35 - Tetangga Baru

212 4 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.

Malam telah tiba, Cindy dan keluarganya sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta.

Mereka segera pergi ke rumah barunya, di Komplek Banana.

Terlihat di hadapan Cindy rumah mewah berlantai 2 dan rooftop dilengkapi taman di belakang rumahnya dan dua buah ayunan. Nyaman, tapi pasti akan sepi. Itulah satu kalimat yang tercetak di otak Cindy.

"Istirahat, yuk. Udah malam," ajak sang mama.

"Ayo, Ma."

Keesokannya, Cindy melihat papa dan mamanya sudah rapi, dia turun menghampiri keduanya.

"Papa sama Mama mau kemana?" tanya Cindy sambil meminum segelas susu cokelat kesukaannya yang diberikan oleh mamanya.

"Papa ada urusan di Bali, Mama kamu juga ada bisnis di Malaysia. Oh ya, kamu disini ditemenin sama Bi Inem dan Mang Jey," ucap Agra dengan santai, seakan tidak melukai hati putrinya, tapi itu sudah biasa baginya.

"Ya udah, Didi ikut anter ke bandara, ya."

Cindy berlari menuju kamarnya untuk berganti pakaian, setelahnya turun.

Agra duduk di depan bersama Mang Jey, supirnya. Sedangkan Cindy bersama mamanya di belakang sambil berpelukan menandakan Cindy tidak ingin berpisah lagi.

"Pa, hati-hati." Cindy melambaikan tangannya kepada Agra.

Kini, Cindy sedang bersama mamanya duduk sambil menunggu perintah untuk memasuki pesawat.

"Di, kamu disini baik-baik, ya. Jangan nakal. Hubungin Mama kalo kamu kangen Mama, jangan ke club lagi deh, gak baik tau. Kamu udah tau kan satu sekolah sama Tasya, kamu jagain Tasya ya katanya dia lagi sakit, jangan telat makan, ja--"

"Ma, iya, iya. Didi ngerti. Tuh mama gak denger pesawatnya mau take-off? Mama hati-hati."

Cindy memeluk mamanya sekali lagi, lalu melambaikan tangannya.

Setelah itu, Cindy pulang bersama Mang Jey yang menunggunya.

"Mang berhenti, Mang," pinta Cindy.

Cindy keluar dari mobilnya dan mengajak Mang Jey agar mengikutinya, dia menghampiri sebuah mobil yang bannya sedang bocor.

"Permisi, Tante. Butuh bantuan?" tanya Cindy ramah.

"Ah, ini bannya bocor, Nak," jawab wanita itu tak kalah ramah.

"Rumah Tante dimana? Biar Didi antar pulang, terus mobilnya diurus sama Mang Jey aja."

"Di Komplek Banana, maaf jadi merepotkan."

"Kebetulan rumah Didi juga disana, gak repotin kok, Tante. Mang Jey nanti tolong bawa ke rumah aja ya mobilnya kalau udah ditambal, entar Didi kasih tau tempatnya."

"Siap, Neng."

Cindy menuntun wanita itu menuju mobilnya, lalu mulai menjalankan kendaraan itu ke kompleknya. Selama di perjalanan, tidak henti-hentinya wanita itu berterima kasih dan bersyukur bertemu dengannya. Hingga Cindy sampai di depan rumah wanita itu, dan dia sadar rumah wanita itu bersebelahan dengan rumahnya.

"Ini rumah Tante?"

"Iya, Nak. Ayo masuk dulu."

Wanita itu menggandeng tangannya untuk masuk, lalu duduk di ruang tamu rumah itu.

"Berarti kita tetanggaan, Tan. Soalnya rumah Didi di sebelah."

"Kamu yang semalam baru pindahan itu?"

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang