Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit perjalanan akhirnya Shilla dan Stevent pun sampai disebuah pemakaman keluarga didaerah pinggiran kota Jakarta.
"Kita mau ngapain Shil kesini ?" Tanya Stevent yang berjalan dibelakang Shilla
"Sekarang juga gue bakal kasih tau lo alasan gue membenci kak Abner" Jawab Shilla tanpa menoleh
"Tapi ngapain ke makam Shill ? Serem" Ucap Stevent
"Lo takut ? Kalau lo takut mending sekarang lo pulang dan minta sama mereka semua untuk batalin pernikahan ini" Ucap Shilla tegas
"Eh.. eng-eng-enggak ko Shill, gue gak bakal pulang. Gue berani disini" Ucap Stevent hingga akhirnya sampailah mereka disebuah makam
"Sini lo" Ucap Shilla sambil menarik tangan Stevent agar jongkok disampingnya
"Ini makam keluarga besar gue, makam yang ada didepan kita ini makam kak Pricill" Ucap Shilla menatap sedih gundukan tanah yang ada dihadapannya yang bertuliskan 'Agatha Pricilla'
"Dari kecil gue sama kak Pricil gak pernah terpisahkan, banyak orang yang menyangka kami anak kembar hanya karna kedekatan kami yang begitu erat. Gue dan Pricil selalu menjaga satu sama lain, kita juga selalu terbuka satu sama lain. Gue sayang sama kak Pricil dan ka Pricil pun sayang sama gue, kami gak perduli dengan tidak adanya hubungan darah antara kami karena bagi kami persaudaraan kami itu berharga" Ucap Shilla dengan mata berkaca kaca, Shilla pun menghembuskan nafasnya kasar dan mulai menceritakan suatu hal yang mungkin akan membuat ia harus membuka luka lama yang telah ia tutup rapat rapatSeorang gadis cantik tengah duduk manis dengan teman sebangkunya, hari ini kebetulan pelajaran Kimia.
"Baiklah anak anak, bapak ingin kalian membuat sebuah kelompok. Satu kelompok berisi empat orang, kalian harus melakukan penelitian sesuai dengan bab yang telah bapak jelaskan tadi. Apa kalian semua mengerti ?" Tanya guru itu
"Mengerti pak" Jawab murid murid
"Kalau begitu sekarang kalian boleh menentukan sendiri kelompoknya, bapak tinggal dulu" Ucap guru itu lalu meninggalkan kelas
"Cill, kelompok kita enaknya sama siapa ya ?" tanya sahabat sebangku gadis manis itu
"Kita kurang dua orang lagi ya ? Gue sih terserah lo aja Mi" Jawab gadis manis yang dipanggil Cill atau Pricilla
"Gimana kalau Iyan sama Abner aja ?" Tanya sahabat sebangkunya yang bernama Rahmi
"Ya udah, tapi lo yang bilang ya" Ucap Pricilla, Rahmi pun langsung menuju ke meja Abner dan Iyan
"Eh Yan, lo sama Abner udah dapet kelompok belum ? Kalau belum mau gak sekelompok sama gue dan Pricilla ?" Tanya Rahmi
"Ya udah kita sekelompok sama lo berdua" Jawab Iyan
"Ya udah kalau gitu besok pulang sekolah kita langsung ke rumah Pricilla ya buat ngerjain tugas penelitian itu" Ucap Rahmi yang diangguki Iyan dan Abner, Rahmi pun kembali duduk dibangkunya
"Cill, besok pulang sekolah kita kerja kelompok dirumah lo ya. Iyan sama Abner masuk kelompok kita, jadi lo jangan lupa sediain snack yang banyak untuk kita" Ucap Rahmi sambil tersenyum
"Lo mau makan apa mau ngerjain tugas ? Biasa amat kalau kerja kelompok dirumah gue selalu ngincer makanannya" Ucap Pricilla
"Hehehe kan sedekah Cill" Ucap Rahmi cengengesan
"Iya deh iya, ya udah besok pulang sekolah kita kerumah gue ya" Ucap Pricilla yang diangguki Rahmi*************************
Keesokkan harinya, sesuai kesepakatan mereka kemarin bahwa hari ini mereka akan mengerjakan tugas dirumah Pricilla. Sesampainya dirumah Pricilla mereka pun langsung menuju ruang tamu sedangkan Pricilla menuju dapur untuk mengambil cemilan
"Kamu udah pulang ?" Tanya Pricilla saat menemukan Shilla yang sedang minum didapur
"Udah kak, tadi disekolah aku ada rapat jadi pulangnya cepat" Jawab Shilla
"Kakak boleh minta tolong gak Shill ? Tolong bawain cemilannya dong, tangan kakak gak muat nih udah bawa nampan minuman gini" Ucap Pricilla
"Iya kak, Shilla bantuin bawa cemilannya ya" Ucap Shilla sambil membawa beberapa toples snack
"Taro sini aja Shill" Ucap Pricilla pada Shilla untuk meletakkan toples toples itu diatas meja
"Iya kak" Ucap Shilla lalu meletakkan toples itu dimeja
"Lo adiknya Pricilla ?" Tanya Iyan
"Iya kak" Jawab Shilla sambil tersenyum
"Wih.. gak kakaknya gak adiknya sama sama cantik" Puji Iyan
"Makasih kak, kalau gitu Shilla ke kamar dulu ya kak" Ucap Shilla lalu meninggalkan mereka
"Adik lo kelas berapa Shill ?" Tanya Iyan
"Kelas 7 SMP" Jawab Pricilla sambil membuka bukunya
"Napa lo nanya nanya adiknya Pricill ? Jangan bilang lo suka lagi sama adiknya Pricil ? Iyakan ? Wah jangan bilang lo mau dikatain pedofil lagi" Cerocos Rahmi
"Lo ngomong atau ngerap neng ? Lagi pula kalau gue nanya tentang adiknya Pricilla bukan berarti gue suka sama adiknya Pricilla, jangan main ambil kesimpulan kayak gitu dong" Sewot Iyan
"Iya iya sorry" Ucap Rahmi
"Udah udah jangan berantem, kalau kalian berantem terus kayak gini kapan kita ngerjain tugasnya" Ucap Pricilla menengahi
"Ya udah ayo kita kerjain biar cepet kelar" Ucap Rahmi
"Woy Ner ! Ngelamun apa lo ? Hayo.. lo ngelamun jorok ya" Ucap Iyan yang melihat Abner terdiam
"Eh.. apaan sih lo Yan, sembarangan aja lo kalau ngomong. Gue cuman lagi... lagi.. lagi mikirin penelitian ini doang ko" Ucap Abner
"Ya udah ayo kita kerjain" Ucap Pricilla*************************
Sudah seminggu semenjak tugas kelompok itu selesai, tapi entah kenapa Pricilla merasa Abner sedang mendekatinya semenjak kejadian kerja kelompok itu. Kini ia sedang berada dikamar Shilla, rencananya ia ingin curhat pada Shilla akan sikap Abner yang aneh itu.
"Shill, kamu sibuk gak ? Kakak mau cerita dong" Ucap Pricilla yang berbaring dikasur Shilla
"Gak ko kak, emang kakak mau cerita apa ?" Tanya Shilla berjalan menuju kasurnya lalu duduk ditepi kasurnya sambil menatap pricilla
"Kamu inget gak sama cowok yang waktu itu dateng ke sini buat kerja kelompok sama kakak ?" Tanya Pricilla
"Yang mana kak ? Kan ada dua ? Hm.. apa yang kakak maksud kakak yang bilang kita berdua cantik ?" Tanya Shilla
"Bukan Shil, bukan yang itu. Kamu ingat gak ada cowok yang duduk disamping cowok yang bilang kita cantik ?" Tanya Pricilla
"Hmm.. oh iya, Shilla inget kak. Emang kenapa kak ?" Ucap Shilla
"Hm.. namanya tuh Abner, kakak udah suka sama dia dari awal kelas 11 tapi sayangnya kakak gak berani deketin dia karena dia itu cuek banget. Tapi entah kenapa setelah kerja kelompok kemarin kakak rasa dia jadi deketin kakak, contohnya pas tadi istirahat, dia ngajak kakak ke kantin sambil gandeng tangan kakak padahal sebelumnya dia gak pernah nyapa ataupun ngomong sama kakak. Menurut kamu gimana Shill ? Kakak bingung nih, disatu sisi kakak senang karena sekarang dia mulai deketin kakak tapi disatu sisi kakak takut kalau itu cuman perasaan kakak aja" Jelas Pricilla
"Hm.. gimana ya kak, kalau menurut Shilla sih mending kakak jangan baper dulu deh sama kak Abner itu. Shilla takut kalau dia cuman mau permainin perasaan kakak, Shilla gak mau kakak terluka hanya karena cowok. Tapi Shilla gak bisa melarang kakak untuk baper sama kak Abner karena itu hak kakak, Shilla cuman bisa saranin ke kakak untuk pastiin dulu kalau kak Abner itu beneran suka sama kakak atau enggak supaya kakak gak sakit hati nantinya" Ucap Shilla
"Iya Shill, kakak akan coba pastiin besok. Makasih ya kamu mau dengerin cerita kakak" Ucap Pricilla tersenyum
"Iya kak sama sama" Ucap Shilla tersenyum
"Kakak tidur disini ya sama kamu, kangen tidur sama adik kakak yang bawel ini" Ucap Pricilla
"Iya kak" Ucap Shilla tersenyum lalu berbaring disebelah Pricilla
"Selamat tidur peri kecil kakak" Ucap Pricilla tersenyum sambil menatap Shilla
"Selamat tidur bidadarinya Shilla" Ucap Shilla tersenyum menatap Pricilla*************************
Keesokkan harinya, Abner tiba tiba menarik Pricilla menuju gudang sekolah. Pricilla yang ditarik seperti itupun hanya kebingungan, sesampainya di gudang Abner pun membuka pintu gudang dan Pricilla pun terkejut
"Abner..." Ucap Pricilla tanpa mengalihkan pandangannya dari dalam gudang terutama pada lampu tumbler yang dibentuk sedemikian rupa hingga membentuk kata I LOVE YOU PRICILLA
"So, would you be my girl ?" Tanya Abner yang sudah jongkok disamping Pricilla, Pricilla pun mengangguk bahagia
"Lo serius ? Lo mau jadi pacar gue ?" Tanya Abner yang sudah berdiri menatap mata Pricilla
"Iya, gue mau jadi pacar lo" Jawab Pricilla malu malu
"Thanks Cill" Ucap Abner memeluk Pricilla, Pricilla pun membalas pelukan Abner
"Sama sama" Ucap Pricilla tersenyum dipelukan Abner
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
AcciónSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...