Meet Part 2

933 59 4
                                    

Shilla pun menatap terkejut pemuda tersebut namun tak lama kemudian dia pun memasang ekspresi datar.
"Tidak apa apa nak Stevent, silahkan duduk" Ucap Zaenal lalu pemuda yang dipanggil Stevent itu pun duduk dihadapan Shilla
"Anak kamu ternyata tampan juga ya, Nit" Ucap Endang
"Terimakasih, saya rasa mereka berdua cocok ya. Yang satu tampan, yang satu cantik" Ucap Nita
"Mamah apaan sih" Ucap Stevent yang salah tingkah lalu menatap Shilla yang sedang sibuk dengan handphone nya
"Shill, udah dulu dong mainan handphonenya. Kita kan lagi ngumpul kayak gini, gak baik mainan handphone kayak gitu" Ucap Endang lalu Shilla pun memasukkan Handphonenya kedalam tas
"Permisi tuan, ini pesanannya" Ucap pelayanan tersebut sambil meletakkan beberapa makanan dan minuman diatas meja
"Bukannya kita belum pesan ?" Tanya Zaenal
"Tadi saya sudah memesannya terlebih dahulu saat saya booking tempat disini, tidak apa apa bukan ?" Ucap John
"Tentu saja tidak apa apa" Ucap Zaenal tersenyum
"Silahkan dinikmati" Ucap John lalu mereka pun menikmati hidangan yang ada dimeja, setelah hidangan tersebut habis John dan Zaenal pun mulai serius
"Jadi, alasan kami mempertemukan Shilla dengan Stevent adalah untuk menjodohkan kalian berdua. Dulu saat kami SMA, kami pernah berjanji akan menjodohkan anak kami jika berlawanan jenis. Kami rasa sekarang adalah saat yang tepat untuk menjodohkan kalian berdua" Ucap John
"Shilla, kamu mau kan dijodohin sama Stevent ?" Tanya Endang
"Iya mah" Jawab Shilla datar
"Stevent, kamu maukan dijodohin sama Shilla ?" Tanya Nita
"Eh.. em.. i-iya mah, Stevent mau" Jawab Stevent
"Kalau begitu silahkan kalian bertukaran cincin" Ucap Zaenal sambil membuka kotak bludru merah yang berisikan sepasang cincin, setelah bertukaran cincin Stevent pun mengajak Shilla keluar
"Pah, mah, om, tante, saya ijin ajak Shilla keluar ya" Ucap Stevent
"Iya, silahkan. Tolong jaga Shilla ya Stevent" Ucap Endang lalu Stevent dan Shilla pun keluar dari restoran tersebut dan duduk ditaman yang berada didekat restoran itu
"Ada apa lo bawa gue kesini ?" Tanya Shilla datar
"G-gu-gue cuman mau ngajak lo ngo-ngobrol aja ko" Jawab Stevent gugup
"Kenapa lo ada di Jakarta ?" Tanya Stevent
"Karena orang tua gue minta pindah kesini" Jawab Shilla
"Pantes aja gue nyari di Bandung gak ada" Ucap Stevent
"Sejak kapan nama lo Stevent ?" Tanya Shilla menatap datar Stevent
"Nyokap bokap gue memang manggil gue Stevent dari dulu, mereka bilang Stevent itu panggilan sayang mereka ke gue" Ucap Stevent
"Kenapa lo terima perjodohan ini ?" Tanya Shilla
"Eh.. em.. g-gu-gue.. gue.. gue cuman gak mau ngecewain orang tua gue aja.. dan juga... gue selalu menunggu dan mencari lo Shill selama 5 tahun ini" Ucap Stevent
"Untuk apa lo mencari gue ? Lo masih penasaran sama masa lalu gue ?" Tanya Shilla ketus
"Gak Shill, gue berani sumpah sama lo. Gue gak ada niatan untuk kepo sama masa lalu lo, gue cuman mau ngelindungin lo doang dari pak Abner waktu itu" Ucap Stevent
"I don't care about your reaseon. Tapi yang jelas gue belum sepunuhnya setuju sama perjodohan ini, gue menyetujui perjodohan ini karena nyokap bokap gue jadi lo gak usah ke GR an" Ucap Shilla
"Iya Shill" Ucap Gabriel tertunduk lesu
"Kalau gitu lebih baik sekarang kita balik ke restoran lagi, gue gak mau berlama lama disini sama lo" Ucap Shilla yang sudah bangkit dari duduknya, ia pun berjalan mendahului Stevent
'Kapan lo mau buka hati lo untuk gue Shill ? Gue harap perjodohan ini adalah awal yang baik untuk kita' Batin Stevent

******************************

Setelah acara makan malam dan pertunangannya semalam, Shilla pun memutuskan untuk kembali ke Amerika untuk mengurus beberapa pekerjaan yang sempat tertunda karena ia kembali ke Indonesia.
"Good morning mah, pah" Sapa Shilla saat sampai dimeja makan
"Kamu jadi hari ini balik ke Amrik ?" Tanya Endang sambil mengambilkan nasi goreng untuk Shilla
"Iya mah, ada beberapa pekerjaan yang harus Shilla selesaikan saat ini juga" Jawab Shilla sambil menerima sepiring nasi goreng dari Endang
"Berapa lama kamu di Amrik Shill ?" Tanya Zaenal
"Shilla juga gak tau pah, mungkin paling cepat 3 minggu" Ucap Shilla
"Pokoknya mamah gak mau tau, setelah pekerjaan kamu disana selesai kamu harus langsung pulang" Ucap Endang
"Iya mah" Ucap Shilla
"Padahal tadi malam baru aja kamu tunangan tapi sekarang kamu harus pergi lagi, kasian Stevent yang harus ditinggal sama kamu" Ucap Zaenal
"Kamu take off jam berapa ?" Tanya Endang
"Jam 9 mah"  Jawab Shilla
"Ya udah kalau gitu selesai makan kamu langsung siap siap ya" Ucap Endang yang diangguki Shilla, setelah selesai makan Shilla pun kembali ke kamarnya untuk mengambil koper dan mengganti pakaiannya. Setelah dirasa sudah cukup Shilla pun turun kebawah
"Mah, pah, Shilla berangkat dulu ya" Pamit Shilla pada kedua orang tuanya yang ada diruang TV
"Iya Shill, kamu hati hati ya disana. Jangan lupa makan, mamah gak mau kamu sakit gara gara kamu terlalu fokus ke kerjaan kamu sampai lupa untuk makan dan istirahat" Ucap Endang
"Iya mah, Shilla janji akan makan teratur dan istirahat yang cukup" Ucap Shilla
"Ayo kita antar ke depan" Ucap Zaenal, saat mereka berada didepan rumah tiba tiba ada sebuah mobil hitam terparkir didepan rumah mereka. Tak beberapa lama seorang pemuda pun turun dari mobil dan menghampiri mereka
"Selamat pagi om, tante" Sapa pemuda itu
"Selamat pagi Stevent" Sapa Zaenal
"Ngapain dia ada disini mah ?" Tanya Shilla
"Nak Stevent ini yang akan mengantar kamu ke bandara sayang" Jawab Endang
"Ya udah deh, Shilla berangkat ya mah, pah" Pamit Shilla
"Saya berangkat dulu om, tante" Ucap Stevent lalu mereka berdua pun masuk kedalam mobil dan Stevent pun melajukan mobilnya menuju bandara
"Hm.. lo berapa lama disana Shill ?" Tanya Stevent mencoba menghilangkan keheningan didalam mobil
"Paling cepet 3 minggu" Jawab Shilla sambil melihat keluar jendela
"Kenapa lo gak buka cabang di Indonesia aja ?" Tanya Stevent
"Lagi survei tempat sekarang" Jawab Shilla
"Nanti pusat dari studio musik lo pindah gak kesini ?" Tanya Stevent
"Belum tau" Jawab Shilla
"Lo masih marah sama gue ?" Tanya Stevent
"Ya dan kalau lo masih berisik gue akan semakin marah sama lo" Ancam Shilla membuat Stevent terdiam, hening terjadi kembali setelah Shilla mengancam Stevent.

Setelah menghabiskan waktu satu setengah jam diperjalanan, akhirnya mereka pun sampai dibandara. Stevent pun membantu Shilla membawakan kopernya.
"Thanks" Ucap Shilla
"Iya sama sama, lo hati hati ya disana. Jangan kebanyakan lembur, jangan lupa istirahat, jangan lupa makan. Ok" Ucap Stevent
"Iya" Jawab Shilla lalu pengumuman penerbangan menuju Amerika pun menggema dibandara tersebut
"Gue berangkat" Ucap Shilla yang mulai melangkah meninggalkan Stevent, namun baru beberapa langkah tiba tiba Stevent mencekal tangan Shilla lalu mencium kening Shilla
"Gue sayang sama lo, jaga diri lo baik baik" Ucap Stevent pada Shilla yang masih mematung
"Hei ! Shill ?? Lo kenapa ?" Tanya Stevent pada Shilla yang masih memantung, beberapa detik kemudian Shilla pun tersadar
"Eh.. eng-enggak papa ko, gue berangkat dulu ya" Pamit Shilla lalu masuk kedalam pesawat
"Ternyata lo lucu juga ya" Ucap Stevent terkekeh melihat sikap Shilla yang tiba tiba salting

******************************

Sudah seminggu Shilla berada di Amerika, hari ini Stevent disuruh oleh mamahnya untuk mengantarkan cake ke rumah Shilla. Stevent pun langsung menuju rumah Shilla.

Tok..Tok..Tok...

"Iya, sebentar" Sahut Endang lalu ia pun membuka kan pintu
"Eh nak Stevent, ada apa kesini ? Tumben" Ucap Endang
"Ini tan, saya disuruh mamah untuk nganterin cake buatan mamah" Ucap Stevent sambil menyerahkam plastik yang berisi cake tersebut
"Wah ngerepotin nih, makasih ya nak Stevent. Ayo masuk dulu, sekalian tante mau ngobrol sama kamu" Ucap Endang
"Iya tan" Ucap Stevent lalu masuk kedalam rumah Shilla
"Kamu tunggu disini dulu ya, tante ambilin minum dulu" Ucap Endang lalu meninggalkan Stevent sendirian diruang tamu. Stevent pun menatap arsitektur rumah Shilla hingga pandangannya terjatuh pada sebuah figura besar yang menampilkan anggota keluarga Shilla, Stevent pun mengernyitkan dahinya. Ia bingung siapa wanita yang ada disebelah Shilla, kenapa wanita itu ada difoto keluarga itu padahal ia tidak pernah melihat wanita itu sama sekali.
"Dia kakaknya Shilla" Ucap Endang tiba tiba membuat Stevent terkejut
"Ayo diminum" Ucap Endang menyerahkan secangkir teh pada Stevent
"Makasih tante" Stevent pun meminum teh tersebut lalu meletakkan diatas meja
"Hm.. tan, bukannya Shilla anak tunggal ya ?" Tanya Stevent
"Iya, Shilla memang anak tunggal. Tapi sebelumnya dia adalah anak kedua disini" Jawab Endang
"Disini ? Maksud tante Shilla anak kedua dari tante Endang dan om Zaenal ?" Tanya Gabriel membuat Endang tersenyum
"Bukan, tapi...."

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang