Happy Reading💙
.
.
.Sesampainya di rumah sakit, Anna melihat Tasya sudah rapi dengan pakaian santainya.
"Yuk berangkat." Heri menuntun lengan Tasya.
"Tasya mau jalan sama Anna sama Didi aja, Pa." Tasya melepaskan genggaman tangan Heri.
"Ya udah, yuk." Heri dan Laras berjalan di depan.
"Udah beres, ya?" Anna bertanya pada Tasya.
"Iya, tinggal nunggu kalian doang tadi," jawab Tasya.
"Sori."
"Hey, malah pada ngobrol. Ayo pulang." Laras mengingatkan ketiga anak itu.
Anna dan Cindy berjalan di sebelah Tasya.
"Tasya naik mobil Didi ya, Pa," ucap Tasya ketika sampai di parkiran.
"Iya, Sayang. Di, jangan ngebut, inget bawa siapa," kata Heri sebelum memasuki mobilnya.
"Siap, Om."
Ketiganya mengikuti arahan mobil Heri, karena memang mereka bertiga tidak tahu akan pergi kemana.
Tiga puluh lima menit kemudian, mereka sampai di sebuah rumah bercorak khas Indonesia. Tasya tahu ini rumah siapa, ini rumah rekan bisnisnya Heri. Saat pertama kali Tasya sampai di Singapur, Tasya pernah menginap satu hari disini sebelum dia menginap di rumah sakit.
Pria berbadan kekar membukakan pintu, kemudian bersalaman dengan Heri.
"Selamat datang kembali, Tasya." sapa pria itu.
"Terima kasih, Om Anto."
"Silakan masuk."
Mereka berlima masuk ke dalam rumah milik Anto, kemudian duduk di sofa.
"Anak-anak, jadi kita nginep disini satu hari, besok kita bakal pulang ke Indonesia bareng-bareng," ucap Heri.
"Yah, Pa. Gak bisa jalan-jalan dulu dong?" Tasya cemberut mendengar perkataan Heri.
"Malam ini kita akan jalan-jalan bersama."
"Berkeliling di tempat yang kalian mau." Laras menyambungkan.
"Yeeee." Tasya bersorak riang, sedangkan Anna dan Cindy hanya tersenyum melihat kelakuan Tasya yang terlihat kekanak-kanakan.
"Kalian bertiga tidur di kamar atas, Tasya udah tau jadi nanti kamu yang nuntun temen-temen kamu." Anto menjelaskan.
"Ya udah. Sekarang kalian mandi dulu, istirahat, nanti malam kita keluar," ucap Laras kepada ketiganya.
"Ay-ay, Kapten," balas mereka.
Malam harinya, mereka sudah berkumpul di mobil.
"Enaknya kemana ya? Ada saran gak?" Heri bertanya kepada semuanya.
"CLARKE QUAY, OM!" teriak Cindy dengan penuh semangat.
"Sayang, masa ke tempat kaya gitu. Gak boleh, masih di bawah umur juga." Kali ini Laras menyahut.
"Yah, Tante." Cindy cemberut, biasanya malam begini dia sudah di tempat seperti itu, minum bersama teman-temannya.
Karena tidak ada yang memberi saran, akhirnya Heri menjalankan mobilnya ke suatu tempat.
Mereka sampai di tempat yang penuh dengan pohon yang dihiasi lampu-lampu.
"Pa, tempat ini namanya apa?" Tasya bertanya, pasalnya tempat ini sangat indah menurutnya.
"Garden by the bay. Tempat ini bagus untuk foto, kita juga bisa jalan-jalan," jawab Heri.
Mereka langsung berkeliling melihat pohon yang lainnya dan tak lupa momen ini diabadikan dengan berfoto.
"Laper gak?" Laras bertanya ketika sudah lama berkeliling.
"Laper banget." Ketiganya kompak menjawab dengan puppy eyes masing-masing.
Heri membawa mereka ke satu tempat santai untuk makan malam.
Ketika semuanya masuk ke dalam, terpampang tulisan HOLLAND VILLAGE.
Tempat ini cocok untuk bersantai dengan keluarga, sahabat, dan lainnya. Kemudian mereka makan malam dan diakhiri dengan pulang.
Sesampainya di rumah. "Om, Tante. Makasih ya udah ngajak Didi main, sekarang Didi mau pamit pulang ke apartemen." Cindy bersuara saat turun dari mobil.
"Gak nginep aja? Ini udah malem, Sayang, nanti kalo di jalan ada apa-apa gimana?" tanya Laras dengan khawatir.
"Di apartemen kosong, Tan. Didi mau pulang aja," jawab Cindy kekeh.
"Ya udah, tapi diantar sama supirnya Om Anto ya." Heri menambahkan.
"Iya, Om."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARA [END]
Teen Fictioncw // harsh words Lelaki bernama Altara Syafi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik kelasnya di sekolah. Dia adalah Tasya Veneria. "Would you be my girlfriend?" -Altara Dan tanpa diduga, ada gadis cantik yang pindah ke samping rumahnya. Hal...