5 - Sahabat Lama

552 22 0
                                    

Note: Sudah direvisi.

Happy Reading💙
.
.
.

Pagi ini Tasya datang ke sekolah menggunakan ojeg online, antisipasi agar terhindar dari macet.

“Tasya, bareng!” teriak Anna dari belakang Tasya, dia mempercepat larinya.

“Buruan, lemot.”

“Mbanya gak ngaca gitu ya,” kata Anna. Anna menggandeng Tasya dengan raut judes, membuat Tasya terkekeh.

🐱

Altara berlari dari ruangan. “Sya, bareng yuk,” ajaknya.

“Ehm.... Ada maunya ya?” Tasya memicingkan matanya, aneh.

“Ck.”

“Lagian tumben, biasanya cuek ke gue, Kak.”

“Belum kenal,” balas Altara tak mau kalah.

“Iya deh. Na, gue duluan,” Tasya menoleh pada Anna yang sibuk dengan ponsel. Tasya bingung, setiap ada Altara pasti Anna main ponsel, kelihatan introvert banget, tapi padahal Anna kan tidak begitu.

“Hm, hati-hati,” balas Anna singkat, dia tersenyum pada Tasya, senyum yang dipaksakan.

Hening.

Hanya itu yang bisa menggambarkan kedua orang ini, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Altara fokus dengan jalanan yang sedikit ramai, kadang dia ngerem mendadak kalau tiba-tiba ada yang berusaha nyalip motornya, dia mengumpat, dikira ini jalanan nenek moyang mereka apa, seenaknya nyalip gitu.

Di belakang, Tasya sibuk dengan ponselnya, tidak ada yang tahu aja kalau hatinya lagi tidak karuan, tiap kali Altara ngerem mendadak mukanya akan menabrak punggung Altara, otomatis aroma khas cowok itu masuk ke indra penciumannya.

“Ca?” panggil Altara ketika jalanan mulai melengang.

Tidak ada jawaban.

“Caaa!” teriak Altara geram.

“Lo ngomong ke siapa?” tanya Tasya, dia mendengar Altara memanggil seseorang bernama ‘Ca’ dengan sedikit teriakan.

“Lo.”

Singkat. Altara memang gitu, kayak tidak bisa ngomong panjang aja.

“Ca?” tanya Tasya memastikan.

“Diplesetin, kalau 'Sya' susah bibir gue manyun gitu ngomongnya,” jawab Altara sedikit panjang.

“Hahaha, receh lo, Kak. Ada apaan?”

“Minggu bareng ya?” ajak Altara.

“Siapa sama siapa? Kalo ngomong yang jelas dong, Kak,” kata Tasya kesal. Altara kalau ngomong suka ambigu, entar kalau dia kegeeran kan malu.

“Lo sama gue.”

“Oohhh, boleh,” ucap Tasya sambil senyum-senyum.

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang