Keesokan harinya, Sivia dan Shilla pun memutuskan pergi keruang CCTV bagian penerimaan dan pendistribusian paket asrama sedangkan yang lainnya memilih untuk tetap dirumah. Sivia dan Shilla langsung memasuki ruang CCTV tersebut lalu mengcopy rekaman CCTV kemarin kedalam kaset, setelah itu mereka pun kembali ke rumah.
"Ayo guys kita liat rekamannya" Ucap Sivia memasukkan kaset tersebut kedalam DVD
"Perhatikan baik baik" Ucap Shilla, mereka semua pun menatap serius TV yang sedang memutarkan rekaman CCTV kemarin
"Guys, liat deh orang yang pakai motor matic merah itu" Ucap Alvin menunjuk bagian penerimaan paket
"Ko keliatannya mencurigakan ya ?" Ucap Cakka
"Dia pengantar paket ? Tapi kenapa pakai masker kayak gitu ? Mana bagian mukanya ketutupan lagi" Ucap Rio
"Apa jangan jangan dia yang nganterin paket untuk Ify ?" Tanya Gabriel
"Kita liat dulu kelanjutan paketnya" Ucap Ify. Paket yang dikirim kan pemuda tadi pun langsung dibawa ke ruang pengecekan, setelah dicek tidak ada hal yang mencurigakan dan membahayakan paket itu pun dibawa keruang pendistribusian
"Itu, itu kan kotak kemarin yang lo terima kan Fy ? Berarti kemarin yang ngirimin paket untuk lo itu orang yang pakai motor matic tadi" Ucap Agni
"Coba direplay dibagian penerimaan paket deh, gue mau liat plat nomornya" Ucap Sivia lalu Shilla pun mereplay rekaman itu
"D 371 FR" Ucap Shilla saat melihat plat nomor tersebut
"Vi, cepetan lo lacak plat nomornya" Ucap Agni tidak sabar, lalu Sivia pun langsung membuka laptopnya dan mulai melacak plat nomor tersebut
"Guys, gue rasa pengirim paketnya terlalu pintar deh" Ucap Sivia saat berhasil melacak plat nomor tersebut
"Emang kenapa Vi ?" Tanya Cakka bingung
"Lo liat sendiri deh" Ucap Sivia sambil meletakkan laptopnya dihadapan teman temannya
"Motornya gak ada ? Ini serius ? Bukannya plat nomornya udah bener ya ?" Tanya Alvin sambil melihat kembali plat nomor yang terlihat di TV
"Ini bener ko, tapi ko motornya gak ada sih ?" Ucap Gabriel bingung
"Ada dua kemungkinan yang terjadi jika kita tidak melacak motor itu, kemungkinan yang pertama bisa saja motor itu telah dihancurkan hingga hilang jejaknya, kemungkinan yang kedua bisa saja motor itu tidak terdaftar dikepolisian. Gue rasa peneror ini memiliki kekuasaan yang tinggi hingga dia bisa memalsukan plat nomor yang digunakan saat pengiriman paket, mungkin peneror ini memang bukan orang yang sembarangan jika dilihat dari kecerdikannya" Ucap Ify
"Jadi gimana Fy ? Apa yang harus kita lakukan ?" Tanya Shilla
"Kita tunggu paket paket selanjutnya, setelah itu baru kita mulai bergerak" Ucap Ify yang diangguki Shilla, Agni dan Sivia sedangkan CRAG terdiam karena bingungTok.. Tok.. Tok...
"Vin, bukain gih" Ucap Rio pada Alvin, Alvin melangkah menuju pintu
"Gue rasa masalah agak rumit ya guys" Ucap Gabriel
"Iya Yel, andai kita tau siapa musuhnya mungkin gak akan serumit ini" Ucap Rio
"Guys, ada paket untuk Cakka" Ucap Alvin menyerahkan paket kepada Cakka
"Gue ? Gak salah ?" Tanya Cakka lalu menerima paket yang diberikan Alvin
"Mungkin dari fans lo Cakk" Ucap Gabriel
"Fans gue gak ada yang tau kalau gue tinggal disini sekarang" Ucap Cakka menatap kotak berukuran kecil dengan tatapan menyelidik
"Buka Cakk, jangan lo pandangin mulu" Ucap Alvin, Cakka pun membuka kotak tersebut
"HUA... IEL... ADA CICAK !!" Teriak Cakka histeris setelah membuka dan melihat isi kotak tersebut lalu melemparnya
"Siapa yang ngirimin beginian ke Cakka ?! Udah gila kali ya tuh orang ?!" Ucap Alvin dengan suara tinggi
"Emang kenapa ?" Tanya Agni sambil menatap Cakka yang memeluk Gabriel
"Cakka itu paling takut sama cicak, dia gak bisa ngeliat cicak disekitarnya. Kalau Cakka liat cicak dia pasti histeris kayak sekarang dan kemungkinan nanti dia bakal demam kepikiran terus sama cicak yang dilihatnya" Jelas Rio
"Iel.. gue takut... " Ucap Cakka lirih yang masih memeluk erat Gabriel, Gabriel yang dipeluk seperti itu oleh Cakka pun hanya bisa mengelus pelan punggung Cakka
"Udah Kka, lo tenang. Ada gue sama yang lainnya ko disini" Ucap Gabriel mencoba menenangkan Cakka sambil mengelus punggungnya
"Kurang kerjaan banget sih tuh orang sampai ngirimin beginian segala" Gerutu Sivia sambil mengambil cicak yang sudah mati itu lalu memasukkan kedalam kotak kembali, namun sebelum sepenuhnya menutup kotak, Sivia melihat ada selebar kertas yang terselip disana
"Guys, ada surat nya" Ucap Sivia
"Mana ?" Tanya Ify, lalu Sivia pun menyerahkan surat itu kepada Ify. Ify pun membuka lembar surat yang tertekuk tersebut'Lindungi mereka sebisa kalian. Semakin kalian melindungi mereka, semakin kalian akan mendekati kata kehilangan
Pengagum mu'
"SIALAN !! SIAPA YANG NGIRIM PAKET INI ?!!" Bentak Alvin setelah membaca surat tersebut
"BRENGSEK !! BERANI BERANI NYA MEREKA NGANCAM KITA !!" Bentak Gabriel
"Yang akan mengirim surat ini akan mati ditangan gue" Ucap Rio datar penuh penekanan
"Gue.. gue.. gak mau pisah dari Agni" Ucap Cakka lirih dengan kondisi badan yang lemas dan sudah melepaskan pelukannya dari GabrielDrrtt.. Drrtt..
From : private number
Kami tidak main main akan perkataan kami, jika kalian berpaling dari kami maka kami tidak akan segan segan menghabisi mereka
Alvin yang membaca pesan yang diterima diHP nya pun langsung membanting HP nya hingga hancur, SISA, Gabriel, Rio dan Cakka pun terkejut melihat ekspresi Alvin yang sangat murka
"SIALAN !! BRENGSEK !!BAJ*NGAN" Teriak Alvin
"Vin, tenang. Calm down" Ucap Sivia berusaha menenangkan Alvin yang sangat murka, kini wajah Alvin benar benar memerah karena emosinya yang sudah sampai ubun ubun
"Vin, tenangin diri lo" Ucap Gabriel sambil memegang bahu Alvin
"AKAN GUE HABISI LO SEMUA YANG BERNIAT MEMISAHKAN KITA SEMUA !! BAJ*NGAN !! KEP*RAT" Bentak Alvin memberontak saat Rio dan Gabriel yang berusaha menahan Alvin dibagian bahu dan lengannyaPlak
Rio, Cakka dan Gabriel pun terkejut ketika melihat sebuah tamparan mendarat dibagian pipi sebelah kanan Alvin
"Tahan emosi lo, lo gak mau kan membuat semua orang yang ada disini terluka" Ucap Sivia menatap Alvin tajam, Alvin yang menerima tamparan dari Sivia pun langsung terdiam
"Disini bukan lo aja yang takut kehilangan mereka Vin, kita juga takut kehilangan mereka" Ucap Rio yang melonggarkan cengkramannya dibahu dan lengan kanan Alvin
"Lo jangan egois Alvin, disini sahabat sahabat lo pun khawatir sama keadaan ini. Jangan karena emosi lo jadi melupakan sekitar lo" Ucap Sivia menatap Alvin yang menunduk
"Maaf" Ucap Alvin lirih
"Maaf gue kelepasan, gue gak ada maksud untuk seperti itu sama kalian" Lanjut Alvin lirih, Sivia pun menganggat wajah Alvin dengan kedua tangan yang ia telungkupkan kepipi Alvin hingga Alvin menatap dirinya
"It's ok Vin, gue ngerti ko perasaan lo. Tapi jangan sampai emosi lo menguasi diri lo, lo harus mengontrolnya sekarang Vin" Ucap Sivia yang masih menatap Alvin
"Iya Vi, makasih" Ucap Alvin menggenggam tangan Sivia yang berada dikedua pipinya
"Sama sama. Pipi lo sakit gak ? Sorry, tadi gue napar lo" Ucap Sivia mengelus pipi kanan Alvin dengan ibu jarinya
"Gak ko Vi. Thanks, karena lo udah nampar gue. Andai lo gak nampar gue tadi mungkin gue masih ngamuk sekarang" Ucap Alvin tersenyum lembut ada Sivia
"Gue baru tau ternyata ada juga ya orang yang bilang makasih setelah ditampar" Ucap Sivia sambil melepaskan tangannya yang berada di pipi Alvin, Alvin pun terkekeh
"Berada nonton drama telenovela ya" Celetuk Gabriel
"Iya Yel, sayang banget ya tamatnya cepet banget" Ucap Rio terkekeh
"Apaan sih lo semua" Ucap Alvin salting
"Cie.. salting.." Goda Gabriel
"Lo gak papa kan Kka ?" Tanya Agni menatap Cakka yang terdiam
"Lo ko diam aja sih ? Lo sakif ya ?" Tanya Agnu lalu memegang kening Cakka
"Astaga Cakka ! Badan lo panas" Ucap Agni terkejut
"Bawa Cakka ke kamarnya" Ucap Ify lalu Alvin dan Gabriel pun memapah Cakka menuju kamarnya
"Lo ambilin baskom sama komresan sekarang" Ucap Ify pada Rio lalu pun Rio menuju dapur
"Agni, lo urusin Cakka dulu gih. Biar gue yang bikinin Cakka bubur" Ucap Ify, Agni pun menuju kamar Cakka
"Shill, lo cari obat demam ya terus bawa ke kamarnya Cakka" Ucap Ify yang diangguki Shilla
"Vi, lo bantuin gue bikin bubur didapur" Ucap Ify yang diangguki Sivia

KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
AksiSegala hal tak terduga akan mereka hadapi kedepannya demi keberhasilan sebuah misi. Dapat kah mereka melewati segala hal yang terjadi secara tiba tiba itu ? Akankah takdir akan ikut campur dalam sebuah misi itu ? (Cover by Neyza Alfathunissa) Up : J...