Rasa Penasaran Gabriel Part 4

1.9K 98 4
                                    

DAZ yang tak sepandai SISA dalam berkelahi pun harus jatuh tersungkur.
"Guys cabut" Ucap Dea lalu meninggalkan gudang tersebut bersama Aren dan Zevana
"Apa kalian masih ingin disini ?" Tanya Sivia yang menggunakan masker berwarna hijau toska dengan nada dingin pada Debo, Patton, Lintar dan Sion
"Cabut guys" Ucap Debo
"Tapi..." Ucapan Lintar dipotong oleh Debo
"Gak mungkin kita lawan cewek, dan buat lo Rio ! Urusan kita belum selesai !" Ucap Debo lalu pergi meninggalkan gudang VIHS
"Tolong lepasin dong, sakit nih tangan gue" Ucap Cakka dengan nada memelas
"Guys, lepasin ikatan mereka" Ucap Ify yang diangguki SSA
"Thanks, karena lo semua udah bantu kita" Ucap Gabriel setelah ikatannya telah lepas
"Kalian siapa ?" Tanya Alvin, namun bukannya menjawab SISA malah pergi meninggalkan gudang
"Hei tunggu !" Ucap Cakka namun terlambat karena SISA telah meninggalkan mereka
"Siapa mereka sebenarnya ?" Tanya Gabriel
"Mereka terlalu jago berkelahi untuk ukuran seorang cewek" Ucap Cakka
"Gue rasa mereka bukan orang biasa, kita harus cari tahu mereka" Ucap Rio
'Tapi suaranya kayanya gue kenal deh, masa sih mereka itu cewek cewek itu ? Gue harus selidikin' Ucap Gabriel dalam hati
"Kita cabut guys" Ucap Rio dengan jalan terpincang pincang diikuti CAG

Sedangkan ditempat lain
"Untung aja gue bawa masker kemana mana" Ucap Shilla yang kini sudah melepas maskernya
"Ternyata ada untungnya juga ya Shill lo bawa beginian" Ucap Agni sambil tersenyum
"Iya dong" Ucap Shilla bangga
"Tapi kenapa ya mereka bisa diserang kaya gitu ?" Tanya Via
"Gue rasa pasti karena mereka ada anak dari pengusaha terkenal di Asia jadi mereka diincar oleh musuh dari perusahaan bokap mereka" Ucap Ify
"Kalau emang itu alasannya, terus kenapa kita gak jadi sasaran juga ?" Tanya Shilla bingung
"Lo mau jadi sasaran juga Shill ? Wah parah lo" Ucap Via
"Bukan gitu maksud gue Via" Ucap Shilla kesal
"Gue rasa mereka belum tau siapa kita, bukannya selama ini kita selalu menyembunyikan identitas kita ?" Ucap Ify
"Betul juga tuh kata Ify" Ucap Agni
"Terus sekarang kita harus ngapain ??" Tanya Via
"Besok hari Minggu, kita ke markas besok buat bilang ini sama Uncle Day" Ucap Ify
"Kita pakai motor aja ya biar cepat" Usul Shilla
"Gue setuju sama Shilla, secarakan Bandung sekarang udah hampir mirip Jakarta yang suka macet" Ucap Via
"Gue sih ngikut aja" Ucap Agni
"Ya udah besok kita ke markas naik motor, besok kita kumpul di apartemen gue ya terus kita berangkat ke markas bareng bareng" Ucap Ify yang diangguki SSA
"Ya udah, kita pulang yuk. Udah kelar kan ?" Tanya Agni
"Ya udah sekarang kita pulang" Ucap Ify menuju parkiran diikuti SSA

******************************

Keesokan harinya,SISA memutuskan untuk kemarkas. Namun mereka tak menyadari bahwa mereka kini berada didepan CRAG dilampu merah.
"Guys, itu bukannya anak misterius yang ada diarea balapan waktu itu ?" Tanya Cakka
"Mana ?" Tanya Alvin
"Itu didepan kita" Ucap Cakka sambil menunjuk SISA
"Bener juga, plat nomornya juga sama" Ucap Gabriel
"Kita ikutin mereka" Ucap Rio
"Terus kita gak jadi gitu ketemuan dengan pak Kiki ?" Tanya Cakka
"Soal ketemuan dengan pak Kiki kita undur, sekarang kita ikuti saja mereka dulu" Ucap Rio, kini sudah lampu hijau SISA pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi diikuti oleh CRAG

******************************

Sesampainya dimarkas SISA langsung melepas helm dan jaket mereka, kemudian mereka langsung menuju ruangan Uncle Day.
Tok..Tok..Tok..
"Masuk" Ucap Uncle Day
"Selamat siang Uncle" Ucap Shilla memasuki ruangan Uncle Day diikuti SIA
"Selamat siang Shilla, Ify, Agni, Via. Ada apa kalian kemari ?" Tanya Uncle Day
"Uncle, musuh sudah mulai muncul. Kemarin keempat cowok tersebut dihajar habis habisan digudang sekolah kami, namun kemarin kami bisa datang tepat waktu sehingga kami dapat membereskan mereka" Ucap Ify
"Apa kalian tau siapa musuh itu ?" Tanya Uncle Day
"Kamu belum mengetahuinya Uncle" Ucap Agni
"Ify.. Apa kamu tidak menyadari sesuatu ?" Ucap Uncle yang kini tengah menatap layar Laptopnya
"Maksud Uncle ?" Tanya Ify bingung sedangkan Uncle Day hanya tersenyum misterius lalu menghubungi para penjaga
"Suruh penjaga bawa mereka masuk" perintah Uncle Day kepada penjaga

Didepan markas SHADOW SPY, kini CRAG tengah kebingungan.
"Kemana mereka ?" Tanya Alvin
"Bukannya mereka tadi kearah sini ya ?" Tanya Gabriel sambil menoleh mencari motor tersebut
"Guys, ko ada ya gedung megah dipinggir kota Bandung kaya gini ?" Tanya Cakka yang kini tengah memperhatikan gedung SHADOW SPY
"Ini gedung apa ya ? Gue baru liat" Ucap Gabriel
"Sial ! Kita kehilangan jejak mereka" Ucap Rio kesal
"Guys, apa jangan jangan mereka masuk ke gedung itu ?" Tanya Alvin yang kini memperhatikan gedung SHADOW SPY
"Bisa jadi tuh Vin, secara disinikan udah gak ada jalan lagi. Tapi ini gedung apaan coba ?" Ucap Gabriel bingung
"Kita selidiki, ayo !" Ucap Rio yang kini sudah memarkirkan motor dihadapan gedung SHADOW SPY
"Gila, gedungnya besar banget padahal ini dipinggir kota" Ucap Cakka kagum
"Gue rasa ini bukan gedung sembarangan deh" Ucap Alvin
"Ayo !" Ucap Rio yang mulai jalan menuju pintu masuk gedung
"Kalian siapa ?" Tanya salah satu penjaga
"Saya ingin mencari empat orang yang mungkin masuk ke sini tadi" Ucap Rio
"Ikuti kami" Ucap penjaga tersebut lalu menaiki lift menuju lantai ruang Uncle Day. Ketika mereka sampai didepan ruangan Uncle Day
Tok..Tok..Tok..
"Masuk" Ucap Uncle Day
"Permisi Uncle, kami membawa mereka kesini" Ucap salah satu penjaga yang berdiri didepan CRAG
"Suruh mereka masuk dan kalian berdua boleh keluar" Ucap Uncle Day kepada penjaga, lalu CRAG pun masuk
"Selamat datang dimarkas kami" Ucap Uncle Day kepada CRAG yang kini sudah berada didepan Uncle Day
"Anda siapa ?" Tanya Rio
"Kita pelan pelan saja, silahkan kalian boleh duduk disana" Ucap Uncle Day sambil menunjuk sofa yang berada disudut ruangan
"LO ?!" Ucap Rio saat menoleh kearah sofa yang ditunjuk oleh Uncle Day
"Silahkan kalian duduk terlebih dahulu" Ucap Uncle Day kepada CRAG lalu CRAG pun duduk di samping sofa SISA
"Kalian ini sebenarnya siapa ?" Tanya Alvin

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang