47 - First

127 7 1
                                    

Happy Reading💙
.
.
.

Cindy menggeliat dalam tidurnya, secercah cahaya mentari memasuki kamarnya melewati celah jendela. Cindy duduk, diam sambil mengumpulkan nyawanya, kepalanya terasa berat karena minuman semalam.

Cindy ingat kemarin malam dirinya dijemput oleh Raffa di rumah Bia, sebelumnya Raffa menghubungi Cindy untuk mengajak ke rumahnya dan Cindy menerimanya. Akhirnya Cindy ke rumah Raffa dan seperti biasa Raffa mengajaknya minum, Cindy menceritakan semua tentang rencana Queen tadi, Cindy percaya pada Raffa, Raffa adalah teman curhatnya. Saat itu Raffa hanya mendengarkan cerita Cindy hingga malam menyadarkan mereka dan Cindy pulang.

Pagi ini Cindy sudah siap dengan seragam sekolahnya, Cindy masih memikirkan rencana kemarin. Cindy menepis pikirannya itu, Cindy melangkah keluar dari rumah dan memasuki pekarangan rumah Altara, Cindy memulai rencananya dari berangkat bareng Altara.

“Assalamualaikum, Ayah, Bunda,” sapa Cindy saat melihat Rizal dan Marisa yang sedang di ruang makan.

“Walaikumsalam, Cindy.”

Marisa menatap Cindy dari atas sampai bawah. “Eh anak Bunda pagi-pagi udah cantik aja nih, sini mau sarapan bareng sama Bunda dan Ayah?”

Cindy menggeleng. “Nanti aja, Bun. Ayah kok udah sarapan jam segini?”

Rizal terkekeh melihat Cindy yang menghampiri keduanya.

“Iya, Di. Ayah berangkat pagi.”

Cindy mengangguk paham.

“Yah, Bun, Didi bareng Al boleh?” tanya Cindy sambil duduk di hadapan Marisa.

“Boleh kok, Sayang.”

Rizal bangkit dari duduknya setelah selesai sarapan, Cindy mengecup tangan Rizal yang hendak berangkat. Marisa ikut bangkit dan mengantar Rizal ke depan, diekori oleh Cindy.

Setelah Rizal hilang dari tikungan, Marisa membawa Cindy masuk ke dalam rumahnya.

“Di, Bunda minta tolong bangunin Al sama Kila, ya?”

Cindy tersenyum, Marisa ini masih saja meminta tolong, padahal kalau menyuruh juga tidak apa-apa bagi Cindy, Marisa memang bunda yang baik.

“Siap, Bun.”

Marisa pergi dari hadapan Cindy, Marisa bilang mau masak lagi untuk anak-anaknya sarapan.

Cindy berpikir sejenak, siapa dulu yang akan Cindy bangunkan.

Setelah satu menit akhirnya Cindy pergi ke kamar Shakila dan membangunkannya lebih dulu.

Cindy melihat Shakila masih terbaring di kasurnya dengan tubuh yang terbalut selimut bergambar minion, dipelukan Shakila juga ada guling yang bergambar minion, Cindy tahu Shakila memang mengidolakan kartun kuning yang satu itu.

Setelah membangunkan Shakila dan menyiapkan peralatan sekolah Shakila, Cindy pergi menuju kamar Altara untuk membangunkannya juga.

Cindy menyibak gorden kamar Altara sehingga cahaya mentari berlomba-lomba memasuki jendela untuk membangunkan si empunya.

Cindy melihat Altara perlahan membuka matanya sambil menyipit karena cahaya yang mulai memasuki retina matanya. “Bangun, kebo!”

Altara bangkit dari kasurnya saat melihat Cindy berdiri di dekat jendelanya, Cindy sudah rapi dengan seragam sekolahnya membuat Altara mengernyit keheranan. “Tumben, ngapain lo?”

“Nebeng ke sekolah,” ucap Cindy sambil memperhatikan gitar yang menggantung di dinding kamar Altara.

“Gak bisa, gue jemput Tasya.”

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang