Bab 49 : chajatta

1.1K 184 37
                                    

"Ya, halo?"

Dia menempelkan benda persegi panjang berwarna hitam di daun telinganya. Mendengarkan suara dari seberang sana yang terhubung melalui sambungan telepon nirkabel.

"Oh— sekarang rupanya? Yakin ingin meeting sepagi ini? Apa yang ingin dibicarakan? Ah, masalah konsep naskah?"

"Tapi, aku kebetulan sedang mengerjakan beberapa pekerjaanku."

"Ya —kurasa aku bisa kesana, tapi tidak janji akan tiba dalam setengah jam. Masih ada beberapa yang harus kubereskan."

Maniknya menatap layar di hadapnya sekilas.

"Ho? Kau mengajaknya juga?"

Sebuah kalimat tanya dilontarnya begitu mendengar nama yang tak asing di telinganya. Menarik sudut bibirnya begitu dia mendengar kalimat yang terlontar dari insan di seberang sana, lawan bicaranya kini.

"Kau sudah tahu betul Hwang Minhyun itu seperti apa," kekehnya pendek.

Tangannya masih terus bergerak, menggerakkan mouse komputer guna memilih beberapa menu di jendela yang muncul begitu dia memilih suatu opsi di sana.

"Tidak masalah, jika kau memberiku waktu untuk merampungkan pekerjaanku barang sebentar saja. Sudah hampir rampung. Aku akan segera pergi ke sana usai merampungkan semuanya."

"Ya —terima kasih atas pengertiannya."

Telapak tangannya menelungkupkan ponselnya di atas meja. Maniknya kembali menatap layar di hadapnya, melanjutkan aktivitasnya sebelumnya.

Click

Do you want to enable auto-recording?

Yes       No

Auto recording enabled successfully!

🌺🌺🌺

Kakinya bergerak maju. Tangannya juga bergerak, justru kini tangannya yang lebih banyak bekerja. Bergerak-gerak seiring netranya yang mengamat-amati benda di depannya.

Kain lap berwarna ungu itu bergerak menyapu permukaan yang terbuat dari plastik. Bergerak menghapus debu demi debu yang menempel di sana, supaya tidak mengganggu pernafasan.

Dia menggerakkan tangannya untuk mengusap permukaan itu sejak tadi. Risih rasanya ketika dia melihat banyak debu menempel di sana. Jiwa kebersihannya yang cukup kuat tergelitik jadinya.

Tuk

"Heh?" dia bergumam begitu merasakan tangannya menyentuh suatu benda yang cukup keras, membuat sedikit suara karenanya.

Ibu jarinya menggenggam benda berukuran kecil dengan warna hitam, seukuran dengan bandul yang biasa ada di kalung seseorang. Kecil. Bulat bentuknya. Tidak bersinar sama sekali, kecuali eksistensi stiker hologram kecil yang melekat di atasnya. Membuatnya terlihat dengan cukup jelas.

"Apa— ini?"

Netranya menatap lekat benda di tangannya. Membolak-balik benda itu. Stiker hologram yang menempel di sana berpendar diterpa cahaya mentari yang masuk melalui jendela.

"Phill Jones —233?"

🌺🌺🌺

Drrrt— drrrt—

Drrrrt— drrrrt—

"Tch. Be—risik!"

amore ; panwink✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang