Happy Reading💙
.
.
.Cindy menghela napas kasar, Cindy lelah diajak mengelilingi mall dengan alasan ingin membeli buah tangan untuk “camer” tapi kenyataannya mereka menghabiskan uang dengan membeli barang-barang lain, ekhem siapa lagi kalau bukan Bia.
“Cin, kita ke salon dulu, ya. Gue mau dandan biar lebih cantik, kan mau ketemu--“
“CAMER,” potong Cindy dengan jengah.
Bia tertawa kecil lalu menarik lengan Cindy agar mengikutinya.
Cindy menurut, hingga akhirnya mereka selesai dan memutuskan untuk pulang ke rumah Cindy.
🐱
Tasya turun dari motor saat keduanya telah sampai di depan rumah Altara. Ini kali pertama Tasya datang ke rumah Altara, ada sedikit perasaan malu untuk bertemu dengan keluarga Altara, malu-malu kucing gitu.
“Ayo, ketemu Bunda!” Altara menggenggam jari-jemari Tasya.
Tasya mengikuti Altara dengan langkah ragu. Altara mengernyitkan dahinya, lalu bertanya pada Tasya memastikan bahwa gadisnya baik-baik saja.
“Kenapa, Ca?”
“Ehm, galak gak?” tanya Tasya ambigu, siapa yang galak masalahnya.
“Maksud kamu? Bunda aku galak?”
Tasya mengalihkan pandangannya pada Altara yang seperti tersinggung dengan ucapannya barusan.
“A-aa-anuu....“
Altara terkekeh lalu mengacak rambut gadisnya yang sudah menjadi kebiasaan Altara.
“Bercanda kok. Bunda aku baik, percaya deh.”
Tasya mengangguk.
“Assalamualaikum,” ucap keduanya saat memasuki rumah itu.
“Bundaaa?” panggil Altara sambil berjalan ke dapur, kosong.
Altara berbalik menghampiri Tasya yang tadi Altara tinggal di ruang tamu.
“Mau liat kamar aku?”
Tasya memutarkan pandangan ke sekitar. “Emang bunda kamu dimana?”
Altara berjalan menuju kamarnya, diikuti oleh Tasya.
“Kayaknya lagi ke supermarket, sekalian jemput Shakila.”
“Adik kamu yang aku liat di mall itu?”
“Iya, Ca.”
Tasya mengangguk di belakang Altara.
Masuklah keduanya ke dalam ruangan luas yang dinamakan kamar itu, hal pertama yang menarik perhatian Tasya adalah bingkai foto yang tertempel di dinding berwarna biru tua, foto-foto yang sangat menggemaskan, foto Altara dari kecil hingga sekarang.
Altara duduk di pinggiran ranjangnya, Altara asik melihat Tasya yang sedang menyusuri tiap sudut kamarnya.
Tasya memetik gitar Altara dengan asal, kemudian Tasya mengambil buku-buku musik di atas rak.
“Aku baru tau kamu suka musik.”
Altara menghampiri Tasya dan mengambil gitarnya, lalu menatap mata Tasya. “Iya, suka.”
Tasya tersipu, ucapan Altara tadi sangat ambigu menurutnya.
Altara membawa Tasya menuju balkon kamarnya, mereka duduk di kursi dengan berdampingan. Altara memetik senar gitarnya, mencari kunci yang pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARA [END]
Teen Fictioncw // harsh words Lelaki bernama Altara Syafi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik kelasnya di sekolah. Dia adalah Tasya Veneria. "Would you be my girlfriend?" -Altara Dan tanpa diduga, ada gadis cantik yang pindah ke samping rumahnya. Hal...