Teror Part 5

1K 67 2
                                        

Malam harinya SISA mendapatkan e-mail dari uncle Day, mereka pun langsung membuka pesan e-mail tersebut bersama CRAG menggunakan laptop Sivia.
"Maps ?" Ucap Gabriel saat melihat isi e-mail tersebut
"Apa maps ini akan memberitahu kita tempat peneror itu berada ?" Tanya Alvin
"Ya, lihat titik biru ini" Ucap Sivia sambil menunjuk titik biru yang bedara dilayar monitornya
"Ini adalah tempat peneror itu berada" Lanjut Sivua
"Ayo kita serang mereka sekarang" Ucap Alvin dengan emosi yang menggebu gebu
"Sabar, kita gak boleh gegabah. Kita belum tau siapa peneror itu, kalau kita menyerang sekarang tanpa mengetahui siapa musuh kita maka kita akan berada dalam bahaya" Jelas Ify
"Terus sekarang kita harus apa ?" Tanya Cakka
"Apa perlu kita lakukan penyelidikan lagi dengan datang ketempat peneror itu seperti dulu kita lakukan saat Cakka diculik ?" Tanya Rio
"Gak perlu karena itu percuma. Peneror itu tau siapa kita jadi kita gak bisa menggunakan cara yang sama untuk menyelsaikan masalah ini, kita harus lebih bersabar untuk kali ini" Ucap Ify
"Sabar ? Tapi sampai kapan Fy ? Lo tau kan ancaman mereka yang membuat kita hampir hancur ? Mereka sangat pandai dalam memainkan emosi kita dengan ancamannya Fy, bagaimana bisa kita bersabar" Ucap Alvin
"Terus lo mau apa ? Mau nyerang mereka gitu aja tanpa ada persiapan ? Lo mikir dong ! Masalah yang kita hadapi kali ini lebih besar dari masalah sebelumnya ! Disini posisi kita benar benar terpojok karena si peneror itu tau siapa kita !" Ucap Agni dengan nada tinggi
"Gue tau, tapi kalau kita diam aja mungkin si peneror itu akan semakin mengancam kita dengan ancaman yang gak berguna itu" Ucap Alvin
"Gimana kalau kita minta tolong ke Ray dan kawan kawannya" Usul Gabriel
"Gak bisa" Ucap Shilla tegas
"Kenapa ? Bukannya mereka itu paling dekat ya sama kalian ? Harusnya mereka bisa menolong kalian disaat seperi ini" Ucap Rio
"Mereka gak akan bisa membantu kita kalau mereka sedang menjalankan misi karena setiap orang yang tinggal diasrama ini pasti punya misi pentingnya masing masing" Jelas Ify
"Kata lo tadikan bilang 'mereka gak akan bisa membantu kita kalau mereka sedang menjalankan misi' jadi kalau mereka sedang tidak menjalankan misi berarti bisa dong bantu kita" Ucap Gabriel
"Lo tuh denger gak sih apa yang Ify ucapin ?! Semua orang yang tinggal disini itu punya misi khusus jadi waktu senggang mereka itu sangat sedikit" Ucap Sivia
"Walau pun waktu senggang mereka sedikit setidaknya mereka bisa dong bantu kita sekali ini aja" Ucap Cakka
"Gak bisa, jangan libatkan orang lain dalam masalah ini" Ucap Shilla tegas
"Tapi kalau kita terus bersabar dan diam disini yang ada kita semakin tak terkontrol emosinya saat mendapat paket paket sialan itu" Ucap Alvin
"Ok, kita coba" Ucap Ify
"What ? Ify, lo gak seriuskan ?" Tanya Sivia menatap Ify tak percaya
"Gue serius, jika peneror itu tau wajah kita semua maka kita hanya membutuhkan orang luar untuk membantu kita mengetahui siapa sebenarnya peneror itu" Ucap Ify serius
"Tapi Fy lo kan masalah ini gak bis..." Ucap Agni terpotong
"Kita hanya menyuruh Ray dan kawan kawannya mencari tau siapa orang yang berada ditempat itu setelah mereka tau dan melaporkannya ke kita, kita hanya perlu menyiapkan rencana untuk menyerang orang orang yang ditempat itu" Ucap Ify yang mengetahui apa yang akan dikatakan Agni
"Kalau itu keputusan lo, gue setuju" Ucap Sivia
"Gue juga" Ucap Shilla
"Karena kalian berdua setuju, gue juga deh" Ucap Agni
"Kalau gitu besok kita ke rumah mereka untuk meminta bantuan" Ucap Ify yang diangguki CRAG, Shilla, Agni dan Sivia
"Tapi Fy, gue masih penasaran. Kenapa Uncle Day bisa tau masalah ini ? Dan juga, kenapa Uncle Day dapat menemukan tempat persembunyian peneror itu semudah ini ?" Tanya Gabriel
"Gue yang bilang ke Uncle Day dan soal Uncle Day yang dapat menemukan keberadaan peneror itu sebenarnya mudah saja bagi uncle Day menemukannya mengingat tangan kanan Uncle Day yang begitu hebat. Di gedung SHADOW SPY tepatnya dilantai 7, disana tempat orang orang kepercayaan Uncle Day berada. Mereka hanya beda 1 lantai dengan ruang Uncle Day, mereka jarang terlihat dimarkas karena mereka disembunyikan oleh Uncle Day. Hanya orang orang tertentu yang bisa melihat dan menemuinya, jadi jangan heran kalau Uncle Day dan tangan kanan nya ini dapat menemukan tempat peneror itu dengan mudah" Jelas Ify
"Hebat juga ya" Ucap Cakka kagum
"Apa kalian sudah pernah bertemu dengan tangan kanan Uncle Day ?" Tanya Rio
"Tentu saja kami pernah bertemu dengan tangan kanan Uncle Day, kami ini bukan anggota biasa disini jadi jangan samakan kami dengan yang lainnya" Ucap Agni
"Gue rasa pembahasan kali ini cukup, lebih baik kalian istirahat sekarang" Ucap Ify yang diangguki CRAG, Shilla, Agni dan Sivia

******************************

Keesokan harinya, CRAG dan SISA menuju kerumah Ray dan kawan kawan. Sesampainya disana mereka disambut oleh Deva yang sedang duduk santai diayunan
"Kak Ify" Teriak Deva lalu langsung memeluk Ify
"Hai Dev, kemana teman teman kamu ?" Tanya Ify mengelus puncak kepala Deva yang sedang memeluknya
"Mereka ada didalam, ayo masuk kak" Ucap Deva lalu menarik Ify masuk kedalam diikuti CRAG, Shilla, Sivia dan Agni
"Guys, ada kakak cantik nih !" Teriak Deva diruang TV, Bastian, Ozy dan Ray pun langsung menuju keruang TV
"Wah.. tumben banget kakak kakak ku yang cantik ini kesini" Ucap Bastian
"Cantik ?" Ucap Cakka dengan nada sedikit tak terima
"Hehehehe ya ideh sama kakak kakak ku yang ganteng ini, tapi kita kan belum kenalan ya kak ?" Ucap Ray
"Iya kita belum kenalan, kenalin nama gue Rio, yang disebelah gue Alvin, yang itu Gabriel dan satunya lagi Cakka" Ucap Rio memperkenalkan dirinya dan teman temannya
"Salam kenal kak Rio, kak Cakka, kak Alvin, kak Gabriel" Sapa Ozy sambil tersenyum
"Salam kenal juga" Ucap Gabriel ramah
"Kalian udah kenal kita belum kak ?" Tanya Ozy
"Ya belum lah Zy, lo gimana sih" Ucap Bastian
"Kita udah kenal ko sama kalian, mereka pernah cerita tentang kalian" Ucap Alvin
"Oh ya ? Yang bener kak ? Wah kakak kakak cantik gue ini emang is the best lah, ternyata diam diam memperkenalkan adik adik nya yang imut imut ini" Ucap Ray
"Narsis lo Ray" Celetuk Deva
"Kayaknya lo cocok deh Ray jadi adiknya Cakka secara kalian berdua itu sama sama narsis" Ucap Agni
"Siapa yang narsis kak ? Gue gak narsis ko, tadi itu gue hanya memuji bukan narsis" Ucap Ray
"Bener tuh yang dikatakan Ray, lo harus bedain mana yang narsis dan mana yang memuji. Masa gue yang memuji diri gue sendiri dibilang narsis, kan gak banget. Ya gak Ray ?" Ucap Cakka menatap Ray
"Bener kak, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna ini harus senantiasa bersyukur dengan cara memuji diri kita sendiri" Ucap Ray dan bertos ria dengan Cakka
"Terserah lo berdua deh, kalian emang cocok" Ucap Agni
"Jadi ada perlu apa kak ? Ko tiba tiba kakak dateng ke sini ?" Tanya Bastian menatap SISA
"Kita mau minta tolong sama kalian boleh gak ?" Tanya Shilla menatap Ray, Deva, Bastian dan Ozy
"Minta tolong apa kak ?" Tanya Ozy
"Kalian bisa gak bantuin kakak mata matain sebuah tempat ? Sebenarnya sih kita bisa aja memata matai tempat itu sendiri tapi masalahnya orang yang ada tempat itu tau tentang kita jadi kita gak mungkin mematai matai tempat itu sendiri" Jelas Sivia
"Bisa aja sih kak, kebetulan kita juga lagi senggang" Ucap Deva
"Beneran kalian bisa ?" Tanya Shilla
"Beneran kak, emang kapan kita akan mulai memata matai nya ?" Tanya Ray
"Kalau bisa secepatnya" Ucap Ify
"Gimana kalau mulai besok aja" Usul Deva
"Gue sih ayo ayo aja" Ucap Ray yang diangguki Bastian dan Ozy
"Ya udah kak, kalau gitu mulai besok kita berempat bakal mata mata in tempat itu. Kakak shareloc aja ya ke e-mail kita" Ucap Ozy
"Ok, ntar gue shareloc ke e-mail kalian" Ucap Sivia
"Makasih ya kalian udah bantuin kita" Ucap Agni
"Apapun akan kita lakukan untuk kakak kakak cantik kita" Ucap Deva lalu memeluk Ify yang duduk disampingnya
"Dasar manja" Celetuk Ray
"Big baby" Ledek Ozy
"Berasa punya anak aja kak Ify kalau ada lo" Ucap Bastian
"Kalau gue anaknya kak Ify dan kak Ify adalah nyokap gue, terus yang jadi bokapnya siapa dong ?" Tanya Deva dengan wajah polosnya
"Nih yang bakal jadi bokapnya" Ucap Cakka sambil menepuk bahu Rio
"Apaan sih Kka" Ucap Rio risih
"Kak Rio ? Jadi bokap gue ? Suaminya kak Ify ?" Ucap Deva dengan wajah tak percaya
"Gue setuju" Lanjut Deva setelah menjedanya sejenak
"Gue nya yang gak setuju" Ucap Sivia
"Emang kenapa kak ? Bukannya kak Rio sama kak Ify cocok ya ?" Tanya Bastian
"Gak, menurut gue gak cocok" Ucap Sivia
"Udahlah Vi, mereka berhak berpendapat" Ucap Ify
"Hmm" Dehem Sivia
"Kalau gitu kita pulang dulu ya adik adik ku yang imut" Ucap Shilla
"Iya kak, hati hati ya" Ucap Ozy mengatar mereka keteras
"Iya, sekali lagi makasih ya udah bantuin kita" Ucap Agni
"Iya kak,  santai aja" Ucap Deva
"Ya udah, kita pulang ya" Ucap Sivia lalu meninggakan rumah itu bersama CRAG, Shilla, Ify dan Agni.

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang