Kini SISA tengah berada disudut kota Bandung, mereka kini tengah mencari markas Debo. Sivia yang tadi berhasil melacak tempat penyekapan Cakka pun langsung memberi tahu Ify dan mereka pun langsung menuju tempat tersebut.
"Apa itu markasnya ?" Tanya Shilla yang tengah menatap gedung kumuh bertingkat 2 dengan beberapa bodyguard yang berjaga didepannya
"Menurut hasil pelacakan gue, gedung itu merupakan gedung yang mereka gunakan untuk menyekap Cakka. Kalau kalian gak percaya kalian bisa ko liat sendiri" Ucap Sivia sambil menampil layar HPnya yang menunjukkan GPS tempat Cakka berada
"Jadi sekarang kita harus gimana ?" Tanya Agni
"Sivia sekarang lo lacak berapa banyak bodyguard yang ada disini" Perintah Ify lalu Sivia pun mengeluarkan alat mata matanya berupa alat pelacak berukuran sangat kecil hingga tak dapat dilihat oleh oleh orang orang yang kurang teliti. Sivia pun menerbangkan alat tersebut menuju gedung itu lalu ia melihat layar HP nya yang sudah terhubung dengan alat pelacak tersebut
"Dibagian depan ada 5 orang, bagian dalam ada 15 orang, lantai 2 ada 10 orang yang berjaga didepan pintu yang tertutup dan mungkin itu pintu untuk menuju ruang penyekapan Cakka, dibagian samping gedung ada 3 orang dimasing masing sudutnya" Ucap Sivia lalu ia menyimpan kembali alat mata matanya
"Jadi total ada 36 orang disana" Ucap Agni
"Jadi sekarang apa yang harus kita lakuin Fy setelah mengetahui kondisi digedung itu ?" Tanya Shilla
"Lebih baik sekarang kita pulang dulu, kita harus membuat rencana untuk menghadapi mereka secara matang agar tidak terjadi kesalahan" Ucap Ify
"Ok Fy" Ucap Agni lalu mereka berempat memutar balik motor mereka menuju kembali keasrama******************************
Rio, Alvin, Gabriel yang baru pulang dari tempat latihan pun hanya terduduk lemas diruang tamu.
"Gue benar benar gak nyangka kalau Cakka diculik" Ucap Gabriel lirih
"Padahal baru aja kita bersenang senang tadi pagi dengan tampil ngeband dan membuat semua orang terpukau sama kita, tapi kenapa sekarang kita malah sedih karena kehilangan Cakka" Ucap Alvin sedih
"Gue benar benar ngerasa kehilangan dia guys, diantara kita berempat yang hobinya ngeledekin kita kan cuman dia" Ucap Rio sedih
"Padahal belum ada sehari ya Cakka ninggalin kita, tapi kita udah ngerasa kehilangan aja" Ucap Alvin tersenyum getir
"Kira kira mereka berhasil gak ya nemuin Cakka ?" Tanya Gabriel
"Gue harap mereka nepatin janji mereka dan pulang dengan membawa kabar baik" Ucap Rio
"Awas aja kalau mereka pulang dengan tangan kosong, gue bakal abisin mereka satu satu" Ucap Alvin kesal
"Jangan gitu Vin, bagaimana pun juga mereka udah berusaha mencari Cakka jadi kita harus hargai itu. Lagian lo berani sama cewek ? Gak takut dibilang banci karena mukul cewek ?" Ucap Gabriel
"Lagian kita juga harus berterimakasih sama mereka karena selama beberapa bulan ini mereka udah jagain kita, bahkan saat kita tau kalau mereka itu gak menyukai kita pun mereka tetap membantu kita" Ucap Rio
"Kalian benar guys, maaf tadi gue emosi. Gue terlalu takut untuk kehilangan Cakka" Ucap Alvin lirih
"Gue saranin lo jangan bentak mereka lagi Vin, bagaimana pun juga mereka itu perempuan. Walaupun luarnya terlihat kuat tapi siapa tahu hatinya rapuh" Ucap Gabriel
"Iya Iel, gue janji bakal merubah sikap gue ke mereka setelah ini" Ucap Alvin
"Ngomong ngomong sekarang udah jam berapa sih ? Ko mereka belum balik ?" Tanya Rio
"Sekarang udah jam 10 Yo, apa jangan jangan mereka kenapa napa ?" Tanya Gabriel khawatir
"Mereka bukan cewek lemah guys, mereka pasti bisa jaga diri mereka sendiri" Ucap Alvin
"Gue harap mereka gak kenapa napa" Ucap Gabriel
"Lebih baik besok kita gak usah berangkat dulu guys, kita harus fokus ke pencarian Cakka" Ucap Rio yang diangguki oleh Gabriel dan Alvin
"Ya udah kalau gitu mending kita balik ke kamar masing masing ya, kita semua harus istirahat buat besok" Ucap Rio
"Tapi kalau mereka pulang gimana Yo ?" Tanya Gabriel
"Pintu jangan dikunci, lagian disini kan gak ada maling" Ucap Rio yang diangguki Gabriel
"Terus kalau mereka dapat informasi tentang Cakka gimana Yo ? Gue kan pengen tau secepatnya kabar tentang Cakka" Ucap Alvin tak sabar
"Lo harus sabar Vin, gue yakin mereka juga pasti lelah jadi lebih baik kita tunggu besok untuk menanyakan informasi tentang Cakka" Ucap Rio
"Ya udah deh Yo" Ucap Alvin lalu beranjak menuju kamarnya
"Gue kasihan Yo ngeliat Alvin, dia dari dulukan paling solid sama sahabatnya" Ucap Gabriel sedih menatap punggung Alvin yang semakin menjauh
"Gue juga Iel, tapi mau gimana lagi. Sekarang kita gak bisa berbuat apa apa Yel, gue harap mereka selalu bisa diandalkan" Ucap Rio
"Iya Yo" Ucap Gabriel
"Ya udah mending sekarang lo istirahat" Ucap Rio lalu ia pun beranjak menuju kamarnya dan Gabriel pun juga beranjak menuju kamarnya******************************
Keesokan harinya Rio, Alvin dan Gabriel bangun pagi pagi sekali, mereka pun menuju ruang makan untuk sarapan namun langkah mereka terhenti ketika melihat SISA sedang berdiskusi diruang TV lantai 1.
"Semalam kalian pulang jam berapa ?" Tanya Gabriel menghampiri SISA
"12" Ucap Shilla
"Informasi apa yang kalian dapatkan semalam ?" Tanya Alvin
"Mending sekarang kita sarapan dulu sebelum membahas tentang ini" Ucap Agni
"Oke" Ucap AlvinMereka pun sarapan terlebih dahulu, setelah selesai sarapan mereka pun kembali ke ruang TV dan duduk melingkar.
"Jadi informasi apa yang kalian dapatkan ?" Tanya Alvin menatap tajam SISA
"Kita udah tau dimana tempat Cakka disekap" Ucap Sivia
"Tapi kita gak boleh gegabah, disana penjagaannya begitu ketat. Banyak bodyguard berbadan besar yang menjaga tempat itu, jadi kita harus punya strategi sebelum menyerang mereka" Ucap Shilla
"Jadi apa rencana kalian ?" Tanya Rio
"Kita akan buat tiga kelompok, setiap kelompok punya tugasnya masing masing. Kelompok satu terdiri dari Shilla dan Gabriel, kalian berdua urus bagian depan dan samping. Kelompok kedua terdiri dari Agni, Sivia dan Alvin kalian bertiga urus bagian lantai 1 karena disana penjaganya begitu banyak. Kelompok 3 gue sama Rio, gue rasa alasan Debo menculik Cakka untuk memancing Rio. Jadi gue simpulkan gue sama Rio yang akan mengatasi lantai 2" Jelas Ify
"Seharusnya Debo nyulik gue bukan Cakka" Ucap Rio lirih
"Jangan nyalahin diri lo Yo" Ucap Gabriel nepuk pundak Rio
"Tapi target dia adalah gue, kalau gue yang dia culik mungkin Cakka akan baik baik aja sekarang" Ucap Rio penuh penyesalan
"Gak ada waktu untuk menyesal saat ini, sekarang kita gak punya banyak waktu untuk menyelamatkan Cakka. Kita harus bergerak cepat namun tetap berhati hati, jangan bertindak gegabah karena itu akan menyulitkan yang lainnya. Kalian mengerti ?" Ucap Ify serius
"Ngerti" Ucap Rio, Alvin dan Gabriel
"Ayo kita bergerak sekarang" Ucap Ify******************************
Disebuah gedung yang kumuh, seorang pemuda baru saja sadar dari pingsannya. Ia pun mengerjapkan matanya beberapa kali, entah mengapa kepalanya sedikit pusing dan ia pun merasa asing dengan ruangan ini hingga sebuah suara mengejutkannya.
"Sudah bangun tuan muda" Ucap seseorang dengan nada mengejek
"Lo ! Ngapain lo disini ?! Kenapa gue diikat segala ?!" Bentak Cakka
"Lo mau tau ? Itu karena lo hanyalah sebuah pancingan untuk memenuhi sasaran gue" Ucap orang tersebut
"Sialan lo ! Eh Kebo ! Lepasin gue !" Bentak Cakka
"Disaat seperti ini lo masih sempat mengejek nama gue ya ? Gak takut mati lo ha ?!" Ucap orang tersebut yang merupakan Debo
"Gue gak perduli, lo hanya seorang penghianat yang bisanya mencelakakan sahabat lo sendiri !" Ucap Cakka penuh emosi
"Gue ? Penghianat ? Apa yang mendasari lo untuk mengatakan kalau gue itu penghianat ha ?! Lo gak tau apa apa tentang hidup gue, jadi jangan asal menarik kesimpulan yang akan membuat lo semakin mendekati kematian lo. Dan lo bilang gue hanya bisa mencelakakan sahabat gue ? Siapa yang lo maksud SAHABAT GUE ? Mereka bukan lah sahabat gue ! Terutama Rio, gue akan memusnahkan dia secepatnya" Ucap Debo dengan tatapan mata penuh kebencian
"Jangan pernah lo menyentuh sahabat sahabat gue !" Ucap Cakka marah
"Emang apa yang bisa lo lakukan sekarang ha ? Liat keadaan lo sekarang" Ucap Debo lalu ia memukul rahang Cakka
"Argh.." Erang Cakka merasakan rahangnya berdenyut nyeri karena dipukul Debo
"Lo gak bisa berbuat apa apa kan sekarang ? Sadar diri dong lo !" Ucap Debo lalu kembali memukul Cakka hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah
"Sialan lo Kebo ! Jangan harap lo bisa melihat hari esok setelah gue lepas dari ikatan ini" Ucap Cakka penuh kemarahan
"Kita liat aja nanti, siapa yang gak akan bisa melihat hari esok. LO ATAU GUE" Ucap Debo lalu berjalan meninggalkan Cakka
"Sialan ! Apa yang harus gue lakukan sekarang" Guman Cakka

KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
ActionSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...