SF : 10

82.9K 4.4K 56
                                    

Salah satu yang disukai Asa saat berkunjung ke rumah kakek neneknya di Batu adalah, memanen buah buahan. Di halaman belakang sang kakek yang cukup luas terdapat beberapa jenis tanaman buah, salah satunya adalah buah Apel. Dan sejak tiba di Batu 30 menit lalu, Asa kini sudah menghabiskan 2 buah Apel hijau yang tidak terlalu manis itu, agak asam tapi dia suka.

"Asa masuk dulu nak, itu Kak Ilham sama Kak Mutarinya sudah ada di depan loh."

Adel membujuk Asa untuk masuk, pasalnya sang anak langsung kehalaman belakang begitu tiba di Batu pagi ini. Sama sekali tidak ada niatan untuk meninggalkan pohon apel yang berbuah lebat itu.

"Loh, kak Lam sama Kak Tali sini juga Mama ?" Asa bertanya kaget, kedua kakak sepupunya itu tinggal di Probolinggo, Tantenya Farah setelah menikah memang ikut suaminya ke Probolinggo.

Menggendong Asa, Adel memetik dua buah apel. "Iya, kan besok sudah Lebaran, jadi anak anaknya Kakek sama Nenek kumpul di sini."

"Ade Om Andy uga ?"

Anggukan ibunya membuat binar bahagia di mata Asa kian bertambah. "Ante Mei ? Om Iyan uga ?"

"Iya, nanti juga ada Kak Luna loh, Asa senang kan ? Ada sepupu sepupunya ?"

Luna itu adalah anak Fandy, kakak tertua Adel. Kemudian ada Farah, dan adik Adel Rian. Untuk Rian ini sebenarnya masih tinggal serumah dengan orang tua mereka dan belum menikah, hanya saja kesibukannya sebagai mahasiswa tingkah akhir membuatnya jarang berada di rumah selama bulan puasa. Sedangkan kakakknya Fandy rumahnya tepat disebalah.

Luna dan Asa sendiri berbeda 5 bulan saja, Asa sebagai yang termuda tentu menerima banyak cinta dari kakak sepupunya yang lain, walu antara Luna dan Asa sering terjadi pertikaian karena sama sama manja.

Mendengar nama Luna, Asa merengek minta diturunkan, kemudian berlari menuju pohon apel, mengambil dua buah dan berlari memasuki rumah.

"KAK UNAAAAA."

Sembari berteriak, membuat Adel menghela napas lelah. Hoby berteriak putrinya benar benar sudah mendarah daging.

.

"Kak Una, Asa ada pelik Apel. Kak Una mau ?"
Luna menerima Apel yang disodorkan oleh Asa kemudian mengigitnya. Tersenyum manis saat melihat Asa yang tengah menatapnya lekat.

"Kak Ilham sama Kak Tari enggak di kasih ?" Yusran, ayah dari Ilham Tari bertanya seraya menggendong tubuh mungil Asa.

Menepuk keningnya lucu, Asa meronta minta di turunkan. "Asa lupa. Una mo ikut ambil apel sama Ase ?"

Entah angin apa sampai dua balita cerewet itu mendadak akrab pada awal pertemuan mereka. Biasanya kalau bertemu harus bertengkar dulu.

"Mau, Una mau panjat panjat pohon. Anti Una panjat, Asa ambil buahna ya ?"

Berikutnya Asa dan Luna bergendengan tangan menuju halaman belakang, sesekali terlihat Luna yang menyodorkan apelnya untuk dimakan Asa.

"Tumben banget mereka akrab Del." Farah terkekeh melihat kedua keponakannya menjauh.

"Bentar lagi juga berantem Kak. Tahu sendiri keras kepalanya Luna sama Asa kayak gimana. Ilham sama Tari mana ?" Adel melongok mengintip pintu utama. Mencari sosok keponakannya itu.

"Dirumahnya kak Fandy. Tadi ngotot mau mampir kesana. Suamimu kemana ?"

"Ikut Bapak ke kebun. Ngambil ubi manis untuk anak-anak."

.
.
.

"KakUna itu apelna besal. Ambil itu pat." Asa berseru gemas saat melihat Luna ingin memetik buah yang kecil.

Sweet Family ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang