Begins Part 2

1.1K 73 5
                                        

Kini mereka menyerang para penjaga gedung tersebut, banyak penjaga yang tergeletak tak sadarkan diri akibat peluru yang mendarat ditubuh mereka.
"Ayo guys kita masuk" Ucap Ify saat para penjaga yang tadi menyerangnya sudah tidak sadakarkan diri

Mereka pun masuk kedalam gedung, tanpa diduga ternyata para penjaga didalam gedung tersebut telah siap dengan pistol dikedua tangan mereka.

Dor...
Dor...
Dor...

Suara tembakan itu perupakan permulaan dari penyerangan mereka.
"Semua hati hati" Ucap Ify saat melihat para penjaga itu terus menembaki mereka
"Gabrel, Shilla, lo berdua tembak sebelah kanan. Agni, Cakka, tembak sebelah kiri. Alvin, Sivia, tembak yang ada didepan. Rio, tembak para penjaga yang ada diatas" Ucap Ify mereka semua pun mengangguk

Dor...
Dor...
Dor...

"Ify, jaraknya jauh banget, gue gak bisa" Keluh Rio
"Fokus sama sasaran lo Rio, gue yakin lo bisa" Ucap Ify sambil menembak penjaga bagian atas
"Gila ! Banyak banget mereka" Keluh Cakka sambil terus menembak
"Berisik lo" Ucap Agni disamping Cakka sambil menembaki para penjaga
"Duh... nih orang gak ada habis habisnya sih" Keluh Alvin terus menembak para penjaga itu
"Diem deh lo, ngeluh mulu" Ucap Sivia ketus
"Shill, peluru gue habis" Ucap Gabriel panik
"Nih, ambil peluru gue" Ucap Shilla sambil mengeluarkan peluru yang ada dikantong celananya lalu dilemparkan ke Gabriel

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, akhirnya para penjaga itu tewas. Mereka pun langsung menaiki tangga menuju lantai 2, disana mereka hanya melihat ada 1 ruangan yang tertutup. Dengan hati hati mereka pun membuka pintu ruangan tersebut, CRAG yang melihat orang didalam ruangan tersebut pun terkejut.

Prok.. prok.. prok...

"Hebat, hebat, kalian bisa mengalahkan semua penjaga yang gue sewa disini" Ucap orang itu
"Dea ! Zevana ! Aren !" Ucap CRAG bersamaan
"Iya, ini kita sayangku. Apa kalian merindukan kami ?" Ucap Dea dengan senyum sinisnya
"Jadi selama ini lo yang neror kita ?!" Bentak Alvin
"Jangan marah marah dong Alvin sayang" Ucap Aren manja
"Jangan panggil gue sayang ! Gue gak sudi dipanggil sayang sama lo !" Bentak Alvin
"Jadi selama ini kalian yang neror kita ?!" Tanya Gabriel penuh penekanan
"Kalau iya, kenapa ?" Ucap Zevana santai
"Kalian semua keterlaluan !! Apa maksud kalian neror kami ha ?!" Bentak Cakka
"Cakka sayang, kita neror kalian supaya kalian selalu ingat kami. Kalian itu hanya milik kami dan gak ada yang boleh milikin kalian selain kami bertiga" Ucap Zevana
"Tapi cara lo itu norak ! Sangat norak !" Bentak Rio
"Kami gak perduli, selama kalian berada diduni ini, kami akan melakukan segala cara untuk mendapatkan kalian" Ucap Dea
"Dasar psyco !" Teriak Gabriel
"Terserah lo mau ngomong apa, yang jelas kalian hanya milik kami" Ucap Dea tegas
"Atas dasar apa kalian bilang mereka berempat itu milik kalian ?" Tanya Ify dengan tenang
"Atas dasar cinta ! Jadi lo jangan coba coba merebut mereka dari kita ! Terutama lo ! Jangan coba coba merebut Rio dari gue !" Ucap Dea sambil menunjuk Ify, Agni pun tersenyum sinis
"Cinta ? Lo bilang cinta ? Gue gak salah dengarkan ? Dasar bego ! Ini bukan cinta ! Ini hanya obsesi ! Obsesi kalian untuk mendapatkan mereka !" Ucap Agni dengan nada tinggi
"Gak usah sok tau lo ! Dasar bitch" Ucap Zevana
"JAGA BICARA LO !!" Bentak Shilla dengan wajah memerah menahan amarahnya
"Kenapa ? Lo gak terima ? Dasar BITCH" Ucap Aren

Dor..

"Argh.." Teriak Aren saat peluru mengenai lengannya
"Sialan lo !! Berani beraninya lo melukai sahabat gue !!" Ucap Dea penuh amarah
"Kalau lo berani lawan kami tanpa senjata" Tantang Zevana, SISA pun meletakkan pistol mereka
"Siapa takut" Ucap Sivia dengan senyum sinis
"Jangan coba coba kalian menyentuh mereka !" Bentak Alvin
"Kenapa ? Lo takut mereka tersakiti ? Dasar manja" Ucap Dea tersenyum sinis
"Siapa yang lo katakan manja ?!" Bentak Agni tak terima
"Kalau kalian sampai menyakit mereka, gue pastikan kalian gak akan selamat" Ancam Rio
"Uh.. takut... hahahahaha..." Ucap Dea
"Dasar cewek gila" Teriak Cakka
"Mari bitch kita buktikan siapa yang pantas bersama mereka" Ucap Aren dengan senyum sinisnya
"Meski lo udah kesakitan tapi lo masih bisa menampilkan senyum seperti itu juga ya" Ucap Agni tersenyum remeh
"Gue gak lemah seperti lo bitch" Ucap Aren
"Banyak bacot lo !" Ucap Agni lalu menyerang Aren, Aren yang belum siap pun sedikit terhuyung ke belakang
"Gue akan membuat lo gak bisa bergerak lagi !!" Ucap Sivia penuh emosi lalu menyerang Zevana
"Kalian diam saja, jangan ikut berkelahi kali ini. Biar kami yang menghajar mereka" Ucap Shilla lalu menyerang Dea
"Tapi kita gak bisa diam aja dong, ini semua juga gara gara kita" Protes Gabriel
"Terus lo mau apa ? Ikut menyerang mereka ? Lo gak malu dengan diri lo sendiri ? Masa cowok ngelawan cewek" Ucap Ify datar
"Tapi Fy.. kita juga mau bantu kalian" Ucap Rio
"Panggil agen FBI" Ucap Ify lalu membantu Shilla melawan Dea
"Ayo Yo, kita telfon agen FBI" Ucap Gabriel lalu Rio pun menelfon agen FBI
"Dasar bitch, cowok mana lagi yang mau lo ambil ha ?" Ucap Dea yang terus menyerang Shilla
"Jaga bicara lo ! Gue gak pernah ngambil cowok orang !" Ucap Shilla sambil menendang kaki Dea dan itu cukup membuat Dea kesakitan, setelah melihat Dea kesakitan Shilla pun memukul punggung Dea hingga Dea terjatuh
"Shill tenang, kontrol emosi lo" Ucap Ify saat Shilla ingin mencekik leher Dea, Shilla pun menarik nafas lalu menghela nafas secara kasar. Shilla menatap Dea dingin lalu menjambak rambut Dea
"Level lo jauh dibawah gue !! Jadi jaga bicara lo !! Lo beruntung karena gue gak menghabisi lo kali ini" Ucap Shilla sambil menjambak rambut Dea sangat kencang, Dea pun meringis kesakitan
"Udah Shill, lo gak mau bunuh anak orang kan" Ucap Ify
"Lo beruntung kali ini" Ucap Shilla sambil lepaskan jambakan pada rambut Dea
"Jaga dia Shill" Ucap Ify yang diangguki Shilla, Ify pun menatap perkelahian Sivia dengan Zevana ketika dirasanya pertarungan mereka mulai membahayakan Ify pun menghampiri Sivia
"Dasar bitch ! Ngapain lo deketin cowok gue ! Lo cuman mau hartanya doang kan !" Bentak Zevana sambil coba memukul perut Sivia yang berhasil ditangkis oleh Sivia
"Gue bukan lo ! Gue gak perduli harta kayak lo ! Lo sama teman teman lo ngedeketin mereka karena mereka anak kaya kan !" Bentak Sivia sambil memelintir tangan Zevana
"Jaga bicara lo !" Bentak Zevana menginjak kaki Sivia membuat Sivia terkejut tapi tidak kesakitan karena pakaian dan sepatunya sudah dirancang khusus hingga melindungin dirinya dari segala macam serangan
"Lo kira kita gak tau siapa yang menyelamatkan mereka saat gue dan Debo menyekap mereka digudang sekolah" Ucap Zevana lalu memukul tengkuk Sivia membuat Sivia kesakitan

Bugh...

"Aw.. Argh.." Teriak Zevana saat Ify memukulnya dari belakang
"Vi, lo gak papa kan ?" Tanya Ify menatap Sivia yang masig memegang tengkuknya
"Gue gak papa Fy" Ucap Sivia lalu berjalan mendekati Zevana lalu menginjak kaki Zevana kencang membuat Zevana menjerit kesakitan
"Jangan coba coba menyakiti gue dan sahabat sahabat gue !! Ancaman lo benar benar membuat gue muak !!" Bentak Sivia semakin menekan injakkan
"Via, stop ! Lo bisa buat tulang kakinya patah !" Ucap Ify
"Biarin aja Fy, biar dia tau rasa" Ucap Sivia
"Via ! Sadar !! Kalau lo lakuin ini terus apa bedanya lo sama dia ! Sadar Vi !" Ucap Ify, Sivia pun mengalihkan kakinya dari kaki Zevana
"Aw.. sakit.. argh..." Ucap Zevana sambil memegang kaki yang diinjak Sivia
"Bawa dia ke Shilla, lo jaga dia Vi. Gue mau ke Agni dulu" Ucap Ify lalu menghampiri Agni
"Dasar cewek manja !! Lo kasih pelet apa ke cowok gue ha ?!" Bentak Aren sambil coba menendang bagian perut Agni
"Cowok lo ?! Sejak kapan mereka jadi cowok lo ?!" Bentak Agni sambil memegang kaki Aren lalu membanting tubuh Aren
"Argh.. sialan !!" Desis Aren yang tersungkur dilantai
"Lo cewek gila yang pernah gue kenal !! Dasar cewek gak tau diri !! Murahan !!" Ucap Agni sambil menendang tubuh Aren
"Agni !! Stop !! Lo mau bunuh dia ha ?" Ucap Ify mendorong Agni
"Biarin Fy, kita harus habisin dia. Gara gara dia kita semua sempat terpuruk !! Gara gara dia, gue sama Shilla nangis !! Dia pantas mati Fy !!" Ucap Agni mendekati Aren namun dihalangi oleh Ify
"Sadar Ag, lo gak boleh membunuh orang !! Lo gak mau kan akhirnya menyesal" Ucap Ify
"Sialan !!" Umpat Agni lalu perlahan lahan mulai tenang
"Bawa mereka ke Shilla dan Sivia, kita tunggu agen FBI datang" Ucap Ify

Dea, Aren dan Zevana kini duduk lemas sedangkan CRAG dan SISA menunggu agen FBI datang.
"Semua ini belum berakhir" Gumam Dea dengan mata penuh amarah manatap salah satu diantara CRAG dan SISA, ia pun mengambil sesuatu dari kantongnya lalu...
"Argh...." Teriak Ify saat sebuah pisau berhasil menggores lengannya hingga darah segar pun keluar lengannya
"Ify... lo kenapa ?" Tanya Rio panik lalu melihat lengan Ify yang berdarah
"Lo..." Tatap Rio pada Dea, Rio pun berjalan menghampiri Dea

Plak..
Bugh..

Dea pun tersungkur dilantai dengan keadaan tak sadarkan diri
"Berani beraninya lo nyakitin Ify !! Lo gak akan gue maafkan !!" Ucap Rio lalu ingin memukul Dea kembali namun tangannya pun ditahan oleh Ify
"Jangan kotori tangan lo Yo, lo gak boleh nyakitin cewek" Ucap Ify
"Tapi Fy, dia itu ma..." Ucapan Rio terpotong
"Gue gak papa Yo, ini cuma luka gores kecil" Ucap Ify
"Kecil ? Jelas jelas itu bukan luka kecil Fy. Mana mungkin luka kecil mengeluarkan darah sebanyak itu" Ucap Rio sambil menatap lengan Ify
"Gue gak papa Yo" Ucap Ify menenangkan Rio
"Huft.. pulang dari sini kita kerumah sakit" Ucap Rio
"Gak perlu, gue bisa ngobatin sendiri" Bantah Ify
"Lo harus dibawa ke rumah sakit Fy" Ucap Rio
"Gue gak mau, lo gak berhak maksa gue" Ucap Ify
"Ok kalau gitu gue yang akan ngobatin lo dirumah" Ucap Rio
"Terserah lo" Ucap Ify

Tak beberapa lama pun agen FBI datang lalu membawa Dea, Zevana dan Aren pergi.

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang