Note: Sudah direvisi.
Happy Reading💙
.
.
.Tiga bulan berlalu.
Anna sedang membereskan pakaian dan peralatan lain yang sekiranya berguna disana. Hari ini dia memakai kaos putih polos dan menggunakan celana jeans. Simple, namun terlihat manis.
Anna turun dari kamarnya dan menyimpan koper di ruang tamu. Anna melihat sang mama membawa makanan dari dapur, lalu diberikan padanya.
“Sarapan dulu, Na,” ujar sang mama. “Kamu pergi sama siapa?”
“Anna sendiri, Ma, tapi nanti anterin ke bandara, ya.”
“Iya, Sayang.”
Anna menghabiskan masakan mamanya dengan lahap.
Jam menunjukkan pukul 06:48, Anna sengaja memesan tiket pagi agar dia cepat sampai. Anna melangkahkan kakinya menuju parkiran dengan satu koper bergambarkan kucing yang dibawa oleh supirnya.
“Ayo cepet, pesawatnya take-off pukul 08:30 kan? Mama udah siap, nih,” kata sang mama yang datang membawa tasnya.
“Iya, Ma.”
Anna masuk ke dalam mobil bersama mamanya tak lupa dengan supirnya.
🐱
Tasya merasa bosan dengan suasana ruangan ini, bayangkan saja orangtuanya malah meninggalkannya sendirian. Padahal niatnya kan mereka membawanya berobat, tapi saat disini tiba-tiba papanya ada panggilan kerja. Dasar pekerjaan, sukanya mengganggu Tasya.
Tasya meraih ponselnya, membukanya dan memainkan. Ehm sejujurnya, dia hanya mondar-mandir menu dan home, gitu aja sampe Tasya keluar dari rumah sakit saking bosannya.
Tiba-tiba dia teringat, semalam Anna memberitahu bahwa gadis itu akan datang ke Singapur, padahal dia tak meminta namun ada bagusnya juga supaya dirinya ada yang menemani, emang dasarnya jomblo.
Tasya bangun dari tidurnya, dia melepaskan selimut yang dengan seenaknya menutupi tubuh pendeknya. Lalu Tasya bangkit dari ranjang dan berjalan membawa infusan menuju kamar mandi. Tasya akan mandi -tepatnya membasuh tubuhnya- meskipun dia sedang sakit, namun rasanya tidak enak jika belum terbasuh dengan air.
“Mba Tasya?”
“Hm?” Tasya menyahut ketika terdengar suara seseorang memanggilnya dari dalam.
Samar-samar Tasya mendengar beberapa orang memasuki ruangannya. Tasya mendongak ke atas dinding, menatap jam yang bertengger disana, perlu diketahui dalam kamar mandi ini ada jam dinding yang entahlah tujuannya untuk apa, namun beruntung baginya bisa melihat jam berapa saat ini.
Jarum jam pendek itu mengingatkan akan dirinya yang pendek dan lemot dalam segala hal, ah lupakan dan fokus dengan tujuan awal. Jam itu menunjukkan pukul 09:45 waktu Singapur.
“Mba bisa menunggu disini,” kata salah satu perawat yang mengantarkan seseorang, Tasya belum keluar kamar mandi makanya dia tidak tahu itu siapa.
“Terima kasih, Suster,” balas seseorang itu yang Tasya yakini perempuan. Mungkinkah sahabatnya yang datang? Buru-buru Tasya membereskan segalanya dan melangkah menuju ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARA [END]
Teen Fictioncw // harsh words Lelaki bernama Altara Syafi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik kelasnya di sekolah. Dia adalah Tasya Veneria. "Would you be my girlfriend?" -Altara Dan tanpa diduga, ada gadis cantik yang pindah ke samping rumahnya. Hal...