Setelah keluar dari kamar Ify, Rio memutuskan pergi ketaman rumah sakit.
"Kenapa gue tiba tiba jadi sedih kayak gini setelah dengar kalau Ify sudah punya pilihannya sendiri ? Apa gue sudah mulai menyukainya ?" Guman Rio yang kini duduk dibangku taman. Lama Rio terdiam dan merenung memikirkan perasaan aneh yang berada dihatinya hingga sebuah tepukan dibahunya mengejutkannya
"Gue cariin kemana mana ternyata lo ada disini" Ucap Gabriel yang baru saja menepuk bahu Rio
"Ngapain lo pada disini ?" Tanya Rio
"Cari lo, lo sendiri ngapain ada disini ?" Tanya Alvin
"Gue cuman mau cari angin doang" Ucap Rio
"Bukannya merenungi kata kata Sivia tadikan" Ucap Cakka
"Ya enggak lah, ngapain juga gue mikirin kata kata Sivia tadi" Jawab Rio dengan nada gugup
"Gue tau lo bohong Yo, kita bersahabat udah lama. Gue tau segala macam ekspresi lo jadi lo gak bisa bohongin gue" Ucap Alvin telak membuat Rio terkejut
"Eh.. apaan sih Vin.. emang.. emang gue kenapa ?" Tanya Rio gugup
"Lo jujur deh sama kita Yo tentang perasaan lo ke Ify" Ucap Gabriel
"Gue gak ngerasain apa apa ko" Ucap Rio
"Lo anggap kita sahabat gak sih Yo ? Kalau lo anggap kita sahabat harusnya lo terbuka sama kita" Ucap Cakka membuat Rio terdiam sejenak
"Hm.. sebenernya.. gue juga gak ngerti sama perasaan gue sendiri. Semenjak Ify kritis di rumah sakit gue sering merasa kesepian tanpa ada dia disamping gue, bahkan setiap gue gak berada didekatnya gue selalu merasa khawatir. Tadi aja waktu gue tau dia menggerakkan jarinya rasanya seneng banget, gak tau kenapa rasanya gue pengen jadi orang pertama yang dilihat oleh Ify ketika sadar nanti meski itu gak mungkin. Gue juga gak ngerti kenapa gue bisa seneng banget saat om Hanafi menyetujui kalau gue suka sama Ify, gue bingung guys" Ucap Rio yang membuat ketika sahabatnya tersenyum
"Tandanya lo udah mulai jatuh cinta sama Ify, Yo" Ucap Cakka
"Tapi gue bisa apa kalau Ify sudah punya pilihannya sendiri" Ucap Rio murung
"Lo beneran suka kan sama Ify ?" Tanya Gabriel yang diangguki oleh Rio
"Kalau lo beneran suka sama Ify, harusnya lo perjuangin dia. Ini adalah ujian untuk lo, Yo. Masa hanya karena Ify punya pilihan sendiri, lo jadi putus asa begini. Lo cowok kan ? Kalau lo cowok harusnya lo perjuangin dia, kita gak akan tau apa yang akan terjadi ke depannya. Tapi yang kita tau hanya satu, yaitu hati orang selalu dapat berubah ubah jika Tuhan mengkehendakinya. Jadi lo jangan menyerah secepat ini Yo, lo harus buktiin ke Ify kalau lo beneran suka sama dia" Ucap Gabriel menyemangati Rio
"Lo harus perjuangin cinta lo, Yo. Jangan jadikan sebuah masalah kecil membuat lo putus asa dan menyerah, gue mendukung lo Yo" Ucap Alvin tersenyum
"Ayo kita berjuang sama sama Yo, lo perjuangin Ify, gue perjuangin Agni, Gabriel perjuangin Shilla dan Alvin perjuangin Sivia" Ucap Cakka
"Ngapain gue perjuangin si cubby ? Emang gue suka sama dia sampai sampai gue harus memperjuangkan dia" Ucap Alvin tidak terima
"Jangan bohong deh Vin, kita tau ko kalau kemarin saat Cakka masih dirumah sakit lo sama Sivia sempet berduaan kan ? Lo PDKT kan sama Sivia" Ucap Gabriel menggoda Alvin
"Enggak ko, orang gue cuman nasehatin dia doang dan gue juga cuman khawatir doang sama luka dia waktu ngelindungin gue" Ucap Alvin
"Khawatir itu tandanya lo cinta sama dia, bukannya biasanya lo cuek ya Vin sama cewek ? Tapi kenapa lo bisa segitu khawatirnya sama Sivia, padahal lo tau sendirikan kalau Sivia itu cewek yang kuat" Ucap Cakka memojokkan Alvin
"Ya itukan karena dia ngelindungin gue jadi dia terluka, kalau dia terluka bukan karena ngelindungin gue mana mungkin gue cape cape khawatirin dia" Kilah Alvin
"Masa sih ? Tapi lo sempat nasehatin Sivia kan ?" Goda Rio
"Ya itukan karena gue gak mau dia sedih terus terusan" Ucap Alvin
"Sejak kapan lo perduli kayak gini Alvin ? Lo biasanya cuek banget sama sekitar lo, masa lo gak nyadar soal itu sih. Hanya karena Sivia lo jadi peduli sama sekitar lo" Ucap Gabriel membuat Alvin terdiam
"Ah au ah, pusing gue" Ucap Alvin kesalSedangkan diruangan Ify..
"Kenapa lo ngasih tau mereka Vi ?" Tanya Shilla menatap Sivia
"Karena gue gak mau dia suka sama Ify dan akhirnya dia sakit hati sendiri" Ucap Sivia
"Terus kenapa lo pada ngedukung dia ?" Tanya Sivia pada Agni dan Shilla
"Siapa yang ngedukung ? Kita cuman gak mau dia sedih aja Vi, kalau dia kelihatan sedih kayak gitu bisa bisa Ify ngamuk sama kita pas dia udah sadar" Ucap Agni
"Iya juga sih, tapi bukannya secara gak langsung kalian kasih harapan ya ke dia ?" Tanya Sivia
"Iya sih, tapi udahlah biarin aja" Ucap Shilla
"Gue yakin Ify pasti tetap mempertahankan hatinya untuk janjinya dengan orang itu" Ucap Agni
"Pastinya, Ify kan orang yang selalu menepati janji" Ucap Shilla tersenyum
"Gue harap Ify cepat sadar" Ucap Sivia
"Gue juga berharap seperti itu, rasanya ada yang kurang diantara kita kalau gak ada Ify" Ucap Agni
"Gue rindu cerita bareng Ify" Ucap Shilla
"Huft.. tapi gak kerasa ya udah seminggu Ify kayak gini, apalagi ulangan akan selesai besok. Gue jadi kepikiran Ify bakalan naik kelas atau gak ya" Ucap Sivia
"Kalau sampai Rio membuat Ify gak naik kelas maka siap siap aja dia bakal bonyok ditangan gue" Ucap Agni dengan nada mengancam
"Gue juga ikutan Ag ngehajar tuh orang. Awas aja kalau dia gak naikin Ify ke kelas 12, dia bakal tau akibatnya" Ucap Shilla
"Lagi pula kalau dia gak menaikkan Ify ke kelas 12 berarti dia gak tau diri guys, padahal Ify udah ngorbanin dirinya sampai gak sadarkan diri kayak gini demi ngelindungin si item itu" Ucap Sivia yang diangguki Shilla dan Agni******************************
Kini mereka berada diruang TV lantai 1 rumah mereka, baru saja mereka pulang dari rumah sakit setelah Cakka, Gabriel, Alvin dan Rio kembali lagi keruangan Ify.
"Ini alasan gue gak suka di off kan dari misi, kita jadi gak ada kerjaan" Celetuk Shilla
"Mau latihan sama bang Riko pun gak bisa karena posisi kita disini sedang off" Ucap Agni
"Tapi mau gimana lagi, inikan demi kesembuhan Ify" Ucap Sivia
"Tapi kenapa kalian di off in ?" Tanya Gabriel
"Karena kalau ada salah satu anggota tim nya terluka parah maka kelompok itu harus di off kan, kalau gak di off kan maka bisa berakibat fatal pada temannya yang terluka itu" Jelas Shilla datar
"Sorry, gara gara Ify ngelindungin gue dia jadi terluka dan tak sadarkan diri sekarang. Dan gara gara gue juga kalian di off kan" Ucap Rio bersalah
"Sampai kapan lo mau nyalahin diri lo terus" Ucap Sivia ketus
"Lo gak lupakan apa yang dikatakan sama uncle Day waktu itu ?" Ucap Shilla ketus
"Kalau lo masih menyalahkan diri lo, gue yakin setelah Ify sadar nanti lo bakal abis sama gue" Ucap Agni menatap Rio tajam
"Tapi kan gue..." Ucapan Rio terpotong
"Udahlah Yo, jangan salahin diri lo terus. Memangnya dengan lo yang menyalahkan diri lo seperti ini bakalan bisa bikin Ify sadar ?" Ucap Gabriel
"Lagian kita kan gak bisa memutar kembali waktu Yo, kita juga gak bisa memprediksikan apa yang akan terjadi kedepannya. Mungkin ini memang udah takdirnya kayak gini" Ucap Alvin
"Dan lo juga jangan egois kayak gini Yo, karena disini yang ngerasa sedih dan bersalah bukan lo aja tapi kita semua juga merasakannya" Ucap Cakka
"Sorry guys, gue cuman masih ngerasa sedih aja. Seminggu Ify tidur disana dengan tenang, tapi gue gak senang ngeliatnya. Lebih baik gue disuruh suruh sama dia, diomongin sama dia, ribut sama dia tau apa pun deh yang penting dia bisa sadar dari pada dia kayak gini, nyiksa hati gue" Ucap Rio
"Lebay" Celetuk Agni
"Kalau orang lagi jatuh cinta itu emang bikin orang jadi lebay ya" Ucap Sivia dengan nada meledek
"Cowok lembek" Celetuk Shilla
"Terus aja lo bertiga katain gue, awas aja kalau lo bertiga jatuh cinta dan ikutan galau kayak gue" Ucap Rio ngambek
"Kita bertiga gak akan sealay lo Mario" Ucap Agni
"Dasar puber" Celetuk Shilla
"Ababil" Celetuk Sivia
"Au ah" Ucap Rio lalu meninggalkan ruang TV
"Napa tuh anak ? Ngambek ya ?" Tanya Cakka
"Ya iyalah dia ngambek, orang dia diledekin mulu sama tuh cewek" Ucap Gabriel
"Semenjak Ify masuk rumah sakit, Rio jadi sensitif ya guys" Ucap Alvin yang diangguki oleh Cakka dan Gabriel, sedangkan Shilla, Agni dan Sivia beranjak memasuki kamarnya masing masing
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
ActionSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...