18 - Keanehan

294 13 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.

Hari ini Hari Sabtu, hari pertama libur tengah semester. Dua lelaki mengunjungi rumah temannya, tapi lebih tepatnya adik kelas mereka.

Ting tong

Suara langkah kaki mendekat ke arah mereka dan terbukalah pintu.

“Maaf siapa?” tanya seorang wanita setengah paruh baya dari dalam.

“Saya Rama, dan ini Altara. Annanya ada, Tante?” jawab Rama sambil tersenyum.

“Anna lagi pergi sama papanya,” balas wanita itu sambil tersenyum.

“Kalo boleh tau berapa lama ya, Tan? Soalnya kita mau nanyain tentang Tasya sekalian.”

Kali ini Altara membuka suaranya.

“Satu minggu sepertinya. Iya nanti Tante sampaikan.”

“Kalo gitu makasih, Tan. Maaf mengganggu,” pamit mereka bedua.

“Iya.”

Altara berjalan meninggalkan Rama di belakang, lalu dia menaiki motornya dan memakai helm.

“Woi lo kenapa?” tanya Rama sambil memukul motor yang dinaiki Altara.

Bukan tanpa alasan, masalahnya mengapa Altara menaiki motor milik Rama. Jelas saja Rama kebingungan.

Altara mengernyitkan dahi melihat Rama yang tiba-tiba datang memukul motornya. Lalu Rama memberi kode untuk Altara melirik motor itu.

Setelahnya Altara cengengesan sendiri, lalu membuka kembali helm dan menuruni motor yang ternyata bukan miliknya.

Kini mereka melajukan motor masing-masing menuju rumah Gilang, awalnya memang sudah janjian jadi Gilang pasti berada di rumahnya.

Saat sampai, mereka turun dari motor. Altara memegang pundak Rama sehingga Rama menghentikan jalannya lalu Rama mengernyitkan kedua alisnya menandakan dia bertanya “Apa?”

“Lo bawa yang gue suruh semalem kan?” Altara bertanya.

“Aman.” Rama menjawab singkat lalu kembali melangkah dan disusul Altara.

🐱

Gilang berjalan sempoyongan menuju pintu setelah mendengar bel, paling juga teman-temannya yang datang. Dan benar saja, saat dia membuka pintu terlihatlah dua lelaki sedang berdiri sambil membawa tas.

“Ngapain lo pada bawa tas?”

“Ya ngapain lagi, numpang tidur hahaha.”

Altara dan Rama menjawab sambil bertos ria lalu masuk melewati Gilang yang melongo melihat keduanya.

Gilang menutup pintu lalu berjalan menuju ruang tamu, lagi-lagi dia dibuat melongo oleh kedua temannya. Dari yang matanya lihat, dua orang itu sedang berebut remot. Selama ini, mereka hanya menampilkan sikap sok cool. Argh, ini membuat dia pusing sendiri, apalagi dirinya baru bangun tidur, Gilang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Gilang berjalan mendekat pada dua orang itu.

“Bocah banget sih lo berdua.”

Gilang mengambil remot yang diperebutkan keduanya lalu mematikan televisinya.

“Apa sih yang direbutin?”

Altara dan Rama saling bertukar pandangan, dilihatnya Altara yang menaikkan sebelah alisnya lalu Rama mengidikkan bahu pertanda tidak tahu. Tiba-tiba keduanya tertawa lepas.

“Kenapa lagi?!”

“Lo aneh, Lang,” ucap Altara setelah tawanya berhenti.

“Hah?” Gilang menatap Altara tidak percaya, padahal merekalah yang aneh, kenapa jadi dirinya yang disalahkan.

“Tiba-tiba sok dewasa, haha.” Rama menambahkan.

“Udah ah gue mau tidur,” kata Gilang sambil melangkah menuju kamarnya.

“Lagi?” tanya mereka bedua.

Gilang tidak menghiraukan keduanya, terserah mereka mau ngapain. Dia sudah terlalu mengantuk jika hanya untuk memarahi mereka.

Kedua temannya saling menatap tidak acuh, lalu kembali menonton film yang tertinggal tadi.

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang