang mulai rewel.

"Sayang, kamar Agil sama Alea kok berantakan banget ya?" Teriak Rehan dari lantai dua. Tika yang sedang membersihkan ruang keluarga menggeram kesal.

"Kamu bantu bersihin bentar kenapa sih? Teriak-teriak mulu." Sinis Tika, sambil berkacak pinggang di depan suami tercintanya. Tika yang masih menggunakan daster terlihat sangat lusuh, sedangkan Rehan terlihat bak pangeran dari negeri dongeng. Lelaki itu terlihat sangat sexsy dengan rambut yang masih basah, baju putih tipis, serta celana boxer.

"Aku mana bisa yank." Ucap Rehan, yang semakin membuat Tika naik pintam.

Tuk...

Tika memukul lengan Rehan menggunakan kemoceng. Sedangkan matanya menatap tajam bola mata suaminya.

"Au...." Ringis Rehan yang reflek memegang bahunya. "Yank, mukul suami dosa loh."

"Besok lebaran tinggal minta maaf, gitu aja susah." Cibir Tika, dia melangkah pergi meninggalkan Rehan.

"Untung sayang." Gumam Rehan, sambil menggelengkan kepalanya.

***

Tika terus mengoceh di rumahnya, Juna dan Maurel yang berkunjung ke rumahnya membuat Tika memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kehadiran mereka berdua.

Perempuan cantik yang memiliki akal cerdik seperti Tika tidak akan membuang-buang kesempatan emas dengan sia-sia. Dia menyuruh Rehan dan Juna pergi ke Mall untuk membeli bahan-bahan makanan untuk besok dan hari ini. Sedangkan Maurel...

Model internasional yang lagi naik daun baru-baru ini sedang menjadi beby sister dadakan untuk kedua anaknya.

"Sayang, aku pulang!" Teriak Rehan, tanpa rasa malu. Dia masuk kedalam rumahnya dan menghampiri Tika yang sedang membuat adonan kue salju.

"Ngapain aja sih di Mall? Lama banget." Cibir Tika, sambil berkacak pinggang layaknya majikan yang sedang memarahi pembantunya.

"Biasa Mik, suami kamu 'kan di godain dulu sama mbak-mbak kasir. Untung aku kabur, jadi aku gak jadi korban rayuan mbak-mbak kasir setelah Rehan." Celetuk Juna, dia meletakkan semua belanjaannya kedalam kulkas.

Bola mata Tika hampir keluar, dia melotot tajam. Menatap Rehan dengan bersungut-sungut.

"Kamu tuh ya di suruh belanja satu hari aja udah main belakang. Awas aja kamu." Ancam Tika, dia menodong Rehan dengan garpu.

"Sayang, garpunya turunin dong." Tegur Rehan, dia memegang lembut tangan putih istrinya.

"Marahin, Mik. Kalau perlu nanti malam gak usah kasih jatah." Ucap Juna terus mengompor-ngompori Tika. Dengan kesal, Rehan menginjak kaki Juna.

"Au..." Pekik Juna, tertahan.

"Kenapa?" Tanya Tika, galak.

"Itu, anu, heee..., Biasa, ada semut kepala besar nginjak kakiku." Dusta Juna. Dia memegangi kakinya yang terasa berdenyut-denyut.

"Gak usah ngarang cerita kamu, rumahku baru aku bersihin dan seenak jidat kamu, kamu bilang rumahku ada semutnya? Kalau pun ada biar aku suruh mereka berada di bibir kamu." Sinis Tika.

"Aku tahu bibirku manis, makanya kamu suruh semua semut hinggap di bibirku. Tapi sorry, bibir Sexsy-ku hanya untuk dedek Maurel seorang." Ucap Juna begitu percaya diri. Tika menatap lelaki di depannya tidak percaya. Benar-benar gila.

Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang