50 - Amarah

178 5 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.

Cindy sampai di rumahnya pukul 12 malam, memang tadi Cindy pergi ke club dengan Raffa, dan saat ini Raffa sudah pulang ke rumahnya setelah mengantar Cindy.

Cklek

Mata Cindy melebar ketika melihat seseorang yang dikenalnya duduk di hadapannya.

"What the hell? Are you kidding me? Cindy! Lo mainnya di club? It's crazy, tapi kapan-kapan boleh lah main sama gue," ujar temannya dengan cengengesan.

Cindy memutar kedua bola matanya, dia mendekati sofa lalu duduk di sebelahnya.

"Lo ngapain disini deh, Bi?"

Dengan spontan Bia berdiri lalu menepuk kedua tangannya dengan keras. "Gue mau rayain hari keberuntungan kita sekarang. Sumpah ya lo kita tungguin dari tadi sampe mereka molor tau gak?!"

Cindy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, demi apa pun Cindy tidak ada niatan untuk merayakan 'keberuntungan' itu.

Tok tok

"Bentar," ucap Cindy.

Cindy melangkahkan kakinya untuk membuka pintu, sungguh rasanya Cindy ingin pergi saja dari sana, di hadapannya ada Altara yang berdiri dengan raut muka marah.

Cindy berdehem. "Ekhem, a-ada apa, Al? Ko-k ma-lem kesininya? Mau masuk?"

Altara menarik Cindy keluar dengan kasar hingga membuat Cindy meringis kesakitan.

"Aw, ke-na-pa?" tanya Cindy dengan terbata-bata.

"Lo bilang kenapa?" balas Altara dengan amarah yang meletup.

"Emangnya kenapa?" tanya Cindy pura-pura tidak tahu.

"Atas dasar apa lo jahatin pacar gue? Lo punya dendam apa sama dia? Gue gak ngerti sama lo, lo itu orang baru disini, tapi lo seenaknya bikin pacar gue sakit? Lo siapa hah?!"

Cindy memejamkan matanya mendengar Altara yang berteriak, bahkan Bia, Cece, dan Tarisa berlari keluar dari rumah Cindy untuk melihat apa yang terjadi.

"Al, jangan teriak-teriak, kasian tetangga," kata Cindy pelan.

Altara mencengkeram tangan Cindy lebih kuat.

"Altara! Kamu apa-apaan? Lepasin Cindy!" teriak Bia sambil berusaha melepas cengkeraman Altara.

Altara menurut, dia melepaskan tangan Cindy, kali ini dia melihat ke arah Bia.

"Lo." Altara menunjuk Bia dengan telunjuknya. "Kalo suka sama gue, gak gini caranya," ucap Altara di depan muka Bia.

"Gini gimana? Aku gak ngerti."

Altara memasang senyuman sinisnya. "Jangan bego, gue tau lo pinter, dan licik."

Bia menggeleng pada Altara. "Kamu kenapa sih?" tanya Bia. "Dulu kamu baik sama aku, dulu kamu gak pernah cuekin aku, dulu kamu selalu ada di samping aku."

Bia terisak mengingat kenangannya dengan Altara saat pertama kali masuk SMA.

"Itu dulu, Bia. Ketika gue gak tau lo sebenarnya, gue suka temenan sama lo. Tapi itu dulu. Bia yang gue kenal itu cewek yang ramah sama siapa pun, gue gak kenal Bia yang suka jahatin orang lain."

"Tapi itu karena kamu Altara, saat dulu kamu punya pacar dan--"

"Dan lo jahatin pacar gue, itu yang bikin gue muak sama lo," potong Altara dengan cepat.

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang