Bab 14 : solliciti

1.2K 226 66
                                    

[Satu Bulan Kemudian ; Distrik Jung]

Musim dingin telah berlalu, musim semi telah tiba. Daun-daun di pohon sudah mulai tumbuh lagi, dan bunga-bunga indah sudah mulai bermekaran mewarnai pemandangan. Mempercantik kota Seoul yang mulanya sudah cantik, jadi semakin elok dan apik.

Dengan datangnya musim semi, sepertinya orang-orang jadi lebih ceria. Entah mengapa, jika memperhatikan raut wajah orang-orang yang berpapasan dengan kita di jalanan, mereka tampak lebih sumringah dibandingkan saat musim dingin. Mungkin –ini hanya sebuah kemungkinan, karena perubahan suhu yang cukup signifikan. Musim semi tiba, suhu udara jadi lebih menghangat –dan mungkin juga dengan suasana hati orang-orang yang lewat.

Begitu pula halnya yang terjadi di gedung kantor perbankan terbesar di Distrik Jung ini –bahkan mungkin di Korea Selatan. Para pegawai tampak terlihat lebih cerah dibandingkan sebelumnya. Mungkin, salah satu penyebabnya adalah bonus gaji yang turun beberapa minggu yang lalu.

Performa perusahaan meningkat dan profit perusahaan pun turut meningkat, sehingga Direktur mereka turut membagi kebahagiaan itu dengan menurunkan bonus gaji kepada para karyawannya –dengan jumlah yang tidak sedikit. Yah, cukup untuk membeli satu minibus baru per satu orangnya.

Mungkin, hal seperti itu akan menimbulkan sebuah persepsi jika semua orang di perusahaan itu sedang bahagia. Jika dilihat dari raut wajah para pegawai sih –hal itu ada benarnya. Tapi, bagaimana dengan orang yang berada di balik semuanya? Si Direktur jangkung yang dikenal arogan itu.

Dia tidak keluar dari ruangannya sejak kemarin. Sama sekali tidak keluar dari sana, bahkan untuk pulang ke rumahnya. Dan tidak ada satu pun pegawai yang tahu, apa yang sedang dia kerjakan di sana –sendirian. Ya, sendirian. Karena sang sekretaris pribadi pun tiba-tiba mengambil cuti selama satu minggu lamanya.

Sebuah hal yang jarang sekali terjadi di perusahaan perbankan itu.

Pasalnya, sang sekretaris pribadi yang biasa mengenakan sepasang stilleto senada dengan pakaiannya selalu mengikuti sang Direktur kemana pun mereka pergi. Menimbulkan banyak persepsi negatif di benak para karyawannya –seperti terjadinya hubungan asmara di antara keduanya, perselingkuhan, dan lain-lain. Siapa yang tidak curiga jika kemana pun mereka selalu berdua? Bahkan ke luar negeri sekali pun!

Banyak kabar burung yang tersebar di antara karyawan jika keduanya mempunyai hubungan asmara. Sumbernya? Staff yang biasanya turut serta dengan keduanya dalam perjalanan bisnis. Sepulangnya mereka dari perjalanan bisnis ke luar kota atau ke luar negeri, mereka biasanya akan menyebarkan gunjingan perkara apa yang mereka saksikan selama mereka pergi dengan keduanya.

Dasar manusia.

Mereka tidak tahu saja jika yang terjadi benar adanya.

Di balik pintu kayu besar berwarna cokelat itu, ada seorang lelaki dengan setelan jas lengkap yang sedikit berantakan. Rambutnya berantakan, pakaiannya berantakan. Dia semalaman terjaga di ruangannya, tidak pulang ke kondominiumnya yang nyaman. Memilih untuk tetap berada di ruangan kerjanya yang sangat besar.

Matanya memandang lurus ke arah laptop yang menyala di atas meja. Jemarinya sesekali mengurut keningnya, membaca semua kata per kata yang tertera di layar. Sungguh, sejak semalam dia tidak bisa berpikir dengan benar. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dan, dia tidak bisa mengusir pikiran itu.

Tangannya sedikit menarik dasi yang terpasang di lehernya. Terpasang secara asal-asalan, sebab dia sampai sekarang belum bisa memasang dasinya sendiri. Lelaki itu memang sedikit aleman. Dia perlu seseorang untuk mengurusi dirinya, dan orang yang biasa mengurusnya sedang mengambil cuti –entah untuk apa.

Dia menarik dasinya hingga terlepas –melemparnya ke sembarang arah. Dia tidak peduli jika dasi mahalnya ternyata tersangkut di tanaman artifisial yang ada di ruangannya atau terlempar ke tong sampah, pikirannya terlalu rusuh untuk memikirkan hal sepele semacam itu.

amore ; panwink✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang