Sepulang sekolah, Shilla langsung memasuki kamarnya dengan wajah memerah setelah menangis.
"Shilla kenapa ? Dateng dateng ko mukanya kucel gitu kayak orang habis nangis ?" Tanya Septian pada CRAG, Sivia, Ify dan Agni
"Memang Shilla habis nangis kak, seharian dia nangis dikelas gara gara tuh orang ngajar dikelas kita tadi pagi" Jawab Sivia
"Dia ? Siapa yang kalian maksud 'dia' ?" Tanya Septian dengan sebelah alis terangkat
"Siapa lagi kalau bukan Abner, cowok gila yang udah bikin Shilla kayak gini" Ucap Agni penuh amarah
"Apa ?! Jadi Abner ngajar di sekolah kalian ?! Terus kenapa dia bisa ngajar dikelas kalian ?!" Tanya Septian terkejut bercampur kesal
"Abner bilang dia pindah ke sini karena mencari Shilla, gue juga gak tau dia tau darimana kita semua sekolah disini tapi yang jelas ini bukanlah hal yang baik untuk Shilla" Ucap Ify
"Apa kita pindah sekolah aja demi kebaikan Shilla ?" Tanya Sivia
"Jangan ! Biar gue pindahin pak Abner aja ke kelas lain supaya dia gak ngajar dikelas kita" Ucap Rio
"Lo mau pindahin si Abner kemana ? Percuma kalau lo mindahin dia ngajar di kelas lain tapi tetap ketemu di tempat lain yang masih satu area sama sekolah" Ucap Agni sinis
"Ya terus gimana ? Kalau gue ngeluarin dia dari sekolah kan kalian juga gak setuju" Ucap Rio
"Mungkin kalau dia gak ngajar dikelas kita lagi Shilla gak akan sesedih ini karena akan jarang bertemu sama dia walaupun ada saatnya bakal ketemu diluar kelas, tapi setidaknya itu lebih baik" Ucap Ify
"Gue setuju sama Ify, lagi pula kita kan bisa menjaga Shilla kalau lagi diluar kelas" Ucap Gabriel
"Jadi gimana ? Apa kalian setuju ?" Tanya Septian
"Ya udah deh kak" Jawab Sivia dan Agni
"Ya udah gue telfon bu Ira dulu supaya pak Abner pindah ngajarnya" Ucap Rio lalu menelfon bu Ira
"Ya udah kalau gitu kita ganti baju dulu ya kak" Ucap Ify lalu masuk ke kamarnya begitu pula Agni dan Sivia
"Kak, apa maksud dari perkataan Agni tadi ? Kenapa Agni bilang kalau pak Abner menyebabkan Shilla seperti ini ? Sebenernya siapa pak Abner ? Kenapa Shilla selalu sedih kalau ketemu pak Abner ?" Tanya Gabriel beruntun
"Kakak gak bisa kasih tau kamu Yel, ini privasi Shilla. Tapi yang jelas Abner merupakan bagian dari masa lalu Shilla" Ucap Septian lesu
"Gue udah telfon bu Ira tadi, mulai besok pak Abner gak akan ngajar dikelas kita lagi" Ucap Rio
"Makasih Yo, sekarang kalian ganti baju gih" Ucap Septian yang diangguki CRAG******************************
Keesokan harinya, disekolah Shilla selalu murung dikelas membuat teman temannya bingung.
"Shill, lo mikirin apa lagi sih ? Dia gak akan ngajar disini lagi ko, lo tenang aja ya" Ucap Ify menenangkan Shilla yang terus murung
"Fy, jam pertama gue mau bolos dulu ya" Ucap Shilla lalu keluar dari bangkunya
"Mau gue temenin ?" Tanya Ify
"Gak usah Fy" Ucap Shilla lalu keluar kelasShilla pun melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolahnya yang sepi dikarenakan bel masuk uang baru saja berbunyi, Shilla pun duduk dibawah pohon rindang yang berada ditaman tersebut.
"Kenapa lo dateng lagi kak ? Ke datangan lo hanya membuat rasa bersalah gue bertambah besar" Ucap Shilla dengan mata berkaca kaca
"Gak seharusnya lo memendam semuanya sendirian, masalah ada untuk diselesaikan bukan untuk dipendam sendirian. Kalau lo merasa masalah itu terlalu berat untuk dilalui seorang diri lebih baik lo ceritakan malasah itu sama orang terdekat lo supaya lo merasa lebih ringan" Ucap seorang berdiri disamping Shilla membuat Shilla menatapnya datar
"Ngapain lo disini ? Jangan bilang lo ngikutin gue" Ucap Shilla sambil mengerjapkan matanya agar air matanya tidak keluar
"Kalau iya gue ngikutin emang gak boleh ?" Tanya orang itu yang tak lain adalah Gabriel
"Gak boleh" Ucap Shilla ketus
"Kenapa gak boleh ? Gak ada larangannya kan untuk mengikuti lo" Ucap Gabriel
"Gue lagi pengen sendiri" Ucap Shilla datar
"Kenapa lo lagi pengen sendiri ? Apa karena masalah pak Abner jadi lo pengen menyendiri ? Apa lo kesini hanya untuk merenung ?" Tanya Gabriel yang membuat Shilla terdiam
"Shill, dengerin gue baik baik. Gue emang gak tau lo ada masalah apa sama pak Abner, gue juga gak tau apa yang menyebabkan lo sesedih ini setiap ketemu pak Abner. Tapi Shill, kalau lo punya masalah sama pak Abner sebaiknya lo selesaikan secara baik baik. Gak ada gunanya lo terus menghindari pak Abner seperti ini, semakin lo menghindari pak Abner semakin pak Abner mendekati lo. Lo harus bisa tegas Shill sama masalah lo dan pak Abner. Jika lo benar benar merasa gak nyaman dengan kehadiran pak Abner lo harus bisa ngomong dengan tegas pada pak Abner untuk tidak mengganggu lo lagi, gak selamanya lo bisa menghindari pak Abner, Shill" Ucap Gabriel
"Tapi lo gak tau apa yang gue rasain, lo juga gak tau apa yang pernah gue alamin. Gak semudah itu untuk gue menghadapi kak Abner" Ucap Shilla lirih, Gabriel menatap lembut Shilla yang kini terlihat rapuh
"Orang orang sering bilang 'apapun hal yang terasa sulit dan berat jika dihadapi bersama pasti akan terasa mudah dan ringan'. Gue harap lo mau berbagi Shill, gue siap membantu lo. Teman teman gue dan sahabat sahabat lo pun siap membantu lo, lo hanya perlu bilang sama kita Shill. Jangan memendam semuanya sendirian karena itu hanya akan menghancurkan lo secara perlahan, disini kita semua ada untuk lo Shill" Ucap Gabriel menggenggam tangan Shilla
"Saat lo murung seperti ini, kita semua khawatir sama lo. Saat lo nangis seperti kemarin, kita semua juga khawatir sama lo. Lo yang sekarang seperti ini malah membuat kita semua khawatir Shill" Ucap Gabriel menatap Shilla lembut tanpa melepaskan genggaman tangannya
"Tapi gue gak mau membuat kalian semua ikut masuk ke dalam masalah pribadi gue" Ucap Shilla lirih
"Kita semua teman lo, kita semua sahabat lo. Mau gak mau lo harus terima kita dalam kehidupan lo dan membantu semua masalah lo, gue gak perduli itu masalah pribadi atau bukan tapi yang jelas gue dan yang lainnya akan membantu lo" Ucap Gabriel
"Huft.. makasih Yel, ucapan lo sedikit membantu gue" Ucap Shilla tersenyum membuat Gabriel terpana
"Tapi untuk kali ini lo gak perlu ikut campur dalam masalah gue, gue janji akan menyelesaikan masalah ini dengan kak Abner. Dan gue janji saat masalah ini selesai gue akan kembali menjadi Shilla yang dulu lagi " Ucap Shilla
"Gue pegang janji lo Shill" Ucap Gabriel tersenyum menatap Shilla
"Tapi kalau lo berani ikut campur dalam masalah gue, jangan salahkan gue kalau gue menghilang dari kehidupan lo" Ancam Shilla membuat senyuman Gabriel menghilang
"Ya udah, kita masuk kelas yuk bel jam pelajaran ke dua udah bunyi" Ucap Shilla beranjak dari pohon tersebut
'Apa gue harus mempersiapkan diri dari sekarang Shill ? Apa gue harus siap untuk kehilangan lo ?' Batin Gabriel******************************
Saat jam istirahat CRAG dan SISA memutuskan untuk kantin bersama.
"Yel, pas jam pertama lo kemana ? Ko lo bolos sih pas jam pertama ?" Tanya Cakka
"Lo bolos sama Shilla ya" Goda Alvin
"Eh.. a-a-apaan sih" Ucap Gabriel gugup
"Ko gugup sih Yel" Goda Rio sambil menaik turunkan alisnya
"Udah, jangan godain Gabriel terus" Ucap Shilla
"Cie.. Iel dibelain nih sama Shilla" Goda Alvin
"Apaan sih Vin" Ucap Gabriel salting
"Berisik lo pada" Ucap Agni ketus
"Bidadari ku kenapa ? Mau juga ya kayak Shilla sama Gabriel ? Sini sini, mendekat ke aa Cakka" Ucap Cakka, Agni pun langsung pura pura muntah
"Idih.. jijik banget gue sama lo" Ucap Agni
"Jangan gitu dong bidadari ku, aa Cakka kan selalu disini menunggumu" Ucap Cakka
"Najis Cakka ! Jijik gue sama lo yang alay kayak gini" Ucap Agni sinis
"Berarti kalau gue gak alay lo sayang dong sama gue" Ucap Cakka menaik turunkan alisnya
"Bodo" Ucap Agni
"Ko gue jijik ya Cakka manggil dirinya sendiri dengan sebutan aa" Ucap Alvin memandang Cakka jijik
"Ekspresi lo tolong dikondisikan dong Vin" Sewot Cakka
"Udah gue kondisikan kali Kka, tapi dasarnya aja ucapan lo bikin gue jijik" Ucap Alvin membuat Cakka cemberut
"Jangan cemberut Kka, ntar lo mirip sama ikan mas yang suka monyong monyong kayak gitu hahaha" Ucap Gabriel
"Au ah gue ngambek" Ucap Cakka
"Kayak cewek aja lo Kka, kerjaannya ngambek mulu" Ucap Rio
"Biarin" Ucap Cakka
"Ekhm.."

KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
AksiSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...