"Jisung hyung –ini aku, Jihoon. Aku –aku ingin minta izin karena tidak bisa masuk kerja selama beberapa hari ke depan..."
"Hah?! Kenapa?!"
"Aku –semalam ada kejadian tidak mengenakkan yang terjadi padaku di kelab malam. Jadi, aku –aku terpaksa tidak bisa masuk selama beberapa hari ke depan. Aku –aku sungguh menyesal karena tidak bisa masuk kerja.. aku harap Jisung hyung bisa memakluminya", ucapnya seraya tertunduk menatap selimut tebal yang berada di pahanya.
"Kenapa? Apa yang terjadi? Kau diapakan?!"
"Eh eng –anu.."
"Bossnya melempar sloki whisky ke kepalanya sampai pecah karena dia terlambat datang sehingga dia terluka. Dan rupanya dia juga terserang malnutrisi dan anemia sehingga kini si kerdil ini berada di rumahku. Dia harus bed rest selama beberapa hari sampai dia dinyatakan sembuh. Sebagai boss yang baik seharusnya kau memakluminya".
Dia mengangkat kepalanya –melihat seorang lelaki jangkung yang kini berada di sampingnya, menyela bicaranya dengan atasannya di kedai kopi. Hal itu membuatnya mendesis –kesal. Dia itu tidak seharusnya ikut-ikutan bicara! Menyebalkan sekali!
"Heh?! Kau baik-baik saja?! Aduh! Pasti karena kau membetulkan mesin kopi dulu sehingga kau datang terlambat ke sana dan mengalaminya! Di mana kau sekarang?! Aku akan menengokmu! Aku akan datang sekarang juga!"
Belum sempat dirinya memberikan jawaban pada atasannya, kembali terdengar suara dari seberang sana. Kali ini, sedikit lebih riuh dibandingkan sebelumnya. Padahal, sebelumnya saja sudah riuh.
"Jihoon hyung!? Jihoon hyung di mana?! Aku akan datang bersama Jisung hyung dan Seungmin hyung! Ah –iya, iya! Dengan Sungwoon hyung juga! Kami akan datang ke sana secepatnya!"
"Jeongin! Jangan sela bicaraku! Aku masih bicara dengan Jihoon!"
"Jihoon hyung! Kami akan datang dengan ayam goreng! Dan cola! Dan juga es krim buah kesukaanmu! Tunggu kami, ya!"
"Seungmin! Dia itu sedang sakit, kau bisa dengar tidak, sih?! Aih, anak-anak ini! Cepat kembali bekerja! Banyak pelanggan yang datang!"
"Iya, iya! Tapi setelah ini kita harus kunjungi Jihoon hyung!"
"Iyaaaa, Jeongin! Aku akan membawa kalian mengunjungi Jihoon!"
Lelaki yang disebut dengan panggilan Jihoon itu menjauhkan ponselnya beberapa sentimeter karena suara dari seberang sana terlampau keras. Jisung hyung –nama lengkapnya Yoon Jisung itu cukup cerabih. Mungkin itu salah satu alasan mengapa dia mendapatkan banyak peran di teater musikal –selain suaranya yang begitu indah, tentunya.
Sedangkan teman-temannya seperti Yang Jeongin –anak termuda di kedai, Ha Sungwoon, dan Seungmin –yang biasanya lebih kalem, hari ini tampaknya seperti kelebihan energi. Dia memang tidak mendengar suara Sungwoon tadi, namun jika mendengar Jeongin yang tampaknya sedang bicara dengan Sungwoon –lelaki itu bisa membayangkan bagaimana reaksi Sungwoon ketika mendengar berita terkini tentang dirinya.
"Ah –tidak perlu repot-repot, hyung. Aku akan langsung kembali bekerja ketika sudah bisa keluar nanti!"
Jihoon sebenarnya terharu, karena di saat seperti ini mereka ternyata peduli pada Jihoon. Jika dipikir, padahal Jihoon adalah salah satu orang yang cenderung pasif ketika berada dalam lingkaran interaksi teman-temannya di kedai, namun ternyata mereka mempedulikan keberadaan dirinya. Membuatnya ingin menitikkan air mata.
"Heh! Kondisimu parah begitu! Kami akan menjengukmu! Di mana kau berada sekarang? Kirimkan alamatnya padaku melalui pesan singkat!"
"Tidak, tidak usah! Aku baik-baik saja, sungguhan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
amore ; panwink✔
Fanfiction🌺𝙘𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙🌺 ❝𝐚𝐥𝐥 𝐲𝐨𝐮 𝐧𝐞𝐞𝐝 𝐢𝐬 𝐥𝐨𝐯𝐞❞ ㅡ 𝘓𝘢𝘪 𝘒𝘶𝘢𝘯𝘭𝘪𝘯 ❝𝐭𝐡𝐞𝐧, 𝐰𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐦𝐞 𝐰𝐡𝐚𝐭 𝐢𝐬 𝐥𝐨𝐯𝐞?❞ ㅡ 𝘗𝘢𝘳𝘬 𝘑𝘪𝘩𝘰𝘰𝘯 Lai Kuanlin, seorang Direktur Utama Perusahaan Perbankan terbesar di...