16 - Tamu Jauh

276 12 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.

Seorang gadis manis baru saja tiba di Internasional Changi Singapore, dia membenarkan rambutnya yang kurang rapi lalu menyeret kopernya dan menghentikan taksi. Dia memasukkan kopernya ke bagasi yang dibantu oleh supir lalu masuk ke dalam taksi.

“Pergi kemana?” tanya supir taksi itu. (Eng)

“Singapore Medical Centre.”

“Oke.”

Taksi pun melaju dengan kecepatan sedang, tidak menunggu waktu lama dia sudah sampai di tempat tujuannya.

“Thank you,” ujarnya sambil memberi beberapa dolar.

Gadis itu berjalan memasuki rumah sakit sambil menyeret koper, lalu mendudukkan dirinya di kursi. Dirasa cukup nyaman, dia merogoh sakunya dan mengambil ponsel, kemudian mencari kontak sang sahabat.

“Tasya, lo di ruangan apa nomer berapa?” tanya gadis itu to the point.

“Na, lo udah sampe? Gue di ruang VIP.”

“Udah, Sya. Tunggu gue.”

“Hati-hati.”

Gadis manis bernama Anna mulai berjalan ke arah ruang VIP setelah bertanya dimana ruangan itu berada.

Saat di koridor rumah sakit, mamanya menelpon.

“Ada apa, Ma?”

“Temen kamu Altara sama Rama dateng, nanyain kamu dan Tasya.”

“Mama gak bilang apa-apa kan?”

“Nggak, Mama bilang kamu lagi pergi sama Papa.”

“Oh iya, Ma. Makasih udah ngasih tau Anna.”

“Kamu udah sampe?”

“Ini Anna di rumah sakit, baru sampe.”

“Hati-hati, Sayang.”

“Iya, Ma.”

Anna melanjutkan jalannya yang terhenti, sesampainya di depan pintu bertuliskan VIP dia langsung mengetuk pintu.

Terdengar langkah seseorang dari dalam, lalu pintu di depannya terbuka dan terlihat seorang gadis berwajah sangat cantik dan tingginya hampir sepantar dengan Altara -mungkin sebatas telinga Altara- Anna tidak pernah melihat gadis di hadapannya ini.

“Masuk,” ucap gadis itu dengan dingin, mirip dengan Altara.

Anna mengikuti langkah gadis itu masuk ke dalam, setelah itu dia melihat sahabatnya sedang terbaring di ranjang. Sahabat dengan wajah imutnya, yang sering ceria kini menampakkan wajahnya yang pucat dan terpasang alat-alat canggih di sekitarnya.

🐱

Tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari dalam ruangan, Tasya tahu itu pasti sahabatnya. Dia berdiri dan melangkah, namun lagi-lagi lengannya dicekal oleh sepupunya.

“Gue aja,” ujar Cindy sambil berdiri dan memapah Tasya menuju ranjang. “Lo disini, rebahan.”

Tasya menuruti perkataan Cindy, dia berbaring dan menunggu sahabatnya masuk.

Cindy pun melangkah menuju pintu dan membukanya. Terlihat seorang gadis manis tengah berdiri di hadapannya sambil membawa koper. Cindy mempersilakan gadis itu masuk.

“Masuk,” ujarnya sedingin mungkin, meskipun gadis di depannya sahabat Tasya, dia tidak mengenalnya jadi tak ada salahnya kalau bersikap dingin.

Cindy memasuki ruangan diikuti oleh gadis manis itu. Sesampainya, gadis itu terdiam melihat Tasya. Cindy berjalan menuju sofa membiarkan gadis itu sendiri.

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang