54 - Alasan Cindy

110 4 0
                                    

Happy Reading💙

.

.

.

Cindy menggeliat dari tidurnya ketika cahaya matahari memasuki jendela kamarnya. Sedikit demi sedikit Cindy membuka matanya hingga sempurna. Matanya menangkap sang bibi sedang membuka gorden sehingga cahaya matahari itu memasuki kamarnya.

"Pagi, Neng Cindy. Ini udah jam 7 loh. Anak gadis gak boleh bangun siang," sahut Bi Inem sambil mengingatkan.

"Hoam. Pagi, Bi."

"Neng jangan lupa mandi, terus turun sarapan ya. Bibi mau siapin dulu."

"Iya, Bi," jawab Cindy ketika Bi Inem sudah menutup pintu kamarnya.

Jam di ponsel sudah menunjukkan pukul 07:16. Cindy menguap lagi lalu terdiam, pikirannya menerawang pada kejadian semalam yang terjadi di rumahnya. Setelah beberapa lama, Cindy berhenti memikirkan itu, dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

.

.

"Aa, hari ini jalan-jalan yuk sama Kak Tasya."

Tiba-tiba sebuah suara terdengar, mencairkan suasana sarapan yang sedari tadi hanya hening.

"Iya, Kila. Kita jalan-jalan," ucap Altara.

Shakila tersenyum lebar. "Asyiiikkkk."

"Hahaha. Kila udah kangen ya sama Kak Tasya?" tanya Altara di sela-sela makannya.

Shakila hanya mengangguk sambil kembali memakan sarapannya.

Sedari tadi Altara memperhatikan Marisa. Sang bunda sedang memakan sarapannya dengan tidak nafsu, Altara menebak pasti sang bunda masih memikirkan hal semalam. Padahal Altara sudah memperingatkan bahwa Cindy bukan gadis baik-baik, jadi lah sang bunda kecewa sendiri.

"Bun, kita juga jalan-jalan yuk? Belanja bulanan juga, sekalian shopping deh."

Altara melihat Rizal sedang berusaha membujuk Marisa untuk bisa tersenyum lagi. Sayangnya, Marisa menggelengkan kepala tidak tertarik dengan ajakan Rizal.

Altara menyimpan piring kotornya ke wastafel, dia pun membawakan piring kotor milik sang ayah dan sang adik. Jangan tanya kenapa piring sang bunda tidak dibawakan, karena sang bunda sudah pergi lebih dulu.

"Bunda kamu kenapa? Dari pagi dieeeemmm mulu, Ayah jadi bingung," kata Rizal ketika Altara ikut duduk di sofa, dengan Shakila yang sedang menonton film kartun kesukaannya, minion.

Altara menggelengkan kepalanya. "Al nggak tau persisnya, Yah. Cuma kayaknya Bunda kecewa sama Cindy karena malem Cindy main ke club."

Rizal sedikit terkejut dengan ucapan Altara. "Hah? Maksud kamu Cindy ke club?"

"Heem, Yah. Dari pas di Bali juga dia udah ke club, Al pernah ngeliat sekali. Terus waktu Al kasih tau Bunda kalo Cindy bukan cewek baik-baik, Bunda gak terima dan gak percaya sama perkataan Al. Eh sekarang udah terbukti, Bunda jadi kecewa sendiri deh."

Rizal mengangguk-anggukkan kepalanya lalu menepuk pelan bahu Altara yang duduk di sampingnya. "Emang menurut kamu Cindy bukan cewek baik-baik dari mananya?"

"Buktinya dia sering ke club, Yah. Ya, Ayah tau sendiri tempat itu tempatnya apa."

"Terus kamu pernah tanya alasan kenapa dia sering ke tempat kayak gitu, hm?" tanya Rizal dengan menatap mata Altara.

ALTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang