Meet Part 7

969 54 2
                                    

"Dan lo tau apa yang terjadi ?" Tanya Shilla sambil menangis, Stevent hanya diam menatap Shilla serius
"Dia meninggal dihari ulang tahunnya, padahal gue harap dihari ulang tahunnya dia bakal sadar dan kita semua bisa ngerayain hari ulang tahunnya sama sama" Ucap Shilla yang semakin menangis sesenggukan, Stevent pun memeluk Shilla
"Udah Shill, jangan nangis lagi. Lo gak kasian sama kakak lo ? Dia mungkin sedih ngeliat lo yang nangis sekarang, lo harus kuat Shill" Ucap Stevent mengelus bahu Shilla yang berada dipelukannya
"Tapi gue selalu ngerasa bersalah kalau ngeliat kak Abner, gue selalu ngerasa kalau gue adalah penyebab kak Pricill meninggal. Mungkin kalau kak Abner gak nembak gue bahkan gak kenal sama gue dia bakal langgeng sama kak Pricill" Ucap Shilla menangis
"Belum tentu Shill, bisa aja pak Abner gak akan pernah melihat kak Pricilla kalau dia gak ketemu lo. Lo tau kan hubungan kak Pricill dan pak Abner itu hanya hubungan cinta yang bertepuk sebelah tangan, pak Abner memang gak ada rasa apa apa sama kak Pricill dari awal jadi dia gak mungkin melihat kak Pricill kalau dia gak kenal lo" Ucap Stevent, Shilla tak menjawab ucapan Stevent
"Lo gak boleh menyalahkan diri lo terus, kak Pricill mungkin gak akan senang melihat peri nya menyalahkan dirinya sendiri terus terusan seperti ini. Lo harus bangkit Shill demi kak Pricill" Ucap Stevent
"Bantu gue untuk bangkit" Ucap Shilla yang masih menangis sesenggukan
"Gue pasti akan membantu lo" Ucap Stevent, Shilla pun melepaskan pelukannya
"Thanks" Ucap Shilla tersenyum
"Sama sama " Ucap Stevent tersenyum
"Sebenarnya alasan gue menjauh dari cowok itu karena gue takut dia cuman mempermainkan gue seperti yang kak Pricill alami" Ucap Shilla tersenyum pada Stevent, Stevent pun tersenyum mendengar alasan Shilla
"Kak, aku janji mulai sekarang akan bangkit. Kakak yang bahagia ya disana, Shilla disini akan selalu mendoakan kakak. Kakak juga doain ya supaya pernikahan Shilla berjalan lancar" Ucap Shilla mengusap batu nisan Pricilla
"Kak Pricill, saya janji akan menjaga adik kakak. Saya harap kak Pricill mau merestui hubungan saya dengan Shilla ya, saya yakin kakak pasti sedang tersenyum bahagia disana karena melihat Shilla yang sudah dewasa dan akan menikah sebentar lagi" Ucap Stevent menatap nisan itu sambil tersenyum
"Kakak restuin kita ya, aku harap kakak bahagia disana. Aku pamit pulang dulu ya kak" Pamit Shilla
"Mau pulang ?" Tanya Stevent saat melihat Shilla berdiri
"Iya, gue udah capek juga" Ucap Shilla
"Ya udah ayo kita pulang" Ucap Stevent lalu menggenggam tangan Shilla, Shilla pun menggengam tangan Stevent sambil menatap Stevent yang tersenyum padanya

******************************

"Jadi gitu Fy ceritanya, awalnya juga gue nolak perjodohan ini tapi setelah dia meyakinkan gue akhirnya gue pun luluh sama dia" Jelas saat selesai menceritakan pertemuannya dengan Stevent, namun ia tidak menceritakan beberapa hal yang akan membuat Ify curiga terhadap calon suaminya
"Oh jadi nama calon lo itu Stevent, ternyata Stevent cukup gentle juga ya sikapnya" Ucap Ify
"Ya begitulah" Ucap Shilla tersenyum kaku
"Sekarang gue mau dengar Agni dong yang cerita, gue penasaran sama asal muasal lo bisa jatuh cinta sama calon suami lo" Ucap
"Eeeh gue ?" Tanya Agni gugup
"Iya, lo Ag" Ucap Ify tak sabaran
"Ekhm.. jadi gini ceritanya.." Ucap Agni mulai bercerita

******************************

Sudah seminggu Agni lulus dari jenjang perkuliahannya, kini ia tengah disibukkan dengan berbagai gambar bangunan yang telah dipesan oleh perusahaan yang telah berkerja sama dengannya. Meski Agni baru lulus seminggu yang lalu namun ia sudah memiliki perusahaan sendiri meski belum besar namun telah banyak perusahaan besar yang bekerja sama dengannya.
"Maaf Ag gue ganggu" Ucap Keke yang merupakan temannya saat kuliah dan kini Keke bekerja bersamanya
"Gak ko Ke, ada apa ?" Tanya Agni mengalihkan pandangannya dari kertas kepada Keke
"Tadi ada telfon dari perusahaan... aduh... apa ya gue lupa, tapi yang gue inget dia ngajak kerja sama dengan lo. Besok dia ngajak ketemuan untuk membicarakan lebih lanjut program kerjanya dan juga kontraknya di restoran Gamela jam 10, lo bisakan ?" Tanya Keke
"Bisa ko, ya udah besok gue kesana. Lo lanjutin kerjaan lo ya" Ucap Agni yang diangguki Keke

******************************

Kini Agni sudah berada disalah satu meja restoran Gamela, ia masih menunggu seseorang yang akan bekerja sama dengannya.
"Agni" Ucap orang itu membuat Agni menengok ke arahnya
"Lo !" Ucap Agni terkejut
"Astaga Ag ! Ini beneran lo ? Gue kangen banget sama lo Ag, gue udah nyariin lo selama empat tahun ini. Lo kemana aja Ag ? Gue kangen sama lo" Ucap orang itu memeluk Agni
"Tolong lo lepasin pelukkan ini, gue gak mau membuat orang orang salah paham sama kita" Ucap Agni melepaskan pelukannya
"Maaf Ag, gue reflek meluk lo karena gue terlalu terkejut bisa bertemu dengan lo lagi" Ucapnya
"Maaf pak saya terlambat tadi ada berkas yang tertinggal dimobil" Ucap seorang wanita yang baru saja datang
"Tidak apa apa" Jawab orang itu
"Oh iya, ibu pasti Agni kan ? Perkenalkan saya Oliv, sekretaris pak Raga" Ucap Oliv menjabat tangan Agni, Agni pun menjabat tangan Oliv
"Silahkan duduk pak,bu" Ucap Oliv pada Agni dan Raga
"Jadi arsitektur terbaik diumurnya yang masih muda  yang kamu maksud itu Agni, Liv ?" Tanya Raga
"Iya pak, apa bapak mengenal bu Agni ?" Tanya Oliv
"Tidak" Jawab Agni sebelum Raga menjawabnya
"Saya kira ibu mengenal pak Raga" ucap Oliv
"Sudahlah mari kita fokus dengan kontrak kerja samanya, saya tidak punya banyak waktu saat ini" Ucap Agni lalu mereka pun mulai membicarakan kontrak kerja sama

Satu jam pun berlalu, akhirnya mereka pun selesai membicarakan kontrak kerja sama itu setelah Agni menandatangi kontrak kerja sama itu.
"Jika sudah selesai saya pamit undur diri" Ucap Agni
"Tunggu dulu, biar saya antar. Oliv kamu ke kantor duluan" Ucap Raga yang diangguki Oliv
"Ayo saya antar" Ucap Raga yang tetap menarik tangan Agni meski Agni terus saja berusaha melepaskan pegangan tangan Raga pada lengannya
"Silahkan masuk nona cantik" Ucap Raga yang sudah membukakan pintu mobilnya untuk Agni
"Tapi saya bisa pulang sendiri" Tolak Agni
"Tidak akan aku biarkan kamu lepas lagi Ag, sekarang kamu masuk kemobil dan biarkan aku mengantarkanmu" Ucap Raga tegas
"Jijik gue kalau lo ngomongnya aku-kamu" Ucap Agni
"Kalau kamu jijik mending kamu masuk kedalam mobil aku, aku janji kalau kamu udah masuk kedalam mobil aku, aku gak akan menggunakan bahasa yang jijik menurut kamu" Ucap Raga yang membuat Agni akhirnya mau masuk kedalam mobilnya
"Sekarang harus diantarkan kemana nona cantik ini ?" Tanya Raga
"Ke kantor gue" Ucap Agni
"Ok nona cantik" Ucap Raga lalu melajukan mobilnya
"Lo ternyata semakin cantik ya Ag dengan pakaian feminim kayak gitu" Ucap Raga tersenyum
"Ngapain lo ada disini ?" Tanya Agni tanpa memperdulikan pujian Raga
"Gue disuruh papah untuk mengurusi kantor cabang yang ada disini, lo sendiri kenapa ada disini ? Apa lo ada disini semenjak lo pergi dari asrama empat tahun yang lalu ?" Tanya Raga
"Gak, waktu SMA gue ada diBerlin tapi pas kuliah gue baru pindah kesini" Jawab Agni cuek
"Gue benar benar rindu sama lo Ag, gue benar benar jatuh cinta sama lo" Ucap Raga
"Bukankah dari dulu gue udah bilang untuk lo membuktikannya ?" Tanya Agni
"Lo perlu bukti apa ? Lo mau gue ngelakuin apa supaya lo percaya sama gue ?" Tanya Raga
"Entahlah" Ucap Agni cuek
"Ag, lo harusnya bisa melihat perjuangan gue yang selalu mencari lo semenjak lo pergi gitu aja saat itu. Lo harusnya tau seberapa menderitanya gue tanpa ada lo di keseharian gue, lo gak tau seberapa frustasinya gue saat orang orang suruhan gue gak pernah bisa menemukan lo. Apa semua bukti itu kurang ? Lo mau nyiksa gue kayak apa lagi Ag ?" Ucap Raga
"Kalau lo serius sama gue, gue harap lo bisa membuktikannya dengan meminta restu dari kedua orang tua gue" Tantang Agni
"Ok, gue akan minta restu sama kedua orang tua lo. Lo tunggu aja" Ucap Raga
"Gue tunggu"  Ucap Agni

Akhirnya mereka pun sampai dikantor Agni.
"Lo jangan capek capek ya Ag, gue janji akan minta restu ke orang tua lo" Ucap Raga
"Ya ya ya, gue harap itu bukan lah omong kosong" Ucap Agni
"Gue pergi dulu ya" Ucap Raga lalu meninggalkan Agni
"Gue harap lo membuktikannya" Ucap Agni menatap mobil Raga yang semakin menjauh

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang