Pagi ini Altara mendapat pesan dari pacarnya, dia sudah siuman. Altara bangun dari tidurnya lalu mandi dan siap-siap berangkat ke RS.
Tok tok.
"Al, udah bangun?" tanya Marisa.
"Udah, Bun."
Marisa masuk ke dalam kamarnya, "Loh kok kamu pake baju gitu sih? Hari ini kan kamu sekolah."
Altara menghadap ke arah Marisa, "Bun, Tasya udah siuman. Al izin gak sekolah lagi ya?"
"Kamu bisa jenguk sepulang sekolah, Al." Marisa menggeleng ketika putranya tidak ingin sekolah.
"Bun, please. Al janji cuma hari ini izinnya, besok-besok Al sekolah."
Marisa mulai marah, "Bunda gak suka ya kamu lebih mentingin jenguk pacar daripada pergi sekolah."
"Bunda kok gitu ngomongnya?" tanya Altara tidak suka. "Al kan bilangnya hari ini aja, besok-besok sekolah kok."
"Kamu kan bisa jenguk dia sepulang sekolah, Altara."
Altara kaget Marisa memanggil nama lengkapnya, "Al pulang sekolahnya kan sore takut kemaleman nyampenya, gak enak ganggu Tasya istirahat."
"Oke, hari ini aja." Marisa menyerah. "Besok sekolah!"
Altara tersenyum, "Makasih, Bunda."
"AL! AL! ALTAARAAAA!!!"
Altara mendengar suara seseorang berteriak, "Bun, ada yang manggil Al?"
"Hah? Bunda gak denger apa-apa. Bunda turun duluan ya, nyiapin sarapan dan bekal supaya gak usah beli makanan lagi." Marisa berlalu dari hadapan Altara.
"ALTARAAA!" Kali ini suara itu terdengar lagi. "ALTARANJING BUDEKKK!"
Altara berjalan menuju balkon kamarnya, benar saja ada Cindy yang sedang berdiri di seberang sana dengan wajah memerah, kebanyakan teriak. Siapa coba di dekat rumahnya yang manggil Altara anjing selain gadis itu.
"Apaaaa?!!!" balas Altara.
"Gue ikutt ke RS sama lo. Udah rapi gitu pasti mau ke sana kan? Gue dapet pesan juga dari Tasyaa. Ayo ah gue ikut!" Cindy duduk di kursi yang ada di balkonnya, agak pegal berdiri lama.
"Ogah, lo masih sakit kan? Gue gak mau bawa lo!" Altara memakai jaketnya. "Diem aja lo di rumah, istirahat biar cepet sembuh."
"Gue sembuh! Nih liatt gue loncatt-loncat. Gue ikuutt titik."
Altara ngilu melihat Cindy yang loncat-loncat di balkonnya, "Woi Cindy berhenti!!"
Cindy masih loncat-loncat.
"ANJING UDAH GUE NGILU LIATNYA! LO BOLEH IKUTT!!"
"Yeeesss, tunggu."
Cindy masuk ke kamarnya, lalu pergi mandi. Sejujurnya dia belum sembuh, sakit banget badannya loncat-loncat. Emang sok ngide orangnya.
Selepas berpakaian, Cindy turun ke ruang tamu, sudah ada Altara dan Marisa di sana.
"Beneran mau ikut?" tanya Marisa. "Udah mendingan?"
Cindy berjalan perlahan menuruni tangga, "Udah, Bun. Ini bisa jalan lebih baik daripada kemarin."
"Syukur deh. Sarapan dulu sini."
Marisa membawakan makan di piring yang sudah disediakan Bi Inem.
Cindy disuapi oleh Marisa, membuat Altara yang melihatnya merasa cemburu.
"Didi makan sendiri aja, Bun." Cindy mengambil sarapannya itu.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARA [END]
Ficção Adolescentecw // harsh words Lelaki bernama Altara Syafi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik kelasnya di sekolah. Dia adalah Tasya Veneria. "Would you be my girlfriend?" -Altara Dan tanpa diduga, ada gadis cantik yang pindah ke samping rumahnya. Hal...