Happy Reading💙
.
.
.Tadi pagi, Anna tidak sengaja melihat pergelangan tangan Cindy memar, sebenarnya Anna ingin bertanya, tapi dia tidak punya keberanian. Jadi dia memutuskan untuk memberitahu Tasya saja di rumah sakit.
Sama seperti kemarin, di perjalanan mereka hanya berdiam diri, sunyi, tak ada yang memulai pembicaraan, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Bruk
"Aw."
Anna meringis ketika kepalanya terbentur dashboard mobil.
Gadis itu melotot pada Cindy karena mengerem mobil tiba-tiba, awalnya dia ingin merutuk, namun diurungkan saat melihat tangan gadis itu gemetar.
Dengan spontan, Anna keluar dari mobil lalu memutarinya dan membuka pintu. Kemudian Cindy dibopong dan dipindahkan ke kursi yang dia duduki tadi.
Anna mulai menjalankan mobil itu menuju rumah sakit.
"Anggap lo gak lihat apa-apa tadi," ucap Cindy setelah berdiam lama.
"Eh?" Anna tak mengerti ucapan gadis barusan.
"Jangan lo kasih tau siapa-siapa, termasuk Tasya. Dan gue tau, lo tau tangan gue lagi memar," kata gadis itu, masih dengan aura dinginnya.
"Kenapa?" Anna bertanya, namun tidak mendapat jawaban dari si empunya. "Oke."
Setelah Anna berpikir lebih jauh, dia paham apa maksud dari ucapan Cindy barusan.
Anna dan Cindy melangkah ke dalam rumah sakit. Saat di koridor, mereka melihat anak kecil sedang berlari ke arah keduanya dan hampir menabrak jika saja mereka tidak menepi. Mereka pun melangkah kembali.
"Pagi, Princess," sapa Cindy sambil cipika-cipiki dengan Tasya.
"Lo ada yang beda ya pagi ini?" Tasya bertanya ketika dia merasakan kejanggalan.
"Gu-gu-gue--" Cindy gugup, takut jika Tasya tahu apa yang terjadi dengannya.
"Lo gak kenapa-kenapa kan?"
"Cindy kan bawa gue, makanya ada yang beda. Lo gimana sih, temen sendiri dilupain," ucap Anna, memasang muka sedihnya.
"Eh iya, sori, hehe." Tasya beralih pandangan kepada Anna.
Cindy merasa lega ketika Anna membantunya menjawab pertanyaan dari Tasya.
"Ca, gue mau main dulu. Babay," ujar Cindy sambil mengacak rambut Tasya.
"Jangan macem-macem!" teriak Tasya saat Cindy melangkah keluar ruangan.
"Satu macem kok."
Saat di parkiran, Tasya mengirim pesan pada Cindy.
Tasya
Di, gue hari ini pulang
Lo anter gue ya
Kira-kira gue pulang jam 2Cindy
Oke"Aw," ringis Cindy ketika tangan kanannya membuka pintu mobil.
Cindy memegang pergelangan tangannya yang memar lalu kembali ke rumah sakit.
"Suster, boleh minta kasa?" tanya Cindy sambil menghentikan salah seorang perawat yang membawa peralatan P3K. (Eng)
"Untuk apa?" perawat itu bertanya balik.
"Teman saya, Sus, dia luka sedikit jadi butuh kasa," tapi boong. Cindy melanjutkan perkataannya dalam hati.
"Oh iya, ini silakan."
Cindy langsung memakai kasa itu di pergelangan tangannya ketika dia sudah berada di dalam mobil. Sebelum beraksi, dia harus menyiapkan fisik yang kuat, apalagi pergelangan tangan karena sangat dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARA [END]
Teen Fictioncw // harsh words Lelaki bernama Altara Syafi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik kelasnya di sekolah. Dia adalah Tasya Veneria. "Would you be my girlfriend?" -Altara Dan tanpa diduga, ada gadis cantik yang pindah ke samping rumahnya. Hal...