Hilang Part 2

887 65 2
                                    

Sesampainya dirumah, CRAG langsung membereskan barang barang mereka yang akan mereka bawa pulang besok. Jujur dalam hati mereka terbesit rasa kecewa terhadap SISA namun tidak dipungkiri juga jika mereka merasa kehilangan tanpa ada SISA. Setelah selesai membereskan barang barangnya, Alvin pun masuk kedalam kamar Sivia.
"Kenapa lo mesti pergi ? Gue membutuhkan lo disini, hanya lo yang bisa meredakan amarah gue yang meledak ledak" Ucap Alvin sambil duduk dipinggir kasur Sivia
"Gue punya salah ya sama lo sampai sampai lo pergi tanpa bilang apapun ke gue. Gue sayang sama lo Vi" Ucap Alvin lalu mengambil sebuah bingkai foto yang berada dimeja samping kasur Sivia

Cakka yang telah selesai membereskan barang barangnya pun memutuskan untuk masuk kedalam kamar Agni.
"Lo tomboi tapi ternyata lo rapih juga ya" Ucap Cakka memasuki kamar Agni lalu duduk dikursi meja belajar Agni
"Gue kira kamar lo akan sama berantakannya sama gue" Ucap Cakka terkekeh saat meneliti setiap inci kamar Agni yang rapih
"Lo kenapa pergi Ag ? Baru aja lo ninggalin gue ke Berlin dan pulang, tapi sekarang lo ninggalin gue lagi tanpa memberitahu gue kemana lo pergi" Ucap Cakka lesu
"Segitu gak berharganya gue ya dimata lo, Ag" Ucap Cakka sedih
"Gue janji sama lo, Ag. Gue akan mencari lo dan menemukan lo secepatnya. Jika suatu saat nanti gue menemukan lo, jangan harap lo akan lepas dari gue" Ucap Cakka tersenyum pedih

Gabriel yang selesai membereskan barang barangnya pun memasuk kedalam kamar Shilla, seketika rasa sesak memenuhi hatinya ketika mengingat sikap Shilla yang dingin akhir akhir ini.
"Shill, lo kenapa pergi gitu aja tanpa memberi tahu gue ? Apa lo marah sama gue jadi lo memutuskan untuk pergi dari kehidupan gue tanpa memberi tahu gue ?" Tanya Gabriel lalu duduk dikarpet dekat kasur
"Shill, kalau lo mau hukum gue mending lo langsung marah marah ke gue atau gak lo bisa langsung menghajar gue habis habisan sampai lo puas. Please Shill, lo yang seperti ini menyiksa gue" Ucap Gabriel sedih
"Sorry Shill, Sorry. Gue memang gak bisa melihat lo sedih, gue gak bisa melihat lo rapuh, gue juga gak bisa melihat lo kesusahan. Gue mengikuti lo waktu itu karena gue khawatir sama lo, Shill. Gue khawatir kalau lo diapa apain sama pak Abner, gue gak mau cewek yang gue sayang tersakiti. Maaf Shill kalau sikap gue waktu itu membuat lo pergi sekarang" Jelas Gabriel seolah olah Shilla ada dihadapannya
"Shill, tunggu gue. Gue akan mencari lo dan menemukan lo nanti. Gue harap saat waktunya tiba, lo dan gue akan bersatu" Ucap Gabriel tersenyum pedih

Rio yang sudah selesai membereskan barang barangnyapun masuk ke kamar Ify.
"Fy, gue kangen omongan irit lo" Ucap Rio saat memasuki kamar Ify
"Gue kangen ekspresi datar lo" Ucap Rio sambil duduk menyender disisi kasur Ify
"Fy, kenapa lo pergi lagi ?" Tanya Rio sambil menatap langit langit kamar Ify
"Apa karena gue yang gak jujur ke lo jadi lo pergi ? Andai gue tau ini akan terjadi, mungkin akan lebih jujur ke lo" Ucap Rio memejamkan matanya
"Gue sangat mencintai lo, Fy. Tunggu gue, gue akan menemukan lo kembali. Lo akan merasa bahagia ketika lo bertemu dengan gue lagi nanti, gue janji" Ucap Rio tersenyum sedih

******************************

Keesokkan harinya, CRAG pun pulang ke rumah mereka masing masing.
"Lo pada udah sampai rumah ?" Tanya Rio pada Cakka, Alvin dan Gabriel ditelfon
"Gue udah sampe, gue juga udah suruh orang kepercayaan gue untuk mencari Shilla. Gue mau secepatnya menemukan dia" Jawab Gabriel
"Gue juga, pas sampai rumah tadi gue langsung nyuruh orang kepercayaan gue untuk mencari bidadari gue" Jawab Cakka
"Gue udah sampai rumah" Jawab Alvin
"Lo gak ada niatan buat nyari Sivia, Vin ? Lo gak ikutin Cakka sama Gabriel buat mencari mereka ?" Tanya Rio
"Untuk apa gue nyari Sivia ? Kalau jodoh pun gak kemana, gue sih gak peduli sama Sivia" Jawab Alvin cuek
"Yakin lo gak peduli sama Sivia ? Terus yang kemarin itu apa ya ? Ko bisa bisanya Sivia nenangin lo yang lagi ngamuk begitu ? Biasanya lo kan gak bisa tenang kalau udah ngamuk kayak gitu" Ucap Gabriel
"Tau ah, gue cape udah dulu ya" Ucap Alvin lalu memutuskan sambungan telfonnya
"Eh, si Alvin beneran gak nyari Sivia ?" Tanya Cakka
"Mana gue tau, dia kan ajaib. Kadang diem banget kadang cerewet banget. Istilahnya dia itu gak bisa ditebak" Jawab Gabriel
"Lo bener Yel, tapi gue juga udah berjanji sama diri gue sendiri untuk mencari Ify dengan kemampuan gue tanpa meminta bantuan orang lain. Mungkin Alvin juga sebenarnya melakukan hal yang sama seperti gue, tapi gue juga gak tau" Ucap Rio
"Lo yakin mau nyari Ify dengan kemampuan lo sendiri ? Bukannya itu akan memakan waktu yang lama ya ?" Tanya Cakka
"Gue yakin Kka, gue juga udah janji sama diri gue sendiri jadi gue gak bisa menarik janji yang udah gue ucapkan" Jawab Rio
"Kalau itu keputusan lo, kita sebagai sahabat lo hanya bisa mendukung lo. Gue harap lo bisa menemukan Ify dengan kemampuan lo" Ucap Gabriel
"Gue juga harap lo gak akan pernah bosan untuk menemukan Ify meski itu memakan waktu yang banyak" Ucap Cakka
"Gue gak akan bosan Kka, ya udah kalau gitu gue tutup dulu ya" Ucap Rio lalu memutuskan sambungan telfonnya
"Gue akan menemukan lo, Fy" Ucap Rio pada dirinya sendiri

Sedangkan ditempat lain, tampak seseorang yang tengah menerima telfon dari seseorang.
"Uncle gak bilang ko, kalian tenang aja Uncle akan menjaga janji Uncle pada kalian" Ucap orang itu yang merupakan Uncle Day
"Kami percaya pada Uncle, kami harap Uncle tidak akan memberitahu mereka tentang kami sama sekali. Kami akan memulai hidup baru kami disini" Ucap orang itu
"Kalian hati hati disana, Uncle akan selalu menunggu kalian berkunjung ke sini" Ucap Uncle Day
"Iya Uncle, sekali terimakasih" Ucap orang itu
"Sama sama" Ucap Uncle lalu memutuskan sambungan telfonnya
"Maafkan Uncle, Rio, Gabriel, Cakka, Alvin. Uncle gak bisa memberitahu kalian tentang mereka, Uncle gak mau mengingkari janji Uncle pada mereka untuk tidak memberitahukan apapun tentang mereka pada kalian. Semoga kalian bisa menemukan mereka suatu saat nanti" Ucap Uncle Day menatap luar jendela ruangannya dan mengingat pengunduran diri SISA yang tiba tiba

Setelah memutuskan untuk menjalankan rencana yang telah mereka setujui, mereka pun mulai membereskan barang barang mereka. Tepat pukul 2 pagi, SISA pergi dari rumah asrama dan menuju markas SHADOW SPY menggunakan mobil mereka masing masing. Sesampainya dimarkas, mereka pun segera memasuki gedung tersebut dan menuju ruang Uncle Day.
"Ada apa kalian ingin bertemu Uncle dijam selarut ini ?" Tanya Uncle Day saat SISA sudah duduk disofa yang berada diruangan itu
"Maaf kan kami Uncle, jika kami mengganggu waktu istirahat Uncle. Tapi kami disini ingin membicarakan sesuatu yang penting" Ucap Shilla
"Apa yang ingin kalian bicarakan ?" Tanya Uncle Day
"Uncle, kami sudah memutuskan untuk melanjutkan study kami ke luar negeri. Nanti siang kami akan berangkat ke sana, kami harap Uncle bisa menerima keputusan kami yang mendadak ini" Ucap Agni
"Mengapa kalian tiba tiba ingin melanjutkan study di luar negeri ? Bukankah kalian akan melanjutkan study diluar negeri ketika kalian lulus SMA ?" Tanya Uncle Day
"Sebenarnya kami juga inginnya seperti itu namun kami harus mempertimbangkan Agni, Uncle. Orang tua Agni meminta Agni untuk melanjutkan study di Berlin, kami tidak ingin melanjutkan misi disini tanpa ada Agni. Jadi kami berempat sepakat untuk pindah Uncle dan kami akan ikut Agni untuk pindah ke Berlin" Jawab Sivia
"Kenapa Agni tiba tiba diminta pindah sekolah ? Apa yang terjadi saat kau pulang ke Berlin Agni ?" Tanya Uncle Day menatap Agni bingung
"Hm.. sebenarnya.."

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang