Meet Part 5

850 48 0
                                    

Sudah dua minggu Pricilla dan Abner menjalin hubungan layaknya seorang kekasih, tapi entah kenapa Pricilla merasa ada yang aneh dengan Abner semenjak mereka berpacaran. Jujur saja Pricilla senang jika Abner selalu main kerumahnya bahkan diperkenalkan dengan mamahnya tapi entah kenapa Pricilla merasa bahwa Abner berbeda, Abner tidak pernah mau mengajak Pricilla untuk jalan jalan keluar, jika Pricilla yang mengajak pun Abner pasti akan menolak dengan berbagai alasan. Sebenarnya selama satu minggu terakhir ini Pricilla selalu mengamati Abner ketika mereka ada dirumah dan disekolah, hingga Pricilla pun tau penyebab keanehan dari sikap Abner.
"Kak ! Ko ngelamun sih ? Acara TV nya gak seru ya ?" Tanya Shilla pada Pricilla yang duduk disampingnya
"Eh.. enggak ko Shill, kakak cuman lagi kepikiran tugas aja makanya tadi kakak melamun" Jawab Pricilla
"Kalau ada tugas jangan dilamunin tapi dikerjain kak supaya cepat selesai, kalau cuman dilamunin doang sih gak bakal selesai selesai" Ucap Shilla yang kembali fokus keacara TV
"Iya Shill, nanti kakak kerjain. Hm.. Shill.. kakak mau nanya boleh ?" Ucap Pricilla ragu
"Boleh kak, mau nanya apa ?" Tanya Shilla menatap Pricilla
"Menurut kamu Abner itu gimana ? Kan selama dua minggu ini kakak sama Abner kan pacaran dan lagi Abner selalu main kerumah, jadi menurut kamu dia itu gimana ?" Tanya Pricilla
"Menurut aku sih kak Abner itu keliatannya baik sih kak, dia juga sopan sama mamah, dia juga ramah sama aku, keliatannya juga dia cowok baik baik karena gak pernah ngajak kakak keluyuran ketempat yang gak jelas" Jawab Shilla
"Gitu ya Shill, terus kalau misalnya Abner sama kakak putus gimana ?" Tanya Pricilla
"Lah emang kakak mau putus sama kak Abner ? Kenapa kak ? Bukannya kak Abner itu sayang ya sama kakak ? Hubungan kakak sama kak Abner juga kelihatannya baik baik aja, terus kenapa sekarang kakak tanya hal itu ? Apa kak Abner nyakitin kakak dibelakang aku dan mamah ?" Tanya Shilla
"Enggak ko Shill, kakak kan bilang 'misalnya' bukan 'sebenarnya' jadi jangan salah ambil kesimpulan Shill. Kakak cuman ngerasa aja kalau Abner itu sebenarnya gak suka sama kakak, kakak ngerasa Abner itu sukanya sama seseorang yang deket sama kakak. Mungkin bisa dibilang kakak itu perantara dia buat deket sama orang itu" Ucap Pricilla
"Ko kakak bilang kayak gitu ? Emang kak Abner bilang apa sampai kakak beranggapan seperti itu ? Lagi pula kalau kak Abner menganggap kakak sebagai perantara dia dekat dengan seseorang itu, mana mungkin kak Abner mau dikenalin ke mamah. Yakin deh kak sama aku kalau kak Abner itu sayang sama kakak" Ucap Shilla
"Iya Shill, makasih ya" Ucap Pricilla tersenyum
"Iya kak sama sama" Ucap Shilla tersenyum

*************************

Pagi ini wajah Pricilla nampak pucat, ia merasa tulang tulang yang ada ditubuhnya bergesekan hingga menimbulkan rasa nyeri yang sangat menyakitkan ditambah lagi udara disekitarnya terasa sangat dingin hingga membuatnya menggigil.
"Mamah.. Shilla.. sakit.. dingin.. argh..." Ucap Pricilla mencoba berteriak tapi tidak bisa
"Kak.. kak Pricil.. kakak udah bangun belum ? Kita jogging yuk" Ucap Shilla sambil mengetuk pintu kamar Pricilla
"Shilla.. sakit.. dingin.. argh.." Ucap Pricilla lirih namun terdengar oleh Shilla, Shilla yang mendengar suara Pricilla pun langsung panik dan membuka pintur kamar Pricilla
"Kakak !! Kakak kenapa ?" Tanya Shilla panik yang langsung menghampiri kakaknya itu
"Sakit Shill.. dingin..." Ucap Pricilla yang mulai menangis
"Mamah !!! Mah !! Mamah !!" Teriak Shilla panik
"Ada apa sih Shill pagi pagi teriak teriak kayak dihutan ?" Tanya Endang saat memasuki kamar Pricilla
"Astaga Pricilla ! Kamu kenapa sayang ?" Tanya Endang panik saat melihat Pricilla yang terbaring lemah diatas kasur sambil menggigil kedinginan
"Sakit mah badan Pricill... dingin mah.." Keluh Pricilla sambil menangis
"Pak Irsyad !! Pak !! Cepetan panasin mobil sekarang !" Perintah Endang
"Baik bu" Ucap pak Irsyad lalu pergi ke garasi untuk memanaskan mobil
"Sabar ya sayang sebenar lagi kita akan kerumah sakit" Ucap Endang mengelus rambut Pricilla
"Tapi sakit mah.. dingin..." Ucap Pricilla menangis sesenggukan
"Sebentar ya  sayang !  Ya Tuhan ! Anakku sebenarnya kenapa ? Mengapa lehernya bengkak" Ucap Endang panik
"Mah.. kak Pricill gak papa kan ?" Tanya Shilla
"Semoga saja gak papa ya sayang" Jawab Endang
"Nyonya mobilnya sudah saya panaskan" Ucap pak Irsyad
"Bawa Pricilla ke mobil sekarang pak" Perintah Endang lalu pak Irsyad pun menggendong Pricilla menuju mobil. Pricilla pun tidur dipangkuan Endang sedangkan Shilla duduk didepan samping pak Irsyad
"Pak cepat kerumah sakit sekarang" Perintah Endang lalu pak Irsyad pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat
"Mah.. dingin.." Keluh Pricilla
"Shill AC nya dimatiin aja, kasian kakak kamu kedinginan" Ucap Endang
"Iya mah" Ucap Shilla lalu mematikan AC mobil
"Mah sakit mah.. badan Pricilla sakit semua.. nyeri mah.." Keluh Pricilla
"Sabar ya sayang sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit ko" Ucap Endang sambil mengelus rambut Pricilla untuk menenangkannya
"Sudah sampai nyonya" Ucap pak Irsyad saat mereka berhenti didepan pintu UGD
"Pak cepat bawa Pricilla keruang UGD" Perintah Endang lalu pak Irsyad pun segera menggendong Pricilla
"Dok ! Dokter ! Tolong anak saya dok ! Anak saya dari tadi terus mengeluh sakit dok ! Tolong anak saya !" Ucap Endang pada dokter yang melangkah masuk kedalam ruang UGD tempat Pricilla berada
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin bu, sekarang ibu tunggu disini ya" Ucap dokter itu lalu masuk kedalam ruang UGD
"Ya Tuhan ! Apa yang terjadi dengan Pricilla" Ucap Endang mengusap wajahnya
"Mah.. kak Pricill akan baik baik aja kan setelah ditangani oleh dokter ?" Tanya Shilla
"Kita berdoa aja ya sayang semoga Pricilla gak papa" Ucap Endang memeluk Shilla

Setelah menunggu selama 30  menit akhirnya dokter pun keluar.
"Dok ! Bagaimana keadaan anak saya ?" Tanya Endang
"Mari kita bicarakan diruangan saya" Ucap dokter, Endang pun menggenggam tangan Shilla lalu mengikuti dokter menuju ruangannya
"Jadi dia sakit apa dok ?" Tanya Endang saat mereka sudah berada diruangan dokter tersebut
"Setelah melalui beberapa tes dan ronsen ternyata anak ibu terkena penyakit leukimia stadium akhir. Rasa nyeri yang ia rasakan itu bersumber pada bagian tulangnya dan rasa dingin yang ia rasakan disebabkan menurunnya daya tahan tubuhnya hingga ia tidak kuat sedikitpun dengan berbagai cuaca yang sedikit berada dibawah maupun diatas rata rata, saya rasa anak ibu mungkin sudah mengalami rasa nyeri pada beberapa bagian tubuhnya akhir akhir ini namun tidak dihiraukan olehnya hingga kini sel darah merah yang berada ditubuhnya semakin membeku dan mengakibatkan sel darah putihnya semakin banyak diproduksi. Untuk kesembuhan anak ibu mohon maaf kami tidak bisa menjamin karena selama ini belum ditemukan obat untuk pasien yang terkena penyakit leukimia stadium akhir, jika saja anak ibu memeriksakannya sejak awal mungkin kita dapat mencegah terjadinya pembekuan sel darah yang berkelanjutan seperti" Jelas dokter
"Apa kakak saya benar benar bisa sembuh dok ?" Tanya Shilla saat Endang tengah shock dengan apa yang didengarnya
"Mohon maaf, kita tidak dapat menyembuhkannya" Jawab dokter
"Berarti kakak.." Ucapan Shilla terputus tergantikan isak tangis yang keluar dari bibirnya, mereka berdua pun keluar dari ruangan dokter dengan air mata yang terus menetes
"Mah.. kenapa ini bisa terjadi sama kakak ? Apa kakak benar benar gak bisa sembuh ? Shilla gak mau kehilangan kakak mah" Ucap Shilla yang terisak
"Kita berdoa aja ya sayang, semoga Pricilla bisa sembuh" Ucap Endang mengelus pipi Shilla sambil menangis
"Mah.. Shill.. kalian kenapa ?" Tanya Pricilla lirih saat Endang dan Shilla masuk kedalam kamarnya
"Gak papa ko kak" Jawab Shilla dengan senyum terpaksa
"Kamu jangan bohong deh ke kakak, kakak tau kamu habis nangis. Ada apa ? Apa yang dokter bilang ke kalian ?" Tanya Pricilla
"Kamu.. terkena leukimia stadium akhir sayang" Jawab Endang yang membuat Pricilla terkejut
"Tapi kakak percaya deh sama aku, kakak pasti akan sembuh. Kakak juga janji ya sama aku kalau kakak akan sembuh, aku gak mau kehilangan kakak" Ucap Shilla yang terisak lalu memeluk Pricilla
"Iya Shill.. kakak janji, kakak akan sembuh demi kamu, mamah dan papah" Ucap Pricilla membalas pelukan Shilla
"Ya udah kalau gitu sekarang kakak istirahat ya" Ucap Shilla melepaskan pelukannya lalu menyelimuti Pricilla

*************************

Sudah tiga hari Pricilla tidak masuk sekolah dan itu membuat Abner bingung. Hari ini berencana untuk berkunjung ke rumah Pricilla untuk mencari tahu alasan Pricilla tidak masuk selama tiga hari belakangan ini
"Permisi" Ucap Abner sambil mengetuk pintu rumah Pricilla
"Iya sebentar. Eh den Abner, ada apa den kesini ? Mau nyari non Pricilla ya ?" Tanya bibi
"Hehehehe iya bi, bibi tau aja" Ucap Abner sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Emang aden belum tau ya kalau non Pricilla masuk rumah sakit sejak hari Minggu ?" Tanya bibi
"Ha ? Pricilla masuk rumah sakit ? Emang dia sakit apa bi ?" Tanya Abner bingung
"Bibi juga kurang tau den, yang jelas non Pricilla dirawat dirumah sakit Permata Hati" Jawab bibi
"Ya udah deh bi kalau gitu makasih ya bi infonya, saya pamit dulu" Ucap Abner lalu melajukan motornya menuju rumah sakit yang dikatakan oleh bibi

*************************

Sesampainya dirumah sakit Abner pun langsung menuju bagian resepsionis.
"Sus saya mau tanya kalau ruangan Agatha Pricilla itu dimana ya ?" Tanya Abner
"Sebentar, Agatha Pricilla dirawat diruangan Tulip VVIP" Jawab suster
"Terimakasih sus" Ucap Abner lalu ia pun segera melangkah menuju kamar Pricilla

Cklek...

"Abner.." Ucap Pricilla terkejut
"Hai Cill ! Lo sakit apa ? Ko gak ngabarin gue sih ?" Tanya Abner lalu duduk dikursi samping ranjang Pricilla
"Eh.. Hm.. HP gue ketinggalan dirumah jadi gue gak bisa ngabarin lo deh" Jawab Pricilla
"Jadi lo sakit apa ? Ko sampai tiga hari gak masuk sekolah ? Kata bibi juga lo masuk rumah sakit semenjak hari Minggu" Ucap Abner
"Eh.. g-gu-gue cumen kecapek an ko, mungkin karena gue terlalu fokus sama tugas yang akhir akhir ini numpuk" Ucap Pricilla
"Ouh gitu, gue kira lo sakit parah" Ucap Abner
"Eh... eng-enggak ko" Jawab Pricilla
"Hm.. Cill, gue boleh ngomong sesuatu gak sama lo ?" Tanya Abner
"Boleh, emangnya lo mau ngomong apa ?" Tanya Pricilla
"Sebenarnya gue..."

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang