Off Part 2

1.4K 77 2
                                    

Kini Gabriel, Rio, Alvin, Shilla, Sivia dan Agni pun sampai dirumah mereka, kini mereka sudah berpencar mencari kesibukan masing masinh. Agni dan Sivia memilih untuk masuk kedalam kamar mereka masing masing, Alvin lebih memilih untuk menyiapkan makanan yang akan ia bawa kerumah sakit untuk menjaga Cakka, Rio lebih memilih duduk merenung didalam kamarnya, sedangkan Shilla lebih memilih untuk duduk diayunan yang berada ditaman depan rumah mereka.
"Biasanya Ify duduk disini sambil baca buku" Ucap Shilla lirih sambil menatap tempat kosong disebelahnya
"Rasanya sepi gak ada lo Fy, biasanya gue cerita segalanya ke lo. Sekarang rasanya hampa banget tanpa lo disini" Ucap Shilla dengan tatapan sendu
"Jangan sedih terus, gue yakin Ify pasti sedih ngeliat lo sedih Shill" Ucap seseorang yang kini duduk disamping Shilla
"Lo gak ngerti" Ucap Shilla dingin
"Gue ngerti rasanya jadi lo Shill, gue ngerti rasanya ngeliat sahabat yang paling dekat sama lo tiba tiba aja berbaring tak berdaya kayak gitu" Ucap Gabriel
"Terus mau ngapain lo disini ?" Tanya Shilla ketus
"Gue cuman mau nemanin lo aja, gak boleh ? Gue rasa lo sekarang lagi butuh teman deh" Ucap Gabriel
"Gue gak butuh teman seperti lo" Ucap Shilla ketus
"Ya kalau lo gak mau nganggap gue teman juga gak papa ko Shill, yang jelas gue disini menganggap lo sebagai teman gue" Ucap Gabriel tersenyum sedangkan Shilla terdiam
"Lo gak boleh terus terusan sedih seperti ini Shill, lo gak ingat apa yang dikatakan Uncle Day tadi ke Rio ? Gue rasa ucapan Uncle Day ke Rio itu berlaku juga untuk lo, lo adalah sahabat Ify yang paling berharga. Ify pasti merasa bersalah ketika ngeliat lo sedih kayak gini, lo mau Ify sakit lagi gara gara ngeliat lo yang kayak gini ? Kalau gue boleh saranin, mending sekarang lo simpan kesedihan lo dan salurin kekuatan lo untuk Ify karena kalau lo sedih terus itu akan berdampak juga sama Ify. Kalian berempat sudah lama kan bersahabat ? Gue rasa ikatan batin antara sahabat itu pasti kuat, jadi gue rasa kalau lo sedih pasti Ify juga ngerasa sedih karena ikatan batin yang kalian buat itu. Sekarang lo harus semangat Shill, ini demi Ify. Lo harus optimis untuk kesembuhan Ify, jangan jadi lemah karena kesedihan lo semata" Ucap Gabriel membuat Shilla merenung
"Lo bener Gab, gue rasa kalau gue ini egois karena terlalu sedih mikirin Ify tanpa memikirkan dampaknya ke Ify bagaimana. Mulai sekarang gue harus semangat untuk kesembuhan Ify supaya Ify bisa bareng bareng lagi sama kita bertiga" Ucap Shilla penuh semangat
"Nah gitu dong, ini baru namanya Ashilla Zahrantiara" Ucap Gabriel tersenyum
"Thanks, berkat ucapan lo gue jadi sadar sekarang" Ucap Shilla
"Sama sama" Ucap Gabriel

******************************

Sudah seminggu Ify tak sadarkan diri dirumah sakit, bahkan Cakka pun sudah keluar dari rumah sakit 3 hari yang lalu. Mamah Gina dan papah Hanafi pun masih setia menjaga putrinya. Hari ini Rio memutuskan untuk menjenguk Ify sendirian, sesampainya dirumah sakit ia langsung masuk kedalam ruangan Ify.
"Selamat siang om, tante" Sapa Rio sopan
"Selamat siang Rio, kamu sendirian ?" Jawab Gina
"Iya tan, kebetulan tadi pulang sekolah Rio langsung kesini jadi gak bareng sama teman teman" Ucap Rio
"Rio, om boleh titip Ify sebentar ? Kebetulan om dan tante belum makan dan kebetulan kamu disini, jadi kami mau makan dulu" Ucap Hanafi
"Iya om, biar Rio aja yang jagain Ify. Om sama tante tenang aja makan siangnya" Ucap Rio
"Kalau gitu kita keluar dulu ya Yo" Ucap Gina lalu pergi bersama suaminya, Rio pun menatap Ify sendu lalu duduk dikursi sebelah ranjang Ify
"Hai Fy ! Lo gak capek tidur terus ? Udah seminggu nih gue gak ngedengerin suara lo yang ngangenin itu" Ucap Rio sambil memandang Ify yang tak berubah posisinya
"Lo tau Fy, sekarang anak anak lagi heboh sama ulangan kenaikan kelas kita. Mereka semua heboh karena ulangannya itu susah susah walau menurut gue gampang dan besok adalah hari terakhir kita ulangan, padahal gue harap bisa bersaing sama lo untuk mendapatkan peringkat 1 tapi nyatanya lo malah asik asikkan tidur disini. Fy, walaupun lo gak ikut ulangan gue jamin lo pasti naik kelas ko. Makasih ya Fy udah nyelametin gue dan maaf gara gara gue lo jadi tidur terus kayak gini" Ucap Rio menatap Ify sedih
"Fy, lo tetap akan menjadi seseorang yang paling gue kangenin dirumah selama lamanya karena cuman lo yang sangat perhatian sama gue meski gaya bicara lo yang datar dan dingin. Gue harap lo bangun Fy, gue rindu sama lo" Ucap Rio yang mulai memberanikan diri menggenggam tangan Ify, tak beberapa lama Rio menggenggam tangan Ify tiba tiba jari Ify bergerak sedikit demi sedikit. Rio pun terkejut
"Fy ? Lo sadar Fy ? Dokter ! Dokter !" Teriak Rio, dokter pun langsung menuju ruangan Ify
"Ada apa ?" Tanya dokter yang sudah berada disamping Rio
"Tadi jarinya bergerak dok" Ucap Rio antusias
"Biar saya periksa" Ucap dokter itu lalu memeriksa Ify sedangkan Rio menelfon teman temannya dan orang tua Ify
"Bagaimana keadaanya dok ?" Tanya Rio setelah dokter memeriksa Ify
"Mungkin itu hanya gerakan refleks saja, namun ini merupakan sebuah kemajuan karena adanya gerakan refleks itu. Semoga nona Alyssa segera sadar" Ucap dokter lalu pergi meninggalkan ruangan itu
"Fy, gue senang kalau lo udah ada kemajuan kayak gini. Gue harap lo cepat sadar ya" Ucap Rio tersenyum memandang Ify
"Ify kenapa Yo ?" Tanya Gina yang baru saja memasuki ruangan Ify bersama sang suami
"Tadi Ify menggerakkan jarinya tante, kata dokter itu cuman refleks tapi itu juga merupakan suatu kemajuan tan" Ucap Rio senang
"Syukurlah kalau Ify ada perkembangan, tante senang sekali. Ify kamu cepat sadar ya sayang" Ucap Gina sambil menggenggam tangan Ify dan mengelus kening Ify penuh sayang
"Ada apa Yo ? Ify kenapa ?!" Tanya Agni yang baru saja memasuki ruangan Ify
"Dia tadi menggerakkan jarinya Ag, kata dokter itu merupakan suatu kemajuan" Ucap Rio
"Syukurlah, semoga lo cepat sadar ya Fy" Ucap Agni menatap Ify yang sedang dipeluk mamahnya
"Lo kesini kenapa gak ngajak kita ?" Tanya Shilla kesal
"Pengen aja" Ucap Rio santai
"Bilang aja lo mau ngapelin Ify" Goda Gabriel
"Wah, jangan jangan lo mau modus ya sama Ify" Ucap Cakka yang ikutan menggoda Rio
"Kalau pun iya Rio mau modus sama Ify, dia berhasil guys. Karena dia bisa bikin Ify melakukan gerakan refleks dari tangannya tadi dan membuat kemajuan kecil untuk Ify" Ucap Alvin
"Lo bener juga Vin" Ucap Gabriel menyetujui ucapan Alvin
"Jangan jangan mereka itu emang jodoh lagi" Goda Cakka
"Jadi Rio suka sama Ify ?" Tanya Gina
"Hm.. eng.. enggak tan.. mereka ngawur kalau ngomong, jangan diladenin tan" Ucap Rio yang mulai salah tingkah
"Kalau kamu suka sama Ify juga gak papa Yo, om setuju ko" Ucap Hanafi tersenyum melihat Rio yang semakin salah tingkah
"Cie.. Rio.. udah dapet lampu hijau nih dari om Hanafi" Goda Cakka
"Apaan sih lo Cakk" Ucap Rio menutupi salah tingkahnya
"Permisi ibu, tolong urus biaya administrasi pasien dan tolong tebus obat ini bu" Ucap seorang suster yang tiba tiba saja masuk kedalam kamar Ify
"Oh.. baik sus. Ayo pah kita urus ini" Ucap Gina
"Om titip Ify ya sama kalian" Ucap Hanafi yang diangguki oleh mereka lalu Hanafi dan Gina pun keluar dari ruangan Ify
"Lo jangan berharap banyak sama Ify" Ucap Sivia tiba tiba
"Siapa yang berharap ? Orang gue cuman senang aja kalau dia ada perkembangan" Ucap Rio berbohong
"Gue hanya ingin memperingatkan lo, kalau sampai lo suka sama Ify maka lo akan patah hati. Ify gak akan suka sama cowok lain karena dia sudah memiliki pilihannya sendiri" Ucap Sivia dingin
"M-ma-maksud lo ?" Ucap Rio gugup menatap Sivia sedangkan Shilla dan Agni hanya memandang datar Sivia dan Cakka, Gabriel dan Alvin memandang penasaran Sivia
"Dia udah punya pilihan sendiri sejak dia umur 5 tahun, jadi jangan harap Ify bakalan suka sama lo karena dia bakal memilih seseorang yang menjadi pilihannya saat umurnya 5 tahun" Jelas Sivia
"Oh gitu" Ucap Rio murung
"Lo suka Ify" Tanya Shilla atau lebih tepatnya pernyataan Shilla
"Eng-enggak ko, sok tau lo" Elak Rio
"Raut wajah lo gak bisa berbohong soal itu" Ucap Agni
"Apaan sih, udah ah gue mau cabut" Ucap Rio lalu pergi meninggalkan ruangan Ify
"Maksud kalian apa sih ngomong gitu ke Rio ? Kalian gak kasian apa sama dia ?" Ucap Alvin kesal
"Lebih baik diberi peringatan sekarang dari pada nanti dia kecewa karena rasanya tumbuh semakin dalam untuk seseorang yang gak akan pernah memilihnya" Ucap Sivia datar
"Tapi kalian bikin Rio down" Ucap Gabriel
"Kalau Rio cowok sejati, apa mungkin dia akan langsung menyerah ketika mengetahui ini ? Jika iya, maka Rio tidak pantas untuk Ify karena dia bukanlah lelaki sejati" Ucap Agni
"Jika memang benar dia mencintai Ify, maka dia harusnya berjuang mendapatkan Ify bukan malah menyerah seperti ini. Cinta itu butuh perjuangan, lagi pula kita gak tau kan apa yang akan terjadi kedepannya kalau Rio terus mencoba memperjuangkan Ify" Ucap Shilla datar
"Mending lo bertiga susulin sahabat lo yang lagi galau itu, kita disini aja nungguin Ify" Ucap Sivia
"Gue yakin Rio masih disekitar sini" Ucap Agni
"Ya udah kalau gitu kita keluar dulu ya" Ucap Gabriel lalu keluar dari kamar Ify diikuti Cakka dan Alvin

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang