Happy Reading💙
.
.
.Jam menunjukkan pukul 13:00. Kini Altara sedang bermain PES dengan teman-temannya.
"Gabut anjir." Gilang membanting stik PES miliknya.
"Bilang aja lo gak mau kalah lawan gue."
"Cemen lo."
Gilang melotot kepada Altara dan Rama yang sedang tertawa menghinanya.
"Au ah, kesel gue sama lo pada."
"Tempramen amat sih, kayak cewek." Rama menghinanya lagi.
Altara diam, lalu tiba-tiba ikut membanting stik PES yang dipegangnya.
Rama dan Gilang saling pandang, tak mengerti dengan kelakuan temannya yang satu ini, suka badmood sendiri.
"Gue mau curhat." Altara mengeluarkan suaranya.
"Bentar!"
Gilang berlari keluar kamarnya, lalu mengambil beberapa makanan ringan di dapur, tidak lupa dengan minuman juga.
Altara dan Rama hanya melongo melihat Gilang membawa banyak makanan di kedua tangannya.
"Enaknya sambil nyemil kalo dengerin curhat."
"Jadi gini." Altara awahan sebelum ceritanya dimulai.
"Gue suka sama Tasya."
"Kalo itu mah kita juga udah tau," kata kedua teman Altara sambil mengunyah camilan.
"Ya iya, masalahnya gue gak tau dia suka sama gue juga apa nggak," lanjut Altara dengan muka datar.
"Lo belum pernah jatuh cinta ya?" tanya Gilang. "Gak peka amat sama cewek."
"Gini-gini, gue juga punya mantan kali." Altara mendengus kepada Gilang.
"Ya udah, kalo gitu lo tau sendiri dia suka sama lo apa nggak." Gilang membalas dengan nada nyolot.
"Kok malah lo yang nyolot sih!" balas Altara tidak terima.
"Gini ya, Ta. Kalo lo cowok ya lo ungkapin ke orangnya, masalah diterima apa nggak itu urusan belakangan, yang penting lo bakal tau perasaan dia ke lo kayak gimana." Gilang berbicara dengan panjang, menjelaskan bagaimana harusnya seorang lelaki bersikap.
Rama hanya diam, dia tidak mengerti tentang cinta-cintaan. Maklum, dia anak broken home. Akhirnya Rama memutuskan untuk mendengar saja.
"Dia baik sama gue." Altara melanjutkan.
"Kode, dia suka juga sama lo."
"Tapi dia terlalu bocah."
"Melengkapi. Lo kan dewasa, dia bocah. Kalo sama-sama dewasa gak asik," ucap Rama.
"Karena bocahnya, dia jadi gampang deket sama orang."
"Kalo dia bisa jaga diri, kenapa nggak? Dia itu manusia, dan lo tau manusia gak bisa hidup sendiri," kata Rama menambahkan.
"Tapi kan--"
"Lo cemburu, gue tau." Rama memotong kalimat Altara.
"Ya elah, cewek itu banyak gak cuma dia doang. Ribet lo," ujar Gilang.
"Itu sih lo, playboy cap badak! Altara mah beda. Setia."
"Setiap tikungan ada maksudnya?" Gilang mengeluarkan kalimat yang sering dia dengar dari orang-orang, tapi ada ngakaknya juga sih singkatan dari setia itu.
"Terserah lo!" kata Altara masih dengan muka datarnya.
"Jadi sekarang lo udah tau kan mau ngapain?" Gilang bertanya sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Kayaknya."
🐱
Terlihat disudut mata Anna, Cindy sedang menggeliat, menampakkan dirinya baru bangun tidur, Cindy bangkit dan berjalan ke kamar mandi.
Ting
Anna melihat layar ponselnya, ada satu pesan dari Tasya.
Tasya
Na, lo bawa barang-barang lo ya
Kasih tau Cindy jugaAnna
Oke, SyaTasya
Lo kapan ke sini?Anna
Nunggu Cindy mandi duluTasya
Cepetan, ditungguAnna
Iya bawelAnna menyimpan ponselnya, bertepatan dengan Cindy yang keluar dari kamar mandi.
"Kata Tasya, bawa barang-barang lo." Anna memberitahu gadis itu.
"Lo aja, gue bakalan tidur disini," kata Cindy.
Anna mengangguk kemudian mengemas barang-barang miliknya, dibantu oleh Cindy. Setelah selesai, keduanya langsung menuju rumah sakit untuk menjemput Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARA [END]
Jugendliteraturcw // harsh words Lelaki bernama Altara Syafi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik kelasnya di sekolah. Dia adalah Tasya Veneria. "Would you be my girlfriend?" -Altara Dan tanpa diduga, ada gadis cantik yang pindah ke samping rumahnya. Hal...