SHIEL
Kini Shilla tengah duduk santai dikursi taman rumah sakit sambil melihat sekelilingnya, hingga pandangannya terhenti saat ia melihat seorang anak kecil perempuan dengan infus ditangannya. Shilla pun mendekati anak kecil itu, entah sadar atau tidak sebenarnya dari tadi ia sedang diawasi oleh seseorang dibalik pohon dekat kursi taman tersebut.
"Hai adik manis, kamu sama siapa ke sini ? Mana orang tua kamu ?" Tanya Shilla ramah pada anak itu sambil menunduk menyamakan tinggi badannya dengan anak kecil itu
"Aku kesini sama mamah kak tapi mamah bilang dia mau ambil jaket dulu buat aku" Ucap anak kecil itu
"Nama kamu siapa ?" Tanya Shilla
"Nama aku Nova kak, kalau kakak namanya siapa ?" Ucap anak itu yang bernama Nova
"Nama kakak Shilla, ikut kakak yuk duduk dikursi itu" Ucap Shilla sambil menggandeng tangan Nova duduk dikursi yang tadi didudukinya
"Nova sakit apa ?" Tanya Shilla menatap Nova yang duduk disebelahnya
"Nova kena tipes kak" Jawab Nova
"Nova jarang makan ya ? Kenapa ?" Tanya Shilla
"Nova keasikkan main sih kak jadi Nova lupa waktu makan deh" Jawab Nova sambil tersenyum
"Emangnya mamah Nova gak ngingetin waktu makan ke Nova ?" Tanya Shilla
"Diingetin ko kak, emang Nova nya aja yang suka nunda nunda makan sampai sampai Nova lupa kalau Nova belum makan" Ucap Nova dengan wajah polosnya
"Nova gak boleh keasikkan main dong, makan juga penting buat Nova. Bayangin deh kalau Nova gak makan dan akhirnya Nova masuk rumah sakit kayak sekarang, apa enak ?" Tanya Shilla sambil mengelus puncak kepala Nova
"Gak enak kak, dirumah sakit Nova gak bisa main sama teman teman Nova" Ucap Nova
"Nah kalau gitu mulai sekarang Nova harus banyak makan, jangan keasikan main terus ya. Kalau Nova sakit kayak ginikan Nova sendiri yang rugi karena gak bisa ketemu dan main sama teman teman Nova" Ucap Shilla
"Iya kak, Nova janji setelah ini Nova bakalan makan yang banyak biar Nova gak sakit lagi dan Nova juga bisa ketemu sama teman teman terus buat main" Ucap Nova tersenyum
"Nah gitu dong" Ucap Shilla tersenyum pada Nova
"Nova ! Ya ampun sayang, mamah kira kamu hilang" Ucap seorang ibu ibu datang menghampiri Shilla
"Nova gak ilang ko mah, Nova cuman lagi main aja sama kak Shilla" Ucap Nova mendekati ibunya
"Maaf ya dek kalau Nova merepotkan adek" Ucap ibu Nova
"Gak papa ko bu, lagian Nova nya juga nurut" Ucap Shilla
"Kalau gitu ibu pergi dulu dek, ayo Nova kita makan dulu" Ucap ibu itu menggandeng Nova
"Dah kak Shilla cantik" Ucap Nova sambil melambaikan tangannya berjalan meninggalkan Shilla, Shilla pun melambaikan tangannya.
Saat Nova sudah tidak terlihat lagi Shilla pun merubah raut wajahnya seperti semula, datar.
"Gue tau lo ngikutin gue ! Keluar sekarang atau gue hajar lo" Ucap Shilla tanpa merubah posisi berdirinya
"Ko ketauan sih" Ucap orang itu
"Keluar atau gue tarik lo !" Ancam Shilla
"Iya gue keluar Shill" Ucap orang itu lalu berjalan mendekati Shilla
"Ngapain lo ngikutin gue ?" Tanya Shilla ketus
"Gue gak mau lo kenapa napa jadi gue ngikutin lo" Ucap orang itu yang tak lain adalah Gabriel
"Gue bukan anak kecil ! Gue bisa jaga diri gue sendiri" Ucap Shilla dingin
"Bukan masalah lo yang masih kecil atau udah besarnya Shill, ini masalahnya lo itu cewek jadi gu.."
"Apa ?! Hanya karena gue cewek lo nganggap gue lemah ?! Gue bahkan lebih kuat dari lo GABRIEL STEVENT DAMANIK" Bentak Shilla
"Sorry Shill, gue cuman khawatir aja sama lo" Ucap Gabriel bersalah sambil menundukkan kepalanya, Shilla pun menghembuskan nafasnya kasar
"Udahlah gak usah baper, lupain" Ucap Shilla kesal lalu duduk dikursi itu, Gabriel pun ikut duduk disampingnya
"Shill, lo suka anak kecil ya ?" Tanya Gabriel
"Gak" Jawab Shilla
"Tapi lo keliatannya ramah banget sama anak kecil tadi" Ucap Gabriel
"Bukan urusan lo" Ucap Shilla ketus
"Kenapa sih lo dingin banget sama cowok Shill ? Sedangkan sama anak kecil lo selalu ramah" Ucap Gabriel
"BUKAN URUSAN LO" Ucap Shilla penuh penekanan
"Maaf" Ucap Gabriel
"Lo mau gue maafin ?" Tanya Shilla
"Iya" Ucap Gabriel menatap Shilla
"Beliin gue es krim" Ucap Shilla
"Ok, lo tunggu sini ya" Ucap Gabriel lalu pergi membeli es krim
"Cowok bodoh" Guman Shilla sambil tersenyum, tak beberapa lama Gabriel pun datang membawa es krim setelah itu mereka berdua pun larut menikmati es krim masing masing meski terkadang Gabriel berbicara hal yang tak penting yang tidak direspon oleh Shilla.ALVIA
"Ngapain lo ngikutin gue ?!" Tanya Sivia ketus saat ia melihat Alvin yang mengikutinya ke kantin rumah sakit
"Ke GR an banget lo, siapa juga yang ngikutin lo ? Ini tuh jalan umum jadi siapa aja berhak lewat sini dan juga ini kan kaki gue jadi bebas dong gue mau langkahin kemana" Ucap Alvin
"Suka suka lo deh" Ucap Sivia lalu memesan beberapa makanan
"Lo masih laper ?" Tanya Alvin
"Menurut lo" Ucap Sivia sinis
"Emang sarapan yang tadi pagi gak cukup ?" Tanya Alvin
"Gak" Ucap Sivia datar
"Pantesan aja badan lo melar ternyata suka banget makan" Ucap Alvin meledek Sivia
"Suka suka gue dong, kenapa lo yang repot" Ucap Sivia ketus
"Gimana ada cowok yang suka sama lo kalau lo nya aja suka banget makan kayak gini sampai sampai badan lo melar kayak roti" Ucap Alvin
"Gue gak mikirin cowok ! Lagian kalau emang beneran suka harusnya gak mandang fisik, fisik bisa berubah kapan aja. Kalau tuh cowok menyukai cewek hanya karena fisik itu tandanya bukan suka tapi nafsu" Ucap Sivia datar
"Curhat neng" Goda Alvin
"Gak, hanya memberi tau cowok sipit macam lo. Lagian gue juga yakin, lo tuh gak bakalan bisa bedain mana cewek cantik dan bukan karena mata lo gak terbuka, SIPIT" Ledek Sivia
"Gue bisa kali bedain mana yang cantik dan mana yang gak, lagian kalau soal cewek gue liatnya gak pake mata soalnya seperti yang lo bilang tadi mata gue itu sipit. Jadi gue ngeliat cewek itu pake hati, karena gue ngeliat cewek itu pake hati berarti yang gue liat itu sifat dan sikap dia bukan fisiknya" Ucap Alvin
"Ya in aja deh Pit" Ucap Sivia saat pesanannya datang, Sivia pun langsung memakan pesanannya
"Makannya pelan pelan cubby" Ucap Alvin yang melihat Sivia makan terburu buru
"Gue laper" Ucap Sivia ketus
"Dasar perut karet" Ledek Alvin
"Dasar mata sipit" Ucap Sivia
"Bantet"
"Pucet"
"Badak"
"Kebo"
"Bakpau"
"Mie kriting !!! Udah ah ! Lo tuh ganggu gue makan aja ! Gara gara lo yang berisik gue gak bisa menikmati makanan yang lezat ini !" Ucap Sivia kesal
"Emang gue pikirin" Ucap Alvin
"Au ah" Ucap Sivia ngambek lalu memakan makannya penuh nafsu yang sesekali diusili oleh AlvinCAKNI
Kini Agni telah memasuki mall yang terletak tak jauh dari rumah sakit tempat Ify dirawat, rencananya ia ingin membeli beberapa cemilan untuk dimakan nanti malam bersama sahabat sahabatnya. Agni memandang sinis seseorang disampingnya yang tengah menatapnya.
"Apa lo ?!" Tanya Agni galak
"Gak papa bidadariku" Ucap orang itu sambil menampilkan senyumannya, siapa lagi orang itu kalau bukan Cakka. Orang yang selalu membuat Agni naik darah ketika berada didekatnya
"Ngapain sih lo ngikutin gue ? Risi tau gak" Ucap Agni ketus sambil berjalan mendorong troli menuju tempat chiki
"Gue kan mau ngelindungin lo bidadariku, gue gak mau lo nanti digangguin sama cowok cowok yang matanya suka jelalatan" Ucap Cakka disamping Agni
"Kayak mata lo gak jelalatan aja" Sindir Agni membuat Cakka terkekeh
"Kalau ada lo sih mana bisa mata gue jelalatan, seorang bidadari aja udah cukup buat gue dari pada manusia manusia yang ada disini" Ucap Cakka
"Lo kira gue bukan manusia ?!" Tanya Agni menatap tajam Cakka
"Lo kan bukan manusia, tapi lo adalah bidadari penjaga hati gue" Ucap Cakka tersenyum
"Najis banget gue jadi bidadari penjaga hati lo ! Dari pada ngejagain hati lo mending gue jagain kandang kambing" Ucap Agni sambil memilih beberapa chiki
"Ko lo gitu sih" Ucap Cakka cemberut
"Gak usah sok imut" Ucap Agni ketus
"Gue kan sok imutnya cuman sama lo bidadariku" Ucap Cakka sambil mengedip ngedipkan matanya
"Napa mata lo ? Cacingan" Ucap Agni
"Ih.. ko cacingan sih. Gue sehat ko bidadariku, masa cowok ganteng nan kece ini kena cacingan sih ? Gak elit banget deh" Ucap Cakka dengan gaya lebaynya
"Jijik gue deket deket sama cowok narsis macam lo" Ucap Agni lalu berjalan meninggalkan Cakka
"Ko gue ditinggal sih bidadariku, tungguin dong pangeran tampan mu ini" Ucap Cakka mengejar Agni
"Bisa gak sih lo tuh gak berisik ? Malu gue diliatin orang orang karena keberisikan lo ! Kalau lo masih berisik gue lakban mulut lo" Ancam Agni
"Gue diem ko" Ucap Cakka ketakutan
"Tapi ngomong ngomong, lo beli cemilan sebanyak ini untuk apa ? Bukannya lo itu gak suka nyemil ya ?" Tanya Cakka
"Buat ntar malam dimakan sama sahabat sahabat gue dan sahabat sahabat lo" Ucap Agni datar tanpa menatap Cakka sedangkan Cakka hanya ber'O' ria.
"Lo kenapa gak suka ngemil ? Apa lo takut gendut ? Tapi gue rasa lo bukan tipe cewek yang memperhatikan bentuk tubuh deh" Ucap Cakka, Agni pun tak menjawab ucapan Cakka dan berjalan mendahului Cakka. Namanya juga Cakka, ia hanya akan menjadikan ancaman Agni sebagai angin lalu hingga ia terus saja berceloteh ria meski Agni tidak meresponnya. Jujur saja, kini Agni sedang menahan rasa malunya karena Cakka yang cerewet ini
'Dasar Cakdut ! Bisanya maluin gue aja' Ucap batin Agni
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
БоевикSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...