Keesokkan harinya Shilla dan Sivia sudah berada dirumah sakit, kini mereka berada didepan ruangan Ify.
"Gimana keadaan Ify, Ag ? Apa belum ada perkembangan ?" Tanya Shilla, Agni pun menggeleng lemah
"Belum ada Shill, dari semalam gue belum ngeliat perkembangan dari Ify" Ucap Agni lirih
"Ag, kita harus kuat. Gue yakin Ify gak bakal mau ngeliat kita kayak gini, mending sekarang lo pulang deh" Ucap Sivia
"Gue pulangnya nanti aja Vi, nunggu om Hanafi sama tante Gina dateng" Ucap Agni
"Kalau gitu lo makan dulu ya, pasti lo belum sarapan. Gue anterin lo ke kantin ya" Ucap Shilla
"Gue mau nungguin Ify, Shill" Ucap Agni
"Ag, lo juga harus pikirin kesehatan lo. Lo mau sakit terus nanti lo gak bisa jagain Ify lagi ? Dan lo gak kasian sama Ify kalau aja dia ngeliat keadaan lo yang seperti ini ?" Ucap Sivia
"Ya udah kalau gitu gue sama Shilla ke kantin dulu Vi, lo jagain Ify ya" Ucap Agni
"Ya udah, lo tenang aja Ag. Gue pasti jagain Ify ko" Ucap Sivia tersenyum lalu Shilla dan Agni pun menuju kantin. Sivia pun memasuki ruangan Ify, lalu ia pun duduk di kursi samping tempat tidur Ify.
"Fy, apa alam bawah sadar lo lebih menyenangkan dari pada disini ?" Tanya Sivia sambil menggenggam tangan Ify
"Fy, lo gak mau ketemu sama gue, Shilla dan Agni ? Apa lo gak mau ketemu sama nyokap dan bokap lo ?" Tanya Sivia dengan nada bergetar dan mata berkaca kaca
"Fy, lo gak kasian ngeliat Agni yang frustasi kayak gitu ngeliat keadaan lo sekarang ? Lo gak kasian ngeliat Agni yang nangis terus dari tadi malam sampai sampai matanya sembab hari ini" Ucap Sivia mulai menangis
"Fy, lo harus bangun. Lo masih punya janji sama seseorang untuk lo tepatin, lo gak mau kan dikatain orang yang ingkar janji. Ayo Fy, gue tau lo kuat. Lo harus bangun, disini banyak orang yang sayang dan peduli sama lo Fy. Gue gak tega ngeliat keadaan lo seperti ini, semenjak lo jadi sahabat gue, gue gak pernah ngeliat keadaan lo separah ini. Gue mau lo bangun Fy" Ucap Sivia menangis sambil menggenggam erat tangan Ify
"Permisi mba, bisa anda keluar sebentar ? Kami ingin memasang selang untuk makan" Ucap seorang perawat
"Iya sus" Jawab Sivia lalu ia keluar dan duduk dikursi yang berada di depan ruangan Ify
"Sivia !" Panggil seseorang lalu berlari kearahnya
"Om ? Tante ?" Ucap Sivia saat melihat orang yang memanggilnya
"Bagaimana keadaan Ify ?" Tanya Gina
"Masih kritis tan" Ucap Sivia lirih
"Astaga, pah.. Ify pah.. Ify.." Ucap Gina lemas yang mulai menangis
"Sabar mah, papah yakin Ify akan baik baik aja. Ify itu anak papah yang paling kuat" Ucap Hanafi mengelus pundak istrinya
"Silahkan yang mau menjenguk boleh masuk" Ucap suster yang baru saja keluar
"Vi, om sama tante ke dalem dulu ya" Ucap Hanafi lalu menggandeng tangan istrinya masuk kedalam ruangan Ify
"Vi, itu orang tuanya Ify?" Tanya Alvin tiba tiba sudah ada disampinya
"Iya, lo sendirian ? Cakka sama siapa ?" Tanya Sivia duduk kembali dikursi
"Cakka lagi sama Agni" Ucap Alvin lalu duduk disebelah Sivia
"Rio ?" Tanya Sivia tanpa menatap Alvin
"Lagi nembus obatnya Cakka" Jawab Alvin sambil menatap Sivia
"Gabriel ?" Tanya Via lagi lagi tanpa menatap Alvin
"Dia lagi nemenin Shilla ke bagian administrasi" Ucap Alvin
"Hm.. Vi, luka dibahu lo udah sembuh ?" Lanjut Alvin menatap Sivia
"Udah" Ucap Sivia lagi lagi tidak menatap Alvin
"Beneran udah sembuh ? Gue takut luka lo parah gara gara kena tembakkan kemarin" Ucap Alvin
"Gue gak papa, lukanya gak dalam" Ucap Via dengan tatapan kosong
"Sorry" Ucap Alvin lirih lalu menunduk, Sivia pun menatap Alvin
"Untuk ?" Tanya Via yang masih menatap Alvin yang menunduk
"Gara gara gue lo terluka. Harusnya kemarin gue yang kena tembakkan itu, andai aja gue gak ngelamun kemarin mungkin lo..."
"Gak ada yang perlu lo sesalin Vin, gue sendiri ko yang ingin ngelindungin lo. Jadi lo gak usah menyesal dan ngerasa bersalah kayak gitu" Ucap Sivia tenang, Alvin pun menatap Sivia dengan raut wajah terkejut
"Kenapa ?" Tanya Sivia dengan kening berkerut
"Baru pertama kali lo manggil gue dengan nama gue" Ucap Alvin tersenyum manis
"Dan ini baru pertama kalinya gue ngeliat lo tersenyum, bukan senyuman sinis atau senyuman merendahkan seperti biasanya" Ucap Sivia yang menatap Alvin
"Thanks Vi, karena lo udah ngelindungin gue. Maaf karena sikap gue yang kasar selama ini sama lo" Ucap Alvin
"Sama sama" Ucap Sivia
"Vi, lo ko diluar ?" Tanya Shilla yang baru saja datang bersama Gabriel
"Didalam ada om Hanafi dan tante Gina, Shill" Jawab Sivia
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
ActionSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...