Kini Agni tengah berada dikamar Cakka sendirian, teman teman nya memutuskan untuk keluar agar tidak mengganggu Cakka yang sedang beristrahat sedangkan Agni kini tengah mengompres kening Cakka setelah Cakka meminum obatnya
"Mamah.. ada cicak.. mamah.. Cakka takut.. mamah.. cicaknya mendekat kearah Cakka.. Cakka takut..." Gumam Cakka dengan mata yang tertutup namun menyiratkan kegelisahan
"Cowok konyol dan narsis kayak lo ternyata bisa sakit juga ya" Gumam Agni lembut lalu membenarkan letak kain yang berada dikening Cakka
"Segitu takutnya ya lo sama cicak ?" Tanya Agni
"Mamah.. Cakka takut.. mamah.. ekor cicak nya lepas.. mamah.. ekor cicak yang lepasnya gerak gerak.. mamah.. Cakka takut.." Gumam Cakka gelisah, Agni pun menggenggam tangan Cakka yang hangat dan sedikit basah karena keringat yang membasahi telapak tangan Cakka
"Tenang aja Cakka, gue ada disini buat lo. Lo jangan takut lagi ya, lo harus sembuh" Ucap Agni lembut ditelinga Cakka, perlahan lahan Cakka pun mulai tenang dan entah kenapa tiba tiba bibir Cakka tersenyum dan itu membuat Agni terkejut. Agni pun memastikan apa Cakka sudah sadar atau belum, tapi ternyata Cakka masih belum sadar
"Gue kira lo udah sadar setelah dengar ucapan gue" Ucap Agni lalu melepaskan genggamannya******************************
Keesokkan harinya Cakka merasa sudah lebih baik hingga ia memutuskan untuk menonton pertandingan basket di ruang TV lantai 2.
"Lo udah sembuh bro ?" Tanya Rio yang baru saja muncul bersama Alvin dan Gabriel lalu mereka pun duduk disebelah Cakka
"Udah mendingan lah" Ucap Cakka tersenyum
"Syukur deh kalau gitu" Ucap Alvin
"Ngomong ngomong thanks ya, karena kalian kemarin seharian ngompresin gue" Ucap Cakka
"Mm.. Kka, sebenarnya yang ngompresin lo bukan kita" Ucap Gabriel
"Terus kalau bukan kalian, siapa ?" Tanya Cakka
"Kemarin Agni seharian ngerawat lo, sampai sampai dia baru tidur jam 3 malam karena nunggu suhu badan lo turun" Ucap Rio
"Lo serius ? Gak bohong kan ?" Ucap Cakka terkejut
"Serius lah Kka, buat apa gue bohong sama lo. Gak ada untungnya" Ucap Rio
"Ya Tuhan.. terimakasih telah membukakan pintu hati Agni, akhirnya Agni akan menjadi milik pangen tampan nan imut ini" Ucap Cakka bahagia
"Lebay nya kumat" Celetuk Alvin
"Tau dari mana lo kalau pintu hati Agni terbuka untuk lo ? Jangan karena Agni ngejagain lo semalaman lo jadi ngerasa Agni mulai membuka hati untuk lo Kka, dia hanya memenuhi tanggung jawabnya aja ko untuk menjaga kita" Ucap Gabriel
"Bener tuh Kka, lo jangan ke GR an dulu" Ucap Rio
"Siapa yang ke GR an coba ? Orang waktu gue sakit dan ngigau, gue gak sengaja dengar ada orang yang bilang 'Tenang aja Cakka, gue ada disini buat lo. Lo jangan takut lagi ya, lo harus sembuh' terus waktu gue mendengar suara itu gue mulai tenang. Ternyata suara yang membuat gue tenang itu suara Agni, pantes aja gue ngerasa kenal sama suara itu" Ucap Cakka tersenyum senang
"Asli lo dengar kayak gitu ?" Ucap Gabriel tak percaya
"Palingan juga si Agni cuman mau nenangin lo doang makanya dia ngomong kayak gitu" Ucap Alvin, Cakka pun cemberut
"Tapi ko tumben ya Agni ngomong kayak gitu ke Cakka, bukannya dia selalu galak ya ke Cakka" Ucap Gabriel
"Kan situasinya beda Yel, posisinya kan sekarang Cakka lagi sakit jadi mana mungkin dia galak galak ke Cakka. Bukannya sembuh malah tambah parah ntar kalau di galakin" Ucap Rio
"Iya juga ya" Ucap Gabriel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Pagi udah berisik aja" Ucap Sivia yang muncul bersama Ify dan Shilla
"Hehehe maaf" Ucap Gabriel
"Agni mana ?" Tanya Cakka yang melihat tidak ada Agni diantara mereka
"Masih tidur" Jawab Ify lalu duduk disofa yang berada disana
"Jangan ganggu, dia baru bisa tidur waktu subuh tadi" Ucap Shilla
"Iya, gue tau ko. Gue juga gak bakal berisik, kasian bidadari gue kalau sampai kebangun" Ucap Cakka
"Ngomong ngomong Kka, lo gak mau bilang makasih ke Ify sama Sivia yang udah bikinin bubur lo kemarin" Ucap Rio
"Dan jangan lupa Shilla yang kemarin nyariin obat untuk lo" Ucap Gabriel
"Iya iya, Ify, Sivia, Shilla, makasih ya kemarin udah bikinin gue bubur dan bawain gue obat" Ucap Cakka
"Sama sama" Ucap Ify datar
"Oh iya Fy, gue mau nanya dong sama lo. Gue rasa diantara kedua sahabat lo yang ada disini, cuman lo doang deh yang gak bakal galak ke gue" Ucap Cakka yang mendapatkan tatapan tajam dari Shilla dan Sivia
"Apa ?" Tanya Ify datar
"Agni semalaman ngerawat gue kan ? Terus dia baru tidur pas subuh kan ?" Tanya Cakka menatap Ify
"Iya" Jawab Ify
"Apa Agni pernah ngomong dengan nada yang lembut ke seorang cowok ?" Tanya Cakka
"Pernah" Jawab Ify
"Sama siapa ?" Tanya Cakka sedikit murung
"Sama papahnya" Jawab Ify
"Ya elah Fy, gue kirain siapa" Ucap Cakka kesal
"Emang lo mau nya siapa ?" Tanya Ify
"Ya cowok yang gak ada hubungan darah sama dia gitu, kayak teman cowok atau ma-manta pacarnya" Ucap cakka
"Gak ada" Ucap Ify
"Syukurlah, berarti gue orang pertama yang bisa dengar suara lembut Agni saat berbicara sama cowok" Ucap Cakka menghela nafas lega
"Maksud lo ?" Tanya Sivia dengan dahi berkerut
"Gak papa ko, cukup gue dan Agni yang tau" Ucap Cakka
"Sok banget lo" Ucap Rio sambil menjitak dahi Cakka
"Kita juga udah tau kali" Ucap Gabriel
"Oh iya ya, ya udah ganti. Berarti cukup gue, Agni, sahabat gue dan Tuhan yang tau" Ucap Cakka dengan cengirannya
"Serah lo deh, cape ngomong sama lo" Ucap ShillaTet.. Tet..Tet..
"Ada tamu tuh, lo bukain Yel" Ucap Cakka, Gabriel pun menuju pintu utama
"Palingan juga tukang paket" Ucap Rio yang diangguki oleh SISA, Alvin dan Cakka
"Sampai kapan sih kita berdiam diri seperti ini ?" Tanya Alvin
"Sampai kita mengetahui siapa penerornya" Ucap Ify
"Tumben ngumpul" Ucap Agni yang baru saja muncul
"Udah bangun Ag ? Apa kita ganggu tidur lo ?" Tanya Cakka melihat Agni yang duduk disofa sebelah Shilla
"Gak, gue cuman kebangun dan gak bisa tidur lagi" Jawab Agni cuek
"Nih guys ada paket buat Agni" Ucap Gabriel sambil menyerahkan paket tersebut, Agni pun menerima paket itu
"Buka Ag" Ucap Shilla tak sabaran, Agni pun membuka paket tersebut. Isinya hanyalah foto dirinya dan keluarganya, Agni pun memandang foto tersebut hingga pandangannya terhenti pada surat yang berada di dalam kotak. Agni pun membuka surat tersebut'Jika kalian tidak dapat melindungi keluarga kalian, untuk apa kalian melindungi para lelaki itu ? Apa kalian ingin lelaki itu pergi meninggalkan kalian seperti apa yang dirasakan Agni ? Lepaskan para lelaki itu, jangan menjadi sok pahlawan untuk mereka.
Pengagum mu'
Agni yang membaca isi surat itu pun terkejut sedangkan CRAG hanya menatap bingung surat itu
"Apa maksudnya ?" Tanya Alvin yang ikut membaca
"Bukan apa apa" Ucap Agni dingin
"Ngapain tuh orang bawa bawa keluarga ? Jangan jangan dia ngancam kita lewat keluarga kita lagi" Ucap Alvin panik
"Ya ampun, gue harus bilang ke mamah supaya dia lebih hati hati lagi" Ucap Gabriel panik lalu mencari HP nya
"Tenang" Ucap Ify dingin membuat Gabriel dan Alvin pun terdiam
"Ini gak ada hubungannya dengan keluarga kalian" Ucap Shilla dingin
"Tapi kan disurat itu tertulis kata 'keluarga'" Ucap Cakka
"UDAH KITA BILANGKAN KALAU GAK INI GAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KELUARGA KALIAN !!" Bentak Sivia, Agni pun meninggalkan mereka lalu masuk kedalam kamarnya
"LIHAT PERBUATAN KALIAN !! AWAS AJA KALAU SAMPAI AGNI KENAPA NAPA !!" Bentak Shilla lalu menghampiri Agni kekamarnya
"DASAR COWOK ALAY !! KALAU PUNYA TELINGA ITU DIDENGERIN !! DARI AWAL KITA UDAH BILANG INI GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA KELUARGA KALIAN TAPI KALIAN MASIH AJA PANIK GAK JELAS KAYAK GITU !!! DASAR COWOK LENJEH !!" Bentak Sivia lalu mengusul Shilla menghampiri Agni dikamarnya, Ify menatap datar CRAG
"Ada apa sih Fy ?" Tanya Cakka penasaran
"Jadi cowok jangan lebay, disini bukan kalian aja yang panik. Kalian gak akan ngerti maksud dari pesan itu karena kalian gak pernah ada disaat saat seperti itu, harusnya kalian dari awal dengerin omongan kita untuk gak panik. Jadi cowok harusnya bisa lebih berwibawa sedikit dan harusnya kalian bersikap tenang disaat seperti ini, bukan bersikap heboh seperti cewek cewek norak yang ngeliat kalian. Sekarang tanpa sadar kalian melukai hati seseorang, mulai sekarang kalian harus intropeksi. Jangan bersikap seperti kanak kanak lagi, disini kita ada untuk saling menjaga dan melengkapi jadi harusnya kalian gak sekhawatir itu" Ucap Ify dingin dengan tatapan datarnya yang membuat CRAG takut, namun ucapan Ify benar benar menusuk hati mereka. Ify pun berlalu meninggalkan CRAG yang masih mematung setelah mendengar ucapan Ify tadi
"Guys, gue sekarang ngerasa bersalah. Selama ini kita terlalu berlebihan dalam menghadapi masalah yang datang menghampiri kita tanpa kita tau disini yang lebih tersiksa itu mereka, gue ngerasa gagal menjadi seorang laki laki" Ucap Rio menunduk bersalah
"Gue juga, selama ini gue selalu terbawa emosi setiap kita mendapatkan masalah. Gue gak tau harus apa sekarang, gue ngerasa benar benar gak berguna dimata mereka" Ucap Alvin
"Gue merasa kalah dari Shilla, gue merasa gak bisa diandalkan saat gue berada disisi Shilla. Sedari awal kita bertemu, selalu mereka yang berkorban untuk kita sedangkan kita hanya diam dan marah marah tanpa tau apa yang sebenarnya mereka rencanakan" Ucap Gabriel
"Apa kali ini gue berlebihan guys ? Apa kali ini gue benar benar menyakiti Agni sampai sampai Agni langsung masuk kedalam kamar tadi ? Gue benar benar bego ! Ceroboh ! Gak berguna ! Kekanak kanakan ! " Ucap Cakka sambil memukul kepalanya
"Udah Kka, lo jangan nyakitin diri lo terus. Lo baru sembuh, jangan sampai lo sakit lagi" Ucap Gabriel menahan tangan Cakka
"Disini bukan lo aja yang ngerasa bersalah Kka, kita semua juga merasa bersalah ke mereka" Ucap Alvin menenangkan Cakka
"Mulai lah bersikap dewasa Kka, jangan sampai kita menyakiti mereka lagi seperti ini" Ucap Rio
"Iya Yo" Ucap Cakka lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
БоевикSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...